Niat Puasa Idul Adha Latin dan Artinya, Perlu Diketahui
Puasa sunah menjelang Idul Adha memiliki banyak manfaat kebaikan.
Puasa sunah menjelang Idul Adha memiliki banyak manfaat kebaikan.
Niat Puasa Idul Adha Latin dan Artinya, Perlu Diketahui
Salah satu amalan yang dianjurkan adalah puasa sunah Idul Adha. Puasa sunah Idul Adha dilakukan di 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Meski hukumnya sunah, namun puasa Idul Adha dapat memberikan banyak manfaat kebaikan.
Bagi yang ingin menunaikan, penting untuk memperhatikan niat puasa Idul Adha dengan baik dan benar. Berikut niat puasa Idul Adha dan penjelasan lainnya.
Niat Puasa Idul Adha
Pertama, akan dijelaskan niat puasa Idul Adha.
-
Bagaimana niat Puasa Qadha di bulan Rajab? Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”
-
Bagaimana cara membaca niat puasa qadha? Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâArtinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kenapa puasa Idul Adha memiliki keutamaan tersendiri? Meski hukumnya sunah, namun puasa Idul Adha memiliki keutamaan yang baik bagi umat muslim. Keutamaannya dapat melipatkangakan pahala serta mampu menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat.
-
Mengapa puasa saat Maulid Nabi dimakruhkan? Dikutip dari Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2, hukum berpuasa saat Maulid Nabi adalah makruh. Kemakruhan dari pengamalannya setara dengan pengamalan puasa pada dua hari raya.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
1. Puasa 1 hingga 7 Dzulhijjah
• Niat Puasa yang Dibaca Saat Malam Hari
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah taala.”)
• Niat Puasa yang Dibaca Setelah Subuh
Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai tarwiyata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah taala.”)
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
• Niat Puasa yang Dibaca Saat Malam Hari
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah taala.”)
• Niat Puasa yang Dibaca Setelah Subuh
Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai tarwiyata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah taala.”)
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
• Niat Puasa yang Dibaca Malam Hari
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah taala.”)
• Niat Puasa yang Dibaca Sesudah Subuh
Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai arafata sunnatan lillahi taala. (Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah taala.”)
Keutamaan Puasa Idul Adha
Setelah mengetahui bacaan niat puasa Idul Adha, berikutnya akan dijelaskan keutamaannya.
Puasa Idul Adha termasuk jenis puasa sunah yang memiliki banyak kebaikan di dalamnya.
Berikut beberapa manfaat keutamaan puasa Idul Adha yang bisa didapatkan:
1. Menghapus Dosa 2 Tahun:
Puasa pada Hari Raya Idul Adha memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menghapus dosa selama 2 tahun. Hal ini dikarenakan puasa tersebut dianggap sebagai satu amalan yang istimewa di hadapan Allah SWT. Dengan menjalankan puasa Idul Adha dengan niat yang tulus dan penuh keikhlasan, kita dapat memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kita lakukan selama 2 tahun terakhir.
2. Pahala Akan Dilipatgandakan:
Selain menghapus dosa, puasa Idul Adha juga memiliki keutamaan dalam hal pahala. Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi setiap muslim yang menjalankan puasa tersebut. Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa setiap amal ibadah yang dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, puasa Idul Adha merupakan kesempatan emas bagi umat muslim untuk memperoleh banyak pahala dengan menjalankan puasa tersebut.
3. Dibebaskan dari Siksa Api Neraka:
Puasa pada Hari Raya Idul Adha juga dapat melindungi diri kita dari siksa api neraka. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa siapa saja yang berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka dia akan mendapatkan keutamaan ini. Dengan menjalankan puasa pada hari tersebut, kita dapat mencegah diri dari siksa yang pedih di akhirat kelak.
4. Amalan yang Sangat Disukai Allah SWT:
Puasa Idul Adha juga termasuk dalam amalan yang sangat disukai oleh Allah SWT. Allah memandang dengan penuh kasih sayang kepada hamba-Nya yang menjalankan ibadah puasa pada hari tersebut. Hal ini menunjukkan betapa besar keutamaan puasa Idul Adha dalam pandangan-Nya. Dengan berpuasa saat hari raya ini, kita dapat mendekatkan diri kepada-Nya serta memperoleh kecintaan dan keridhaan-Nya.
5. Menjalankan Sunnah Nabi Muhammad SAW:
Puasa pada Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau sendiri juga melaksanakan puasa pada hari tersebut. Menjalankan puasa Idul Adha berarti kita juga melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan contoh teladan bagi umat muslim.
Dengan memahami berbagai keutamaan puasa Idul Adha, umat muslim diharapkan dapat melaksanakan puasa tersebut dengan niat yang ikhlas serta menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Setelah mengetahui niat puasa Idul Adha, terakhir akan dijelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
1. Hubungan Suami Istri:
Melakukan hubungan seksual saat berpuasa akan membatalkan puasa. Selain itu, tindakan ini juga mengharuskan pelakunya untuk membayar kafarat (denda).
2. Memasukkan Sesuatu ke dalam Tubuh Melalui Lubang Terbuka dengan Sengaja:
Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui lubang seperti mulut, hidung, telinga, atau lubang lainnya dengan sengaja akan membatalkan puasa.
3. Muntah dengan Sengaja:
Jika seseorang muntah dengan sengaja, puasanya batal. Namun, jika muntah tersebut terjadi tanpa disengaja, maka puasanya tetap sah.
4. Keluar Mani dengan Sengaja:
Jika seseorang melakukan sesuatu yang menyebabkan keluarnya mani dengan sengaja (misalnya melalui masturbasi), maka puasanya batal.
5. Haid atau Nifas:
Wanita yang mengalami haid atau nifas (pendarahan setelah melahirkan) akan batal puasanya. Mereka harus mengganti puasa tersebut di hari lain setelah bulan Ramadhan.
6. Hilangan Akal (Gila):
Jika seseorang kehilangan akal (gila) saat sedang berpuasa, maka puasanya batal.
7. Murtad (Keluar dari Islam):
Jika seseorang keluar dari agama Islam (murtad), maka semua ibadah termasuk puasanya batal.