Karang Taruna Ini Sulap Selokan Kumuh Jadi Kolam Ikan, Angkat Perekonomian Warga
Sebuah saluran air yang berada di Kampung Mrican, Giwangan, Kota Yogyakarta, awalnya hanyalah selokan kumuh yang penuh sampah. Namun sejak 2019, tempat itu menjadi wahana rekreasi bagi warga sekitar.
Sebuah saluran air yang berada di Kampung Mrican, Giwangan, Kota Yogyakarta, awalnya hanyalah selokan kumuh yang penuh sampah. Namun sejak 2019, tempat itu menjadi wahana rekreasi bagi warga sekitar.
Pada awalnya, para pemuda dan warga sekitar prihatin dengan tumpukan sampah yang berada di sepanjang selokan. Oleh karena itulah mereka kemudian berinisiatif melakukan gebrakan baru dengan mengubah selokan itu menjadi kolam ikan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Gebrakan itu berjalan sukses. Kini selokan itu menjadi lokasi ternak ikan yang bisa menghasilkan panen ikan yang berlimpah.
Tak hanya itu, lokasinya yang dikemas secara menarik membuat banyak wisatawan yang berdatangan. Perekonomian warga di sana pun terangkat dengan adanya kolam ikan dan wahana di sekitarnya.
Saluran Irigasi Penuh Sampah
©YouTube/Cap Capung
Pembuatan kolam ikan di Kampung Mrican, Giwangan diinisiasi oleh kelompok Karang Taruna di sana. Mereka prihatin dengan keadaan saluran irigasi yang penuh dengan sampah.
Oleh karena itulah mereka kemudian berkumpul untuk mencari solusi atas masalah itu. Dari situlah tercetus ide untuk membebaskan selokan itu dari sampah.
“Aliran irigasi ini nantinya berujung ke sawah-sawah di sekitar Kota Jogja maupun Bantul. Sawah itu ditanami padi dan berbagai tanaman yang akan kita makan. Kalau aliran ini masih penuh sampah, apakah kita nantinya akan makan limbah juga? Padahal aliran itu juga untuk mengairi sawah-sawah,” kata Andi Nur Wijanarko, salah satu pengurus Komunitas Bendung Lepen, Giwangan, dilansir dari YouTube Cap Capung.
Membersihkan Selokan
©YouTube/Cap Capung
Untuk membebaskannya dari sampah, kelompok karang taruna di Kampung Mrican mulai bergerak pada awal 2019. Pada waktu itu pekerjaan utama mereka adalah membersihkan lumpur yang ada di selokan itu.
“Awalnya kami membersihkan lumpur di sini. Lumpur limbah di sini dalamnya mencapai 60 cm. Dalam membersihkan limbah itu, kami kerja bakti bersama warga kampung Mrican. Pertama kali, kami membersihkan selokan sepanjang 50 meter. Di kemudian hari, kita tambah menjadi 100 meter hingga sekarang,” kata Suradianto, ketua karang taruna Kampung Mrican.
Pengadaan Ikan di Selokan
©YouTube/Cap Capung
Setelah selokan berhasil dibersihkan, warga di kampung itu meminta pengadaan ikan. Kemudian, berkat swadaya warga Kampung Mrican, sebanyak 1 kuintal ikan nila dapat dirilis di saluran irigasi.
“Kalau di sini kebanyakan ikan nila. Tapi juga ada ikan tombro dan ikan mas untuk menarik pengunjung. Sementara kalau perawatan ikan seperti biasa. Tapi nanti kalau ada banjir atau aliran atas, akan kita buka pada aliran atas,” kata Andi.
Angkat Perekonomian Warga
©YouTube/Cap Capung
Karena didesain dengan lebih menarik, saluran irigasi itu kemudian menjadi tempat wisata. Lingkungan di sekitar selokan rutin dibersihkan tiap hari, begitu pula saluran irigasinya.
Beberapa wisatawan menyebarkan keindahan tempat itu melalui media sosial. Akhirnya makin banyak wisatawan berdatangan. Dari situ kemudian banyak warga kampung yang berjualan di sekitar lokasi.
“Tidak hanya di karang taruna saja yang ekonominya naik. Tapi kami ingin perekonomian warga ikut terangkat sedikit demi sedikit,” ungkap Andi dikutip Merdeka.com dari YouTube Cap Capung pada Rabu (29/7).