Mengenal Babon ANIEM, Bangunan Bersejarah Saksi Bisu Sejarah Listrik di Kota Jogja
ANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru
ANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru
Mengenal Babon ANIEM, Bangunan Bersejarah Saksi Bisu Sejarah Listrik di Kota Jogja
Sebuah bangunan persegi dengan taman di sekelilingnya berdiri di persimpangan Jalan F.M Noto Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Oleh masyarakat umum bangunan itu dikenal dengan nama Babon ANIEM.
ANIEM sendiri merupakan akronim dari Algemene Nederlansch Indische Electrisch Maatscapij, merupakan perusahaan penyedia listrik swasta yang ada di Hindia Belanda.
-
Apa yang dimaksud dengan antonim? Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang saling bertentangan atau berlawanan satu sama lain.
-
Apa itu kata antonim? Kata antonim sendiri merupakan pasangan kata yang mempunyai makna berlawanan. Sementara itu, kata sinonim adalah persamaan kata yang memiiki arti serupa atau hampir sama.
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
-
Apa itu Anak Balam? Secara umum, Anak Balam ini adalah ritual pengobatan alternatif yang masih berkaitan dengan dunia perdukunan. Peran dukun ini untuk mengobati penyakit di dalam tubuh seseorang akibat pengaruh gaib.
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
Dilansir dari Jogjakota.go.id, ANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru.
Selain di Kotabaru, ada dua Babon ANIEM lagi yang sekarang masih berdiri, yaitu di depan Taman Parkir Abu Bakar Ali dan satu lagi di Pasar Kota Gede.
Pada masanya, butuh waktu 5 tahun untuk membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta. Kawasan awal yang mendapat pasokan listrik adalah njero benteng, Loji Gede, Loji Cilik, Malioboro, hingga Kotabaru.
Daya listrik yang mengalir di Kota Yogyakarta berasal dari pembangkit listrik yang ada di Tuntang, Semarang. Pemerintah kolonial Belanda mulai membangun jaringan listrik dari
Semarang ke Yogyakarta pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1918.
Pada tahun 1919 terjadi peningkatan permintaan sambungan listrik di Yogyakarta yang membuat ANIEM memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tenaga diesel. Pembangkit listrik tenaga diesel itu akhirnya selesai dibangun pada tahun 1922.
Hingga tahun 1939, hampir seluruh wilayah di Kota Yogyakarta mulai dari Pingit hingga Wirobrajan sudah teraliri listrik. Listrik tidak hanya mengalir di wilayah-wilayah permukiman, namun juga mengalir untuk kepentingan jalan umum.
- Potret Adiba Khanza Jelang Pernikahan dengan Eggy Maulana, Cantik Banget di Momen Siraman dan Pengajian
- Terungkap, Calon Panglima TNI Agus Subiyanto Ternyata Tuan Tanah Berharta Rp19 Miliar dan Tidak Punya Utang
- Benteng Anoi Itam, Bangunan Sejarah Peninggalan Tentara Jepang di Kota Sabang
- Berkunjung ke Air Terjun Lembah Anai, Objek Wisata yang Berada Tepat di Pinggir Jalan
Jalan-jalan besar mulai menggunakan penerangan tenaga listrik yang biayanya ditanggung oleh Keraton. Pada waktu itu harga listrik masih sangat mahal untuk dijangkau masyarakat umum.
Pada 1938 untuk dua buah lampu dengan masing-masing berukuran 10 watt tagihan listrik yang harus dibayarkan setiap bulan adalah sebesar ƒ 1,-. Harga tersebut sama dengan harga beras 15 Kg pada waktu itu.