Inovatif, Warga di Boyolali Ini Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu
Harga gas elpiji makin ke sini makin melambung tinggi. Namun kenaikan itu tidak berlaku bagi warga Desa Urutsewu, Kabupaten Boyolali. Mereka memanfaatkan biogas dari limbah tahu sebagai sumber api untuk kebutuhan rumah tangga.
Harga gas elpiji makin ke sini makin melambung tinggi. Namun kenaikan itu tidak berlaku bagi warga Desa Urutsewu, Kabupaten Boyolali.
Mereka memanfaatkan biogas dari limbah tahu sebagai sumber api untuk kebutuhan rumah tangga. Pemanfaatan biogas dari limbah tahu di desa itu telah berjalan 12 tahun. Kualitas api yang dihasilkan dari biogas ini terlihat sangat bagus.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Nggak kayak kompor minyak. Kadang kan hitam wajannya. Kalau biogas bagus. Biru apinya,” kata Revita, salah seorang warga Urutsewu yang memanfaatkan biogas itu, dikutip dari kanal YouTube Liputan6.com pada Selasa (19/7).
Untuk Keperluan Sehari-Hari
©YouTube/Liputan SCTV
Revita mengaku penggunaan biogas dari limbah tahu itu bisa menghemat keuangannya. Biogas itu bisa ia manfaatkan untuk keperluan sehari-hari, terutama untuk memasak makanan. Selain Revita, ada 15 warga lain yang menggunakan biogas untuk keperluan sehari-hari.
Inovasi biogas itu pertama kali dikembangkan oleh Suwarno. Sebelum jadi gas, limbah tahu itu ia tampung di bak penampungan khusus untuk kemudian dijadikan biogas.
Suwarno mengalirkan biogas ini menggunakan pipa paralon yang kemudian dialirkan secara gratis ke tetangga-tetangga rumah.
Tidak Merasa Rugi
©YouTube/Liputan SCTV
Walaupun hasil penemuannya digunakan untuk kepentingan orang banyak, Suwarno tidak sedikitpun merasa rugi. Apalagi prosesnya pun tidak memakan waktu cukup lama.
“Dari awal kita proses selama dua bulan, limbah ini sudah bisa jadi biogas. Fungsinya untuk keperluan rumah tangga,”kata Suwarno.
Suwarno mengakui, inovasi biogas dari limbah tahu ini tergolong cukup mahal untuk setingkat dusun. Ia mengaku butuh dana hingga Rp50 juta untuk membuat bak penampungan hingga instalasi biogas. Tapi biaya semahal itu menjadi sangat berarti saat harga elpiji mahal seperti saat ini.