Mengunjungi Warung Mbah Rajak, Kuliner Sragen yang Melegenda Sejak 1945
Warung Mbah Rajak berada di gang sempit yang menghubungkan antara kios di Pasar Kota Sragen. Walau lokasinya cukup terisolir, namun warung itu cukup melegenda, tak hanya bagi warga Sragen, namun juga warga luar daerah.
Warung Mbah Rajak berada di gang sempit yang menghubungkan antara kios di Pasar Kota Sragen. Walau lokasinya cukup terisolir, namun warung itu cukup melegenda, tak hanya bagi warga Sragen, namun juga warga luar daerah.
Warung Mbah Rajak biasanya menjadi tempat persinggahan para pengendara lintas kota yang melewati Sragen. Banyak sajian makanan tradisional yang dijual di warung ini. Biasanya warga berburu jenang dan jadah Mbah Rajak.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dilansir dari Jatengtravelguide.info, kuliner tersebut sudah ada sejak tahun 1945. Kini usianya telah menginjak kepala tujuh. Kuliner itu mampu bertahan di tengah arus zaman.
Lalu seperti apa keunikan dari warung makan legendaris di Bumi Sukowati itu? Berikut selengkapnya:
Menjual Kudapan Jawa
©jatengprov.go.id
Warung Mbah Rajak menjual berbagai macam makanan tradisional Jawa mulai dari kudapan, lauk-pauk, hingga makanan berat dengan porsi kecil.
Ada beberapa menu pilihan yang menjadi ciri khas warung tersebut di antaranya jenang, jadah, tahu bacem, tempe bacem, dan putih telur dengan kuah opor.
Setiap jajanannya dijual dengan harga terjangkau. Satu biji tahu dan tempe bacem dijual Rp1.000 per porsi. Sementara jenang jadah dijual Rp5.000 per porsi.
Kuliner Khas
©sragenkab.go.id
Salah satu menu khas dari Warung Mbah Rajak adalah Jenang Ayu. Di warung tersebut, Jenang Ayu bentuknya tidak terlalu lunak juga tidak terlalu keras. rasanya pun manis dan harum.
Meski tanpa bahan pengawet, makanan ini dapat bertahan selama 15 hari. Makin lama, aroma jenang justru makin harum. Aroma itulah yang biasa diingat pecinta kuliner.
Selain jenang, menu khas lainnya adalah opor ayam. Yang khas dari opor ayam Mbah Rajak adalah disajikan dengan kuah berwarna cokelat dan kental. Daging ayamnya juga empuk dengan bumbu manisnya yang meresap pada daging ayam.
Terkendala Harga Bahan Baku
©jatengtravelguide.info
Dilansir dari sragenkab.go.id, pedagang Mbah Rajak memulai produksi makanan sekitar pukul 04.00 WIB. Makanan itu disajikan pada pengunjung saat buka pukul 07.00 hingga tutupnya pada pukul 15.30.
Meski sudah berjualan cukup lama, usaha kuliner itu kerap terkendala harga bahan baku yang tidak stabil. Hal ini membuat penjual sering merasa kesulitan untuk belanja bahan baku demi mempertahankan usahanya di tengah kenaikan harga.
Dengan kondisi tersebut, penjual berharap harga bahan baku bisa stabil sehingga ia tidak perlu mengkhawatirkan keuntungan yang diperoleh.