Kisah Budi Daya "Polohi Wasu", Obat Tradisional dari Suku Mori Bisa Obati Penyakit Kanker
Tanaman itu dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit baik kategori ringan maupun parah, termasuk penyakit tumor dan kanker.
Indonesia memiliki beragam flora yang di antaranya bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Salah satu tanaman obat itu bernama “Polohi Wasu”. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional Suku Mori, Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Pemanfaatan Polohi Wasu sebagai tanaman obat pada kehidupan mereka telah diwariskan secara turun-temurun. Tanaman itu dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit baik kategori ringan maupun parah, termasuk penyakit tumor dan kanker.
-
Mengapa Polwan itu membakar suaminya? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues. "Kami meminta Polda Jatim untuk memeriksa apakah ada kemungkinan tersangka mengalami Post Partum Depression yang berdampak pada tindakan keji di luar nalar," tutur Poengky saat dihubungi hari Senin (10/6).
-
Apa yang dialami oleh Polwan itu sehingga diduga melakukan pembunuhan? Psikolog klinis dari Yayasan Sahabatku, Indah Sulistyorini, menjelaskan bahwa gangguan kejiwaan baby blues merupakan hal biasa yang dialami empat dari lima ibu setelah melahirkan."Empat dari lima ibu yang melahirkan mengalami baby blues itu (hal yang) biasa," kata Indah dalam podcast eksklusif bersama Merdeka.
-
Siapa saja yang berhasil menjadi Polwan? Kidung dan Gading berhasil menjadi Polisi Wanita (Polwan).
-
Apa yang ditemukan pemburu harta karun di Polandia? Para pemburu artefak kuno dengan menggunakan detektor logam di Polandia menemukan tumpukan koin Romawi kuno.
-
Siapa casis polwan yang menjadi sorotan? Seorang gadis cantik berhasil lolos seleksi menjadi polisi.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
Masyarakat sekitar mengambil tanaman Polohi Wasu langsung dari hutan di daerah Morowali Utara. Tanaman ini tumbuh secara alami pada tempat yang teduh dan lembab di antara bebatuan besar pada ketinggian sekitar 700 mdpl.
Berikut selengkapnya:
Obat Tradisional yang Mujarab
Beberapa warga di sana memanfaatkan Polohi Wasu sebagai komoditas ekonomi, salah satunya adalah pasangan lansia Yenisen Bolendea (72 tahun) dan Armenius Lolo (93 tahun). Yesinen mengatakan tanaman obat Polohi Wasu terbukti telah menyelamatkan banyak jiwa.
“Kalau misal sakit seperti kanker payudara memang harus minum secara kontinyu. Kalau memang sudah bagus baru berhenti. Kalau sudah minum dua sampai tiga kali, diperiksa dulu sama dokter. Apakah cocok atau tidak,” kata Yesinen dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Polohi wasu yang diambil di alam, kemudian dijemur hingga benar-benar kering agar tidak berjamur dan bisa disimpan dalam waktu yang lama. Cara penggunaannya dengan diseduh seperti daun teh.
- Masih Terbaring di Rumah Sakit, Vidi Aldiano Ceritakan Efek Pasca Kemoterapi: Obat Lagi Perang Besar di Dalam
- Menelusuri Khasiat Daun Dewa sebagai Solusi Alami Beragam Penyakit
- 7 Manfaat Luar Biasa dari Cengkeh, Dari Sumber Antioksidan hingga Obati Kanker
- Akar Bajakah Asli Kalimantan: Obat Tradisional Dayak untuk Lawan Kanker
Diekspor ke Seluruh Indonesia
Baiknya obat tradisional diminum pada malam hari atau saat tidak lagi beraktivitas di luar rumah. Apalagi reaksi setelah minum obat tradisional ini adalah sering buang air besar. Sementara itu untuk penderita yang sudah parah biasanya akan mengeluarkan kotoran bersamaan dengan darah kotor saat buang air besar setelah mengonsumsi obat tradisional itu.
Armenius dan Yesinen mulai menjual obat tradisional itu sejak tahun 2000-an. Bahkan ia pernah ke Sulawesi Utara untuk membawa Polohi Wasu sebanyak 1.000 ikat. Pelanggannya berasal dari wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Bahkan kini Polohi Wasu telah dijual ke seluruh Indonesia dengan nama “Benalu Batu”.
Saat ini, Armenius masih menjual Polohi Wasu. Satu bungkusnya berisi 3-5 helai daun serta resep dan dijual dengan harga Rp20 ribu.
Riset Akademik Terkait Polohi Wasu
Kemanjuran Polohi Wasu sebagai obat tradisional mengundang perhatian para akademisi. Pada tahun 2019, Prof. Dr. Ramadhanil Pitopang mempublikasikan sebuah jurnal ilmiah berjudul “Begonia medicinalis, a new species from Sulawesi, Indonesia”.
“Spesies tanaman ini belum pernah dideskripsi orang. Dari riset itu diketahui jenis baru dari Sulawesi,” kata Prof Ramadhanil Pitopang.
Penelitian lanjutan kemudian dilakukan oleh Prof. Sulaiman Zubair yang menyimpulkan bahwa Begonia medicinalis sebagai obat herbal yang berpotensi untuk antioksidan dan antivirus. Penelitian ini dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional pada tahun 2021 berjudul “Antioxidant and antiviral potency of Begonia medicinalis fractions”.
Perlu Usaha Konservasi
Walaupun memiliki khasiat yang luar biasa, tanaman Polohi Wasu hanya bisa ditemukan di hutan Morowali Utara dan Luwu Timur. Sehingga perlu dilakukan konservasi untuk menjaga kelestariannya. Berbagai usaha pengembangbiakan dilakukan oleh para akademisi, salah satunya melalui teknologi kultur jaringan.
“Obat ini memang harus dilestarikan. Yang penting tanaman ini masih ada di hutan. Kalau di hutan sendiri tanaman ini memang masih banyak, tapi lokasinya jauh di dalam,” ungkap Yesinen seperti dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.