Telaga Ini Diyakini Terbentuk dari Benda Pusaka Sakti, Kini Jadi Gentongnya Karanganyar
Telaga ini juga dijuluki "gentongnya" Karanganyar mengingat peran vital akan keberadaannya
Telaga ini juga dijuluki "gentongnya" Karanganyar mengingat peran vital akan keberadaannya
Telaga Ini Diyakini Terbentuk dari Benda Pusaka Sakti, Kini Jadi Gentongnya Karanganyar
Telaga Madirda merupakan sebuah objek wisata alam berupa telaga alami yang terletak di Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Obyek wisata itu dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00.
-
Bagaimana Telaga Madiredo terbentuk? Tak disangka-sangka, setelah pusaka sakti itu jatuh ke jurang, muncul lah telaga dengan air yang sangat jernih. Telaga tersebut kemudian diberi nama Madiredo.
-
Dimana Telaga Madiredo berada? Kabupaten Malang merupakan salah satu surga alami di Provinsi Jawa Timur. Berlokasi di lereng gunung menjadikan daerah ini terkenal sejuk.
-
Di mana letak Telaga Sarangan? Kota Magetan memiliki Telaga Sarangan yang pesonanya siap memanjakan mata Anda. Terletak di Kaki Gunung Lawu Julukan The Nice of Java Kabupaten ini memiliki tempat wisata yang mendunia yaitu Telaga Sarangan yang sudah lama menjadi destinasi wisata utama.
-
Apa keistimewaan Telaga Menjer? Telaga Menjer memiliki panorama alam yang indah dan memukau. Telaga itu dikelilingi pohon-pohon pinus yang tinggi dan daunnya lebat, serta hamparan bukit yang menjulang.
-
Di mana Tukad Badung berada? Selain ingin mencari oleh-oleh atau menikmati aneka bangunan tua era kolonial, pengunjung juga bisa mendatangi bantaran Tukad Badung, tepatnya di Seberang Pasar Kumbasari dan Pasar Badung.
-
Kenapa Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Madura diinisiasi dan dikerjakan oleh masyarakat Desa Lebeng Timur yang berprofesi sebagai petani tembakau.Festival ini jadi bentuk ungkapan rasa syukur petani atas hasil bumi berupa tembakau.
Masyarakat setempat percaya, Telaga Madirda terbentuk dari benda pusaka sakti bernama Cupu Manik Astagina. Si empunya dapat melihat seluruh isi dunia tanpa harus mendatanginya.
Dikisahkan ada sepasang suami istri bernama Dewi Indradi dan Resi Gutama. Mereka memiliki tiga orang anak bernama Retno Anjani, Subali, dan Sugriwa. Dewi Indradi menyerahkan pusaka Cupu Manik Astagina pada Retno Anjani.Kedua saudaranya yang lain merasa iri.
Resi Gutama yang tidak menginginkan adanya perselisihan di antara ketiga anaknya akhirnya membuang benda pusaka tersebut. Secara ajaib Cupu Manik Astagina berubah menjadi sebuah telaga yang memiliki air yang sangat jernih dan tidak pernah kering.
Telaga itulah yang kini dikenal dengan nama Telaga Madirda. Area telaga ini memiliki luas sekitar 3,5 hektare.
Dilansir dari Liputan6.com, destinasi wisata ini dilengkapi sejumlah wahana dan fasilitas seperti gazebo, camping ground, spot swafoto, musala, tempat parkir, penjual makanan, dan lainnya. Untuk bisa masuk ke obyek wisata ini, wisatawan dikenakan tarif Rp15.000.
Konservasi Telaga Madirda
Keberadaan Telaga Mardida vital perannya bagi pemerintah Jawa Tengah, terutama dalam menunjang pariwisata. Pada tahun 2021 lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi telaga itu untuk melihat potensi wisata yang ada di sana.
“Mata air ini bagus, masih tradisional. Cuma dikasih pipa dan disalurkan ke warga desa ini dan desa lain yang memanfaatkan. Kalau hari ini kita mau menanam dan mau mengonservasi hutan, semua mau menanam, maka mata air ini bisa abadi selamanya,”
Kata Ganjar Pranowo
- Kisah Perjuangan Ade Arya Koswara, Pantang Menyerah Enam Kali Gagal Tes Akhirnya Berhasil Jadi TNI
- Dianggap Sakti sampai Sekarang, Senjata Ini Dulu Bikin Pasukan Belanda Tak Bisa Masuk Tulungagung
- Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
- Karhutla Hebat Kepung Tol Palindra Hingga Asap Tebal Ganggu Pengendara, Diduga Sengaja Dilakukan
Sementara itu Kepala Desa Berjo, Suyitno, mengatakan bahwa Telaga Madirda merupakan “gentongnya” Karanganyar. Oleh karena itu keberadaannya butuh perhatian.
“Kawasan ini masih butuh pemikiran dan perhatian bersama, baik pemerintah maupun teman-teman di Kabupaten Karanganyar. Apalagi wilayah ini merupakan gentongnya Karanganyar sehingga penanaman ini sangat kami prioritaskan. Begitu juga dengan merawatnya,” kata Suyitno dikutip dari Jatengprov.go.id.