Mengenal Tari Soreng, Kesenian Masyarakat Merbabu Simbol Kehidupan Petani
Tari Soreng adalah salah satu kesenian paling populer di tengah masyarakat Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Dengan irama musik yang dinamis, cepat, dan menghentak, tarian ini punya banyak makna simbolis juga sejarah yang panjang
Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Magelang, merupakan salah satu desa yang berada di lereng Gunung Merbabu. Dilansir dari kanal YouTube BPNB DIY, desa yang jaraknya hanya 15 km dari puncak Merbabu itu hampir tak pernah sepi dari festival kesenian rakyat.
Berbagai kesenian seperti saparan, sadranan, tari topeng ireng, kuda lumping, dan tari soreng hampir selalu rutin dipentaskan secara massal. Dalam pentas kesenian itu, semua warga dilibatkan demi membangun semangat gotong royong dan kerukunan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dari banyaknya kesenian itu, tari soreng adalah salah satu yang paling populer. Dengan irama musik yang dinamis, cepat, dan menghentak, banyak warga desa yang menggemari tarian ini.
Tarian ini pun memiliki sejarah yang panjang. Seperti apa keistimewaan tarian ini? Berikut selengkapnya:
Sarat Nilai Sejarah
©2021 Merdeka.com
Menurut Penasehat Kesenian Tari Soreng, Taryono, kesenian Soreng sarat nilai sejarah. Mulai berkembang pada tahun 1920-an, tarian ini selalu diminati masyarakat di saat kesenian lain mulai ditinggalkan. Selain itu, dalam tarian ini, terselip kisah Aryo Penangsang dan para prajuritnya. Sebelum mementaskan tarian ini, para pemainnya pun harus melakukan ritual khusus.
“Istilahnya dengan mandi itu kita minta izin kepada yang memangku kesenian. Selain itu ada sesaji untuk memohon pada Tuhan Yang Maha Esa dan minta izin yang ‘memangku’ kesenian itu. Supaya pelaksanaan pentas ini yang pertama selamat, dan yang kedua, diminati oleh penonton yang sangat banyak,” kata Taryono dikutip dari kanal YouTube BPNB DIY.
Kaya Makna Simbolis
©2021 Merdeka.com
Selain memiliki sejarah yang panjang, busana yang dikenakan para pemain Soreng cukup unik. Biasanya mereka menggunakan jarik bermotif parang berwarna putih dengan ikat kepala, celana panjen, stagen, sabuk cinde, dan kalung kaje.
Tari Soreng juga kaya makna simbolis. Biasanya, para pemain Soreng akan merias sendiri wajahnya. Namun tiap tata rias yang dipilih harus sesuai dengan karakter dan sifat tokoh yang akan dimainkan.
“Ada soreng patih, soreng rono, dan soreng rangkut. Masing-masing soreng punya fungsinya sendiri. Jadi yang membedakan hanya kostum dan ikat kepala,” jelas Taryono.
Simbol Kehidupan Petani
©2021 Merdeka.com
Sementara itu, Camat Ngablak Imam Wisnu Kusuma mengatakan kegiatan bertani telah mempengaruhi tradisi dan budaya warga Ngablak. Menurutnya, gerakan pada tarian itu banyak terpengaruh dari kegiatan masyarakat sekitar yang sehari-hari bertani di ladang.
“Karena dari dulu masyarakat di sini bekerja di sektor pertanian, saya kira gerakan keseniannya itu terkait juga dari kebiasaan masyarakat. Karena kebudayaan itu kan sumbernya dari kebiasaan,” kata Imam dikutip dari Magelangkab.go.id.
Ingin Mendunia
©2021 Merdeka.com
Biasanya, kesenian Soreng dipentaskan dalam rangka hajatan, atau dalam rangka mengikuti festival tari maupun lomba. Tarian inipun sudah ditampilkan di berbagai tempat. Bahkan pernah pula mengisi pentas saat peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia di Istana Negara. Tarian inipun juga beberapa kali memenangkan lomba kesenian tingkat nasional.
“Tarian ini sudah melanglang buana ke berbagai tempat. Bahkan sudah 4 kali pentas di Bali. Nah sekarang cita-cita saya dan teman-teman adalah gimana caranya kami bisa pentas ke luar negeri,” kata Slamet Santoso, pelatih Tari Soreng di Desa Bandungrejo dikutip dari kanal YouTube BPNB DIY.