Kerajinan Tas di Boyolali Ini Terbuat Dari Kulit Ikan Pari, Tembus Pasar Mancanegara
Sejak tahun 2008 Wawan Purnomo mulai mulai mengembangkan kerajinan tas dan dompet kulit berbahan kulit ikan pari yang didatangkan langsung dari Jepara. Karena keunikan bahan itu, produk-produknya berhasil menembus pasar internasional.
Inspirasi usaha bisa datang dari mana saja. Hal ini juga bisa diterapkan dalam bidang kerajinan tangan. Di Boyolali, Jawa Tengah, ada seorang pengusaha yang membuat kerajinan kulit dari kulit ikan pari.
Dia adalah Wawan Purnomo. Sejak tahun 2008 dia mulai mengembangkan kerajinan tas dan dompet kulit berbahan kulit ikan pari yang didatangkan langsung dari Jepara. Tak heran, karena keunikan bahan itu, produk-produknya berhasil menembus pasar internasional.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu sebenarnya apa yang menginspirasi Wawan sehingga dia membuat kerajinan dari kulit ikan yang sengatannya mematikan itu? Berikut selengkapnya:
Sempat Alami Kendala
©YouTube/Liputan6 SCTV
Pria yang juga alumni Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta itu mengaku cukup mengalami kendala saat merintis usaha, salah satunya dengan mencari bahan dasar kulit ikan pari dengan biaya sendiri. Namun ia akhirnya memperoleh bahan baku kulit ikan pari dari wilayah Jepara hingga usahanya mampu menghasilkan omzet per bulan mencapai Rp30 juta.
“Untuk di Indonesia sendiri prospeknya sangat bagus. Produknya kombinasi, pembuatan luar dari ikan pari dan bagian dalam dari kulit sapi. Jadi semuanya memang full kulit agar pembeli tidak merasa kecewa. Kalau sintetis ketahanannya tidak bisa lama,” kata Wawan, mengutip dari Jatengprov.go.id.
Proses Pembuatan Tas
©YouTube/Liputan6 SCTV
Wawan mengatakan, proses pembuatan tas dengan kulit ikan pari sebenarnya tidak terlalu sulit. Pertama-tama kulit ikan pari disamak dan diwarnai. Selanjutnya kulit ikan pari yang telah diwarnai dibentuk pola dan digaris sesuai dengan model yang dipesan. Barulah kulit itu diolah menjadi tas dan dompet yang cantik.
“Untuk pola dari kita, bisa kita kerjakan 7-10 hari. Kalau untuk pola baru sekitar 14 hari,” kata Nur Rohmat, pengelola kerajinan tas dan dompet itu, dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV pada Jumat (25/2).
Tembus Pasar Internasional
©YouTube/Liputan6 SCTV
Harga tas dan dompet berbahan kulit ikan pari itu bervariasi. Mulai dari Rp100.000 hingga Rp2 juta. Hasil kerajinan tas dari ikan pari ini pernah dibeli Ibu Negara Iriana Joko Widodo sebagai hadiah pernikahan untuk putrinya, Kahiyang Ayu. Tak heran, produk-produk kerajinan itu juga sanggup menembus pasar internasional.
“Pangsa pasar kita di dalam dan luar negeri. Kalau ke luar negeri kita pernah kirim ke Jepang, Singapura, Malaysia, Belgia, Swiss, dan Prancis. Kalau di Indonesia kita kirim Sumatera hingga Papua, Kalimantan, dan seluruh Jawa. Dengan melihat peluang pasar yang masih terbuka ini kami berharap bisa mengembangkan tempat produksi kita serta mengembangkan promosi kita agar jangkauan promosi kita lebih luas,” ungkap Nur Rohmat.
(mdk/shr)