Lenyap dalam Semalam, Ini Kisah Hilangnya Desa Legetang di Dieng
Pada sebuah lokasi di Dieng, terdapat sebuah tugu. Tugu itu menjadi monumen peringatan atas peristiwa longsor yang pernah menimpa para penduduk di Desa Legetang. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 17 April 1955 itu menyebabkan setidaknya 332 penduduk asli serta 19 orang dari desa lain meninggal dunia.
Di balik panorama indahnya, Dataran Tinggi Dieng menyimpan potensi bahaya terutama bagi warga yang tinggal di sana. Selain bahaya yang muncul dari letusan gunung api, bahaya juga bisa muncul dari peristiwa tanah longsor terutama saat datang musim hujan. Bahkan, tanah longsor di sana pernah membuat satu desa hilang dalam semalam.
Itulah yang terjadi pada Desa Legetang. Di sebuah lokasi kawasan wisata itu, terdapat sebuah tugu. Tugu itu menjadi monumen peringatan atas peristiwa longsor yang pernah menimpa para penduduk di Desa Legetang. Peristiwa itu sendiri terjadi pada 17 April 1955 dan menyebabkan setidaknya 332 penduduk asli serta 19 orang dari desa lain meninggal dunia.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Lalu mengapa peristiwa itu bisa terjadi? Dan bagaimana kronologi kejadian itu? Berikut selengkapnya:
Kronologi Hilangnya Desa Legetang
©2020 liputan6.com
Dilansir dari Karangmojo.desa.id, pada malam hari, tanggal 17 April 1955, hujan turun sangat deras di Desa Legetang. Saat tengah malam tak lama setelah hujan reda, terdengar suara gemuruh yang terdengar hingga ke desa-desa tetangga. Namun tidak ada satu pun warga yang berani keluar karena suasana saat itu sangat gelap dan jalanan amat licin.
Pada pagi harinya, masyarakat yang ada di sekitar Dusun Legetang baru keluar dari rumah. Mereka terkejut ketika melihat puncak Gunung Pengamun-Amun yang tak jauh dari sana sudah terbelah.
Tapi mereka lebih terkejut lagi manakala melihat Dusun Legetang sudah tertimbun tanah dan bahkan sudah menjadi sebuah bukit. Dengan kata lain longsor dari puncak gunung itu telah mengubur seluruh warga di desa itu.
Penyebab Longsor di Desa Legetang
©2016 Merdeka.com
Menurut Wahyu Bimo Sukarno, salah seorang warga Wonosobo yang juga merupakan pencinta alam, penyebab longsornya Gunung Pengamun-Amun yang menyebabkan hilangnya Desa Legetang terjadi karena kontur lereng gunung yang terjal.
Belum lagi, para warga biasanya memanfaatkan lereng itu untuk dijadikan lahan pertanian.
“Sudah terjal, kebiasaan masyarakat Dieng memperburuk potensi longsor karena memanfaatkan lereng terjal untuk pertanian. Walaupun lahannya subur karena terdiri dari tanah vulkanik, tapi tanahnya sebenarnya labil,” ungkap pria yang biasa dipanggil Bimo itu dikutip dari Liputan6.com.
Sering Dikaitkan dengan Kisah Kaum Sodom-Gomorah
©Karangmojo.desa.id
Hilangnya Desa Legetang sering dikaitkan dengan cerita tentang kisah kaum Sodom dan Gomorah. Kedua kaum itu diceritakan senang bermaksiat hingga kedua kaum itu ditimpakan azab yang sangat pedih. Hal inilah yang diduga juga terjadi di Desa Legetang.
Dilansir dari Lentera24, masyarakat di Dusun Legetang pada umumnya ahli maksiat. Perjudian di dusun ini merajarela. Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger, yang acapkali berujung pada perzinaan. Beragam kemaksiatan lain sudah dinilai terlalu parah di dusun ini. Sehingga pada akhirnya alam murka dan memberi hukuman atas perilaku mereka.
“Desa itu dekat dengan Goa Jimat yang menurut kepercayaan sebagai tempat menyimpan pusaka sakti. Jadi ada mitos dan legenda yang membubuhi peristiwa alam itu,” kata Alif Fauzi, Ketua Panitia Penyelenggara Dieng Festival dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com pada Rabu (16/12).
Desa Legetang Kini
©2020 liputan6.com
Kini, di tempat yang dulunya menjadi lokasi hilangnya Desa Legetang, dibangun sebuah tugu dan prasasti peringatan.
Kini, lokasi hilangnya desa itu diubah namanya menjadi Dusun Kepakisan.
“Tahun itu 1955, segala peralatan masih terbatas. Sehingga sangat sulit untuk mengevakuasi penduduk yang terkubur. Jadi pemerintah saat itu memang membiarkan desa ini terkubur,” ujar Alif Fauzi.
Fakta Menarik Desa Legetang Lainnya
Setelah menyimak sejarah tentang Desa Legetang, terdapat beberapa fakta menarik lainnya yang perlu diketahui. Di balik berbagai anggapan tentang Desa Legetang, desa ini memiliki potensi yang cukup baik.
Mulai dari lahan subur hingga potensi hasil kentang yang melimpah. Berikut beberapa fakta menarik tentang Desa Legetang, bisa disimak:
1. Lahan Desa Legetang Dieng Sangat Subur
Desa Legetang Dieng terletak di kawasan pegunungan Dieng, sehingga memiliki lahan yang sangat subur. Lahan tersebut memungkinkan masyarakat desa untuk mengembangkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Hasil pertanian yang melimpah dan berkualitas membuat desa ini menjadi sentra pertanian di wilayahnya.
2. Berpenduduk Lebih dari 450 Orang di Tahun 1955
Dulu, pada tahun 1955, Desa Legetang Dieng memiliki jumlah penduduk lebih dari 450 orang. Meskipun jumlahnya terbilang kecil, namun penduduk desa ini memiliki kehidupan yang cukup sejahtera berkat hasil pertanian yang melimpah.
3. Sebelumnya, Penduduk Desa Bercocok Tanam Kentang
Sebelum menjadi sentra pertanian yang beragam, awalnya masyarakat Desa Legetang Dieng lebih fokus dalam bercocok tanam kentang. Kentang merupakan salah satu tanaman yang cocok tumbuh di daerah pegunungan dan menjadi salah satu komoditas utama desa ini.
4. Desa Legetang Dieng Tinggal Nama
Sayangnya, meskipun memiliki sejarah yang kaya dan potensi pertanian yang subur, Desa Legetang Dieng saat ini hanya tinggal nama. Jumlah penduduknya semakin berkurang seiring waktu dengan banyaknya penduduk yang berpindah ke kota untuk mencari kehidupan yang layak dan pekerjaan yang lebih baik.