Harus Obyektif, Ini Kata Pakar UGM Terkait Kehadiran Virtual Police
Kebijakan ini dimaksudkan untuk menciptakan medsos yang bersih dan sehat. Namun penerapan ini memicu pro dan kontra di tengah masyarakat. Pakar Literasi Digital UGM, Dr Novi Kurnia memberikan penjelasan apa yang perlu diperhatikan pihak kepolisian dalam menerapkan virtual police itu.
Pada masa kepemimpinan Kapolri yang baru, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, penerapan virtual police mulai diberlakukan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menciptakan medsos yang bersih dan sehat. Namun penerapan ini memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Pakar Literasi Digital Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Novi Kurnia, mengatakan bahwa kehadiran virtual police harus tetap memperhatikan sejumlah aspek dalam pelaksanaannya. Novi menjelaskan bahwa aspek yang ia maksud di antaranya adalah posisi, proses, transparansi, perlindungan data diri, hak pengguna sosial, dan kolaborasi moderasi konten.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Virtual police sebagai sebuah aksi memoderasi ini bagus. Namun ada catatan-catatan yang harus dipertimbangkan seperti posisi untuk bisa menjaga netralitas, objektivitas, dan keadilan. Jangan terus interventif,” kata pengajar Ilmu Komunikasi UGM itu mengutip dari Ugm.ac.id. Berikut selengkapnya:
Demi Kepentingan Umum
©2014 Merdeka.com
Novi mengaku belum mengetahui secara detail bagaimana virtual police nantinya bekerja dalam menjalankan pengawasan konten di dunia maya. Namun ia berharap tugas virtual police bisa lebih netral dan berpihak pada kepentingan umum, bukan industri, kelompok besar, maupun pemerintah.
Selain itu, ia juga berharap proses pelacakan konten perlu disesuaikan dengan platform masing-masing media sosial. Selain itu, dia mengatakan perlu edukasi dan sosialisasi dari polisi kepada pengguna media tentang konten apa yang dianggap sebagai konten negatif atau mengarah pada tindak pidana.
Pentingnya Hak Privasi
Novi juga menekankan pentingnya perlindungan data diri pengguna dalam melaksanakan program pengawasan virtual police. Beberapa di antaranya seperti apa saja data yang bisa dibuka, bagaimana jaminan perlindungannya, dan mitigasi terhadap kebocoran data pribadi.
Ia pun meminta kepada pihak kepolisian untuk memperhatikan hak digital pengguna sosial untuk menyuarakan aspirasi. Kehadiran virtual police diharapkan tak lantas mengekang masyarakat dalam menyampaikan pendapatnya di media sosial.
“Modelnya kan sistem peringatan. Apakah dalam prosesnya mendapatkan hal baik sebelum dan sesudah dimonitor,” kata Novi mengutip dari Ugm.ac.id pada Jumat (26/2).
Pentingnya Kolaborasi
Menurut Novi, yang tak kalah penting dari kebijakan virtual police itu adalah soal moderasi konten di media sosial. Baginya, kolaborasi menjadi hal yang harus dilakukan bersama pakar terkait.
“Kolaborasi ini harus terus dibangun karena tidak hanya menjadi tanggung jawab virtual police saja. Namun juga semua pihak seperti lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan pegiat literasi digital juga perlu berkolaborasi, terutama dalam peningkatan kompetensi digital masyarakat Indonesia,” pungkas Novi.