Mengenal Supit Urang, Lorong di Keraton Surakarta yang Dibuat untuk Menjebak Musuh
Pembangunan lorong sempit itu tak lepas dari strategi perang zaman dulu.
Pembangunan lorong sempit itu tak lepas dari strategi perang zaman dulu.
Mengenal Supit Urang, Lorong di Keraton Surakarta yang Dibuat untuk Menjebak Musuh
Sebelum memasuki area Keraton Surakarta, pengunjung akan melintasi sebuah lorong yang kanan kirinya diapit tembok tinggi. Inilah yang dinamakan Lorong Supit Urang, yang dalam bahasa Indonesia artinya lorong penjepit udang.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Kenapa Kori Brajanala Lor menjadi pintu masuk utama wisatawan ke Keraton Surakarta? Pintu gerbang ini merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin ke Keraton.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.
-
Kapan Keraton Surosowan dibangun? Keraton ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1526 pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, pendiri dari Kesultanan Banten.
-
Bagaimana cara mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat? Wisatawan pun dapat berkunjung pada hari Senin hingga Kamis pukul 9 pagi hingga 2 siang.
Pemberian nama ini tak lepas dari bentuk lorongnya yang semakin ke dalam semakin menyempit. Kini lorong itu memang masih digunakan sebagai lalu lintas kendaraan. Namun karena jalannya yang sempit, arus kendaraan di sini hanya berlaku satu arah.
Sebelum masuk ke ruas jalan tersebut, terdapat gerbang dengan bagian atas berupa plengkung besi. Di gerbang tersebut tertulis "Kori Patjikerran" yang lengkap dengan tulisan aksara Jawa di atasnya.
Kini lorong supit urang menjadi rute favorit wisatawan yang akan berkunjung ke Keraton Surakarta. Tak jarang mereka menyusuri lorong tersebut dengan berjalan kaki.
Kawasan jalan tersebut memang punya bentuk unik. Jika dirunut dari arah timur, kemudian menyusuri sepanjang ruas jalan supit urang, bentuknya menyerupai setengah lingkaran atau mirip huruf "U"
Pembangunan lorong supit urang tak lepas dari strategi perang pada zaman dulu. Waktu itu, saat musuh akan menyerbu ke Keraton Surakarta, mereka akan terlebih dahulu melewati area lorong supit urang yang sempit. Hal ini akan lebih memudahkan prajurit keraton untuk menyergap mereka. Strategi ini kemudian diadopsi oleh Sudirman saat berperang melawan sekutu di Ambarawa pada Desember 1945. Saat itu, Sudirman menggunakan taktik supit urang untuk memancing pasukan sekutu berkumpul di tengah medan perang.Saat itu, Pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mengepung pasukan lawan dari dua arah dan berlapis. Hal ini membuat pasukan sekutu terkepung.