Perang Sarung Terjadi di Berbagai Tempat, Ini 4 Faktanya
Tren kenakalan remaja ini terjadi di berbagai tempat. Mereka memodifikasi sarung milik mereka masing-masing menjadi senjata yang keras untuk memukul lawan. Bahkan ada di antara mereka yang mengisi senjata sarung milik mereka dengan batu yang keras.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang baik digunakan untuk ibadah. Namun banyak pula anak muda yang mengisi bulan suci ini dengan kegiatan yang tidak produktif dan justru membahayakan.
Salah satu yang populer di kalangan anak muda saat Bulan Ramadan adalah perang sarung. Tren kenakalan remaja ini terjadi di berbagai tempat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Mereka memodifikasi sarung milik mereka masing-masing menjadi senjata yang keras untuk memukul lawan. Bahkan ada di antara mereka yang mengisi senjata sarung milik mereka dengan batu yang keras.
Lalu daerah mana saja yang terjadi perang sarung? Berikut selengkapnya:
Perang Sarung di Kota Solo
©2023 Merdeka.com
Kasus perang sarung pertama terjadi di Kota Solo. Pada Sabtu (25/3) Kepolisian Resor Kota Surakarta menangkap belasan pemuda yang diduga hendak perang sarung menjelang waktu sahur di Perempatan Gading, Kota Solo.
Kepala Satuan Samapta Polresta Solo, Kompol Arfian Riski Dwi Wibowo mengatakan, penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan aduan masyarakat melalui call center. Dari 14 orang yang ditangkap, 8 di antaranya berstatus pelajar. Selanjutnya, mereka akan diberi imbauan dan pembinaan agar tidak melakukan perbuatan itu lagi.
“Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan perang sarung karena sudah meresahkan. Kalau melihat ada kejadian perang sarung, segera lapor kami agar kami tindak,” kata Kompol Arfian dikutip dari ANTARA.
Perang Sarung di Pekalongan
©Instagram/@pekalonganinfo
Sebuah video berdurasi 17 detik memperlihatkan aksi kejar antar pemuda menggunakan sarung di Desa Coprayan Jati Londo, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.
Dalam video tersebut, terlihat para pemuda berlari-larian ke suatu arah, namun ada beberapa dari mereka yang memisahkan diri dari kelompoknya. Ia dikejar oleh kelompok lain dan berlari ke rumah warga.
Untungnya di rumah tersebut ada beberapa pemuda dewasa yang sedang nongkrong sehingga perseteruan antar keduanya berhasil dicegat. Menurut informasi, dua kelompok yang terlibat perang sarung itu adalah warga Ngalian Tirto dan warga Coprayan Kanigoro Buaran.
Perang Sarung di Semarang
Perang sarung juga terjadi di Semarang. Dilansir dari akun Instagram @infokejadian_semarang pada Minggu (26/3), mereka menangkap anak-anak yang melakukan aksi perang sarung.
Tak tanggung-tanggung, mereka mengisi sarung dengan batu. Mereka pun terpaksa menjalani hukuman di tempat dengan disuruh tengkurap sambil bertelanjang dada.
Perang Sarung di Jogja
©Instagram/@pemalang.update
Tak hanya di Jawa Tengah, perang sarung merembet hingga ke Jogja. Kejadian perang sarung itu terjadi di area Banyuraden, Gamping, Sleman, tepatnya di dekat SMA 1 Islam Sleman.
Sama seperti di Semarang, berdasarkan informasi, para anak muda di sana melengkapi sarung dengan batu. Mereka pun harus menjalani interogasi dari polisi. Mereka disuruh menjalani hukuman telanjang dada dan berjongkok sambil dimaki-maki polisi.