Mengunjungi Kampung Jawa di Negeri Johor Malaysia, Bangga Lestarikan Budaya Tanah Leluhur
Kesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
Kesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
Mengunjungi Kampung Jawa di Negeri Johor Malaysia, Bangga Lestarikan Budaya Tanah Leluhur
Di wilayah Negeri Johor, Malaysia, terdapat sebuah kampung bernama Parit Bugis. Walaupun namanya “Bugis”, namun hampir seluruh penduduknya adalah orang keturunan Jawa.
Foto: YouTube Kacong Explorer
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Apa yang Sujiwo Tejo ajarkan di acara Jagong Budaya Bojonegoro? Sastrawan kondang kelahiran Jember itu juga berbagi petuah bagaimana seseorang bisa bertahan hidup di tengah kemajuan zaman. Menurut dia, orang harus punya harapan. Namun, selain membuat seseorang semangat hidup, harapan juga sumber kekecewaan. Seseorang mengalami kekecewaan saat realita tidak sesuai dengan harapan.
-
Bagaimana warga Desa Pronojiwo menjaga budaya lokal? Tak sampai di situ, warga desa setempat juga masih nguri-uri kebudayaan lokal Jawa Timuran, seperti kuda lumping dan barong cokot yang terbilang langka.
-
Apa yang dilakukan Banyuwangi untuk melestarikan budaya asli bangsa? Ini salah satu bentuk pengejawantahan nasionalisme di masa sekarang. Bagaimana kita semua bisa melestarikan budaya asli bangsa kita.
-
Kapan budaya rambut gondrong di Jawa mulai berubah? Diperkirakan setelah tahun 1900 ketika politik etis mulai diberlakukan dan makin banyak pribumi yang memperoleh kesempatan pendidikan, beberapa perubahan juga diterima dan makin menjadi nilai umum.
-
Apa yang ditegaskan oleh Prabowo terkait dengan kegiatan jogetnya? Prabowo menegaskan, gagasan Koalisi Indonesia Maju (KIM) sudah hebat dan bisa dipertanggungjawabkan. "Banyak yang bilang tentang saya, apa sih itu calon presiden kok joget-joget, katanya calon presiden harus memberi gagasan. Saya tegaskan gagasan kita paling hebat. Nggak usah ragu, gagasan KIM sudah hebat, paten," kata Prabowo saat memberikan pidato di HUT ke-9 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu, (9/12).
Budaya Jawa di kampung Parit Bugis terus berkembang seiring waktu. Bahkan di kampung itu ada sebuah festival besar yang rutin diadakan untuk mempertunjukan kesenian Jawa.
Budaya Jawa yang paling sering mereka tampilkan adalah Reog Ponorogo. Masyarakat keturunan Jawa di sana memang banyak yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Mayoritas warga keturunan Jawa yang tinggal di Parit Bugis berprofesi sebagai pengusaha kelapa sawit.
Hamparan kebun sawit yang luas berada tak jauh dari pemukiman mereka. Suasana kampung itu sangat asri. Di tengah kampung terdapat aliran sungai yang panjang dan luas.
Bang Faiz, salah satu keturunan Jawa yang juga menjadi anggota organisasi Persatuan Orang Keturunan Jawa di Negeri Johor, rutin menggelar pertunjukan seni Jawa di kampung tersebut.
Jadwal pertunjukannya begitu padat. Namun dalam kesempatan itu, ia bersedia menemani pemilik kanal YouTube Kacong Explorer untuk berkeliling kampung Jawa itu.
Berikut kisah selengkapnya:
Orang yang pertama kali didatangi adalah Pak Jo. Dia merupakan warga Malaysia yang merupakan keturunan Jawa Ponorogo.
Pak Jo bercerita, dulu kedua kakek-neneknya mendirikan sebuah keraton di desa itu yang kini menjadi pusat kebudayaan Jawa.
“Jadi rumah ini mengisahkan tentang kisah kehidupannya mereka. Dan rumah ini sudah beberapa kali dibenahi,” ujar Pak Jo dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
Pak Jo menuturkan, budaya Jawa sudah masuk ke kampung itu sebelum tahun 1920-an. Tak hanya kesenian, kuliner seperti gatot dan tiwul juga mereka bawa dari tanah Jawa.
Foto: YouTube Kacong Explorer
- Ada Kampung Jawa di Malaysia, Begini Asal Mulanya yang Ternyata Dibawa oleh Belanda
- Mengunjungi Kampung Tua di Pelosok Hutan Semarang, Semua Rumah Dibuat dari Kayu Jati
- Mengunjungi Kampung Terpencil di Puncak Bukit Wonogiri, Hampir Semua Warganya punya Motor Trail
- Ingin Tahu Kampung Halaman Leluhur, Ini Kisah Orang-orang Jawa yang Tinggal di Suriname
“Mereka teman-teman dari Ponorogo pernah datang ke sini. Mereka melihat kami lalu mereka bilang merasakan Ponorogo tahun 1970-an. Malahan mereka bilang budaya seperti ini di Ponorogo sudah banyak yang hilang. Jadi kalau mau lihat Ponorogo tahun 1970-an, datanglah ke kampung kami,”
Kata Pak Jo terkait perkembangan budaya Jawa Ponorogo di Malaysia.
Di keraton itu, Pak Jo mengoleksi beberapa benda dari kesenian Jawa seperti wayang dan patung.
Ia mengatakan kalau benda-benda itu didatangkan langsung dari Pulau Jawa dan akan dipertunjukkan pada saat hari-hari tertentu seperti peringatan Satu Suro dan hari lainnya.
Setelah dari keraton Pak Jo, Bang Faiz mengajak pemilik kanal YouTube Kacong Explorer menuju rumah ketua budaya Reog Ponorogo di Negeri Johor namanya Pak Din.
Ia mengatakan, sekitar tahun 1940-an, Reog Ponorogo sudah ada di Negeri Johor. Menurutnya, dulu banyak kelompok reog yang tersebar di Negeri Johor.
“Kami banyak dapat undangan untuk acara-acara perkawinan, sunatan, potong rambut, kenduri, dan sebagainya,” kata Pak Din
Terkait klaim Reog Ponorogo sebagai budaya asal Malaysia, Pak Din mengatakan bahwa hal itu tidak benar. Ia mengatakan bahwa di Malaysia, kesenian itu hanya dimainkan oleh orang-orang Jawa yang ada di Malaysia.
“Kita yang melestarikan permainan ini rata-rata anak keturunan Jawa. Jadi mungkin anggapan orang-orang Indonesia, Malaysia ini semuanya orang Melayu. Tapi bukan, di sini juga ada orang Jawa. Dan yang memainkan permainan ini hanya orang keturunan Jawa,”
kata Pak Din terkait isu klaim kesenian Reog Ponorogo sebagai budaya asli Malaysia.
Walaupun keturunan Jawa, namun sebagian besar dari mereka tidak pernah datang ke Indonesia. Mereka merupakan warga negara Malaysia yang tetap melestarikan budaya leluhur mereka yang pada zaman dulu merantau dari tanah Jawa.
“Mereka sampai di sini sudah lebih dari 120 tahun. Waktu itu belum ada namanya Indonesia belum ada juga Malaysia. Jadi sekarang kita adalah warga negara Malaysia yang ingin memastikan bahwa budaya leluhur kita dari Ponorogo tetap diwariskan secara turun temurun di sini,”
ungkap Pak Din.