Mengunjungi Hutan Petungkriyono, Surga Alam Tersembunyi di Jawa Tengah
Petungkriyono adalah surga tersembunyi. Di sana banyak air terjun yang mengalir sepanjang musim. Tak hanya itu, hutan ini menjadi tempat habitat beberapa satwa langka yang dilindungi seperti Owa Jawa, Lutung, dan Elang Jawa.
Di Jawa Tengah, ada sebuah hutan alam yang masih dilindungi. Letaknya berada di bagian selatan Kabupaten Pekalongan. Nama hutan itu, Petungkriyono.
Dilansir dari ugm.ac.id, Petungkriyono adalah surga tersembunyi. Secara geografis, Hutan Petungkriyono terletak di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, atau berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Dieng sebelah utara. Di wilayah hutan ini, ada dua gunung yang dapat didaki oleh wisatawan, yaitu Gunung Kendalisodo dan Gunung Ragajembangan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Selain itu, Hutan Petungkriyono memiliki potensi wisata yang besar. Di sana banyak air terjun yang mengalir sepanjang musim. Tak hanya itu, hutan ini menjadi habitat beberapa satwa langka yang dilindungi seperti Owa Jawa, Lutung, dan Elang Jawa. Selain itu, tempat ini konon masih dihuni hewan buas salah satunya Macan Kumbang.
Berikut selengkapnya:
Jalan Alternatif Menuju Dieng
©YouTube/Gila Eksperimen
Selain jalur Bawang yang dikenal dengan nama “Tol di Atas Awan”, jalur Petungkriyono adalah jalur alternatif lain menuju Dieng dari kawasan Pantura. Berbeda dengan kebanyakan jalur lainnya, rute menuju Dieng via Petungkriyono melewati pelosok hutan rimba. Selain itu ruas jalannya sempit sehingga mobil atau kendaraan roda empat lainnya tidak diperkenankan lewat jalur ini.
Walaupun begitu, ruas jalan ini sebagian besar telah mulus dan beraspal. Pengendara tak akan merasa bosan karena sajian pemandangan alam yang tersaji di sepanjang jalanan yang membelah hutan itu.
Surga Tersembunyi
©Pekalongankab.go.id
Petungkriyono adalah surga tersembunyi. Di dalamnya tersaji banyak pesona alam khas pegunungan. Sepanjang rute itu, pengendara akan melewati sejumlah air terjun yaitu Curug Bajing, Curug Lawe, dan Curug Muncar.
Selain itu, wisatawan yang hobi mendaki gunung bisa mengunjungi hutan ini karena di sini terdapat dua gunung yang dapat didaki yaitu Gunung Kendalisodo dan Gunung Ragajembangan.
Tak cukup, ada beberapa tempat wisata lain yang dapat dikunjungi seperti River Tubing Sungai Welo dan Kebun Strawberry Petungkriyono.
Dihuni Banyak Hewan Langka
©YouTube/Imam Boedi
Hutan Petungkriyono dihuni beragam hewan langka seperti Owa Jawa, Lutung, Elang Jawa, kijang, trenggiling, dan masih banyak lagi. Sementara di sekitar aliran sungainya terdapat spesies di antaranya bunglon jawa, kadal terbang, sanca kembang, dan jenis-jenis lainnya.
Namun di antara berbagai spesies itu, Hutan Petungkriyono juga dihuni oleh beberapa jenis hewan buas salah satunya macan kumbang. Dalam sebuah video yang dibagikan akun YouTube Imam Boedie pada 22 Oktober 2019, tampak sebuah kamera tersembunyi menangkap penampakan macam kumbang yang sedang berkeliling di hutan itu.
Walaupun cukup dekat, namun macan itu tidak menyadari keberadaan kamera.
Kopi Asli Petungkriyono
©Pekalongankab.go.id
Selain menyuguhkan keindahan alamnya, Petungkriyono juga terkenal akan produksi kopinya. Dilansir dari ugm.ac.id, kopi asli Petungkriyono biasa disebut Kopi Owa. Tak seperti Kopi Luwak yang dihasilkan dari cernaan perut luwak, kopi itu dinamakan “Owa” karena dihasilkan dari habitat alami Owa.
Proses pengolahan pun dilakukan oleh masyarakat yang hidup di sekitar Hutan Petungkriyono. Harapannya, adanya produk kopi ini akan terus mendukung usaha konservasi alam habitat Owa ataupun flora dan fauna lainnya yang hidup di Hutan Petungkriyono.