Mengunjungi Desa Wisata Perdamaian di Lereng Gunung Ungaran, Jadi Tempat Unjuk Kreatifitas Tonjolkan Nilai-Nilai Pluralisme
Desa ini menonjolkan nilai-nilai perdamaian dalam menyikapi berbagai bentuk perbedaan di tengah masyarakat.
Perbedaan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun sering kali perbedaan itu bisa menimbulkan potensi konflik bila ada hal-hal yang menjadi penyulutnya. Dalam sejarah Indonesia, konflik yang berangkat dari perbedaan identitas sudah sering sekali terjadi. Belum lagi konflik yang berangkat dari perbedaan ideologi, pandangan politik, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, sikap-sikap dalam menghargai perbedaan penting untuk diwujudkan pada setiap warga negara. Di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Dusun Srumbung Gunung, Desa Poncosuro, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, ada sebuah desa yang menonjolkan nilai-nilai perdamaian dalam menyikapi berbagai bentuk perbedaan di tengah masyarakat.
-
Dusun Sikatok terletak di lereng gunung mana? Tempat indah itu juga dijumpai pada perkampungan penduduk di lereng Gunung Sindoro, tepatnya di Dusun Sikatok, Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
-
Kapan Desa Bawah Tanah Zaman Perunggu ini didiami? Bukti yang digali sejauh ini mengungkapkan situs itu diduduki sampai periode Romawi dan kemudian tampaknya ditinggalkan sampai desa abad ke-4 atau ke-5 Masehi dibangun.
-
Dimana lokasi Omah Watu, tempat peradaban purba di Gunung Sumbing? Di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Ketangi, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang, terdapat sebuah gua tersembunyi yang oleh warga sekitar dinamakan Omah Watu.
-
Apa yang dilakukan oleh Kasad Maruli Simanjuntak di Gunung Sangga Buana? Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menghadiri acara pelepasan elang Jawa di tempat latihan Kostrad.
-
Apa yang membuat Dusun Butuh terkenal di kalangan pendaki gunung? Perkampungan itu sebelumnya menjadi titik awal pendakian menuju puncak Gunung Sumbing.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Lalu apa hal menarik yang bisa diekspos dari desa ini?
Sarana Promosikan Perdamaian Dunia
Dusun Srumbung Gunung merupakan salah satu desa wisata yang berada di Kabupaten Semarang. Desa itu mengusung konsep pengembangan seni dan budaya masyarakat sebagai sarana untuk mempromosikan perdamaian dunia.
Dikutip dari Kemenparekraf.go.id, konsep tersebut bukanlah sebuah konsep yang asing di dunia pariwisata. Apalagi Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) sudah menyatakan bahwa pariwisata merupakan bagian dari agen perdamaian. Melalui pariwisata, orang-orang dari berbagai tempat dan latar belakang dipertemukan dalam satu tempat. Di sana mereka saling berbagi pikiran, pengalaman, dan juga pandangan hidup.
Ekspresikan Perdamaian dengan Kesenian
Di Dusun Srumbung Gunung, nilai-nilai perdamaian diekspresikan lewat berbagai bentuk kesenian. Kesenian yang ditonjolkan antara lain pertunjukan kuda lumping, tarian, pertunjukan gamelan, dan lain sebagainya.
Dikutip dari Kemenparekraf.go.id, berbagai pertunjukan kesenian itu disisipkan narasi-narasi perdamaian yang mudah dipahami pengunjung. Warga setempat juga membuat ikon-ikon perdamaian melalui instalasi-instalasi seni yang menyatu dengan potensi alam.
- 10 Tempat Wisata di IKN yang Menarik Dikunjungi, Jangan Sampai Terlewat
- Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
- Menjelajah Desa Wisata Pronojiwo di Lumajang, Surga Wisata Berlatar Gunung Semeru
- Mengunjungi Desa Wisata Pandean Trenggalek, Dulu Kumuh Kini Hasilkan Cuan Melimpah
Pihak pengelola juga membuat program-program perdamaian secara berkala seperti acara dialog lintas iman, pelatihan, program live in, peace camp, dan lain sebagainya.
Kembangkan Potensi Desa
Sebelum dikembangkan sebagai desa wisata, masyarakat di Dusun Srumbung Gunung telah memiliki berbagai kegiatan yang berkaitan dengan alam seperti tradisi Nyadran dan bersih-bersih sungai. Selain itu mereka juga memiliki kuliner khas yaitu gecok ayam, daun pace, dan rondo royal.
Dengan adanya program desa wisata, berbagai acara itu bisa dikemas dalam bentuk paket wisata. Dengan adanya paket wisata, potensi wisata itu bisa dimaksimalkan demi meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengelolaan paket wisata ini melibatkan seluruh elemen di desa tersebut seperti karang taruna, kelompok ibu-ibu PKK, tim desa kreatif serta pihak-pihak dari luar desa seperti para akademisi dan dinas pemerintah terkait.