Pemkot Solo Temukan Banyak Makanan Kadaluwarsa Saat Sidak Pasar, Ini Faktanya
Dalam sidak itu, penyidik menemukan hal mengejutkan di mana banyak ditemukan makanan kadaluwarsa. Padahal sesuai aturan dikatakan bahwa makanan yang masa kadaluwarsanya telah lewat harus disisihkan atau dimusnahkan.
Pada Hari Selasa (27/4), Pemkot Solo beserta tim dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Satpol PP, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian melakukan sidak di Luwes Ganding Pasar Kliwon. Dilansir dari ANTARA, sidak itu dilakukan dalam rangka pengawasan pangan menyambut lebaran tahun 2021.
Dalam sidak itu, penyidik menemukan hal mengejutkan di mana banyak ditemukan makanan kadaluwarsa. Padahal sesuai aturan dikatakan bahwa makanan yang masa kadaluwarsanya telah lewat harus disisihkan atau dimusnahkan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Kami menemukan banyak makanan yang sudah kadaluwarsa. Seharusnya tidak lagi dipajang di tempat penjualan. Selain itu ada pula makanan yang tidak tercantum masa kadaluwarsanya. Padahal itu harus dicantumkan agar konsumen tahu ini makanan kapan, nanti kalau sudah lebih dari “expired” harus diganti,” kata Kabid Data dan Sumber Daya Kesehatan DKK Solo Sri Rahayu Susilowati, saat sidak.
Tidak Boleh Dipajang
Shutterstock/fullempty
Karena temuan itu, Sri Rahayu meminta setiap harinya pihak penjual menyeleksi dan melihat setiap kemasan dari makanan yang akan dijual. Hal ini dikarenakan setiap produk dan merk tidak sama masa kadaluwarsanya.
“Jadi tidak boleh bercampur dengan makanan yang belum kadaluwarsa dan yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dipajang di rak penjualan. Konsumen juga harus cerdas memilih makanan yang akan dibeli. Melihat fisik-nya dulu, kapan ‘expired date’-nya, sudah lewat belum,” kata Sri Rahayu dikutip dari ANTARA.
Cara Penyimpanan
©2017 Merdeka.com
Sri Rahayu juga meminta penjual memperhatikan kemasan produk dan cara penyimpanan. Sebagai contoh, masih ditemukan produk yang seharusnya disimpan dalam suhu dingin namun penjual tidak melakukannya.
“Jika persyaratan tidak terpenuhi, kelayakan makanan dinilai tidak bagus lagi. Ini yang harus menjadi perhatian dari penjual, selain “expired”-nya juga bagaimana cara menyimpan makanan tersebut dilihat dari labelnya. Kalau harus disimpan di suhu ruangan ya harus dipenuhi,” jelas Sri Rahayu.
Harus Dimusnahkan
©2018 Merdeka.com/ER Chania
Untuk selanjutnya, temuan dari hasil sidak itu akan dikoordinasikan dengan pihak manajemen toko. Sri Rahayu berharap, produk-produk yang sudah kadaluwarsa itu harus dimusnahkan dan pihak manajemen toko harus menandatangani berita acara yang
menyatakan tidak ada lagi makanan kadaluwarsa di sana.
“Walaupun tidak banyak jumlahnya (makanan kadaluwarsa), semoga ini hanya ‘human error’ karena ketidaktelitian sehingga menjadi evaluasi dan pengalaman yang baik bagi manajemen,” kata Sri Rahayu.