Peristiwa 10 Maret: Peringatan Hari Persatuan Artis Film Indonesia, Begini Sejarahnya
Ini pun terwujud dengan dibentuknya organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Organisasi ini sebenarnya sudah lama terbentuk, yaitu sejak tahun 10 Maret 1956. Setiap tanggal ini diperingati sebagai Hari Persatuan Artis Film Indonesia sebagai upaya untuk membangun solidaritas dan industri perfilman yang semakin
Perfilman merupakan salah satu industri yang terus menyuguhkan hiburan untuk masyarakat. Beragam kisah dan ide cerita diangkat dan digambarkan dalam sajian film yang menarik untuk disimak. Bahkan teknik pengambilan gambar yang estetik juga memberikan nilai tambah dalam tampilan film secara keseluruhan.
Bukan hanya itu, aktor dan aktris dalam film juga memainkan peranan penting. Di mana para aktor dan aktris harus mendalami cerita dan karakter tokoh kemudian menerjemahkannya dalam tiap adegan yang dilakukan. Tentu ini membutuhkan usaha keras agar pesan yang ada dalam film dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton.
-
Kapan film "Bangsal Isolasi" tayang? Pada tanggal 25 Juli 2024, film BANGSAL ISOLASI yang disutradarai oleh Adhe Dharmastriya akan tayang di bioskop.
-
Kapan film Jomblo dirilis? Masih ingat film Jomblo yang tayang di 2006? Film coming of age bernuansa komedi ini langsung melejitkan nama empat aktor utamanya, yaitu Ringgo Agus Rahman, Dennis Adhiswara, Christian Sugiono, dan Rizky Hanggono.
-
Siapa sutradara film "Tendangan dari Langit"? Film Tendangan dari Langit mengusung drama remaja dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Dimana film "Tarian Lengger Maut" berlatar? Film berjudul "TARIAN LENGGER MAUT" memaparkan kisah yang mempertemukan sebuah desa baru, Pagar Alas, dengan seorang dokter yang menyembunyikan sisi gelapnya sebagai seorang pembunuh berdarah dingin dengan obsesi terhadap jantung manusia.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Tidak salah jika para aktor dan aktris perlu mendapatkan penghargaan atas setiap karya yang dihasilkan. Mereka harus terus didukung untuk menciptakan lebih banyak karya seni film yang menghibur masyarakat. Sesama kalangan artis juga perlu saling mendukung agar bisa memberikan konstribusi terbaik untuk perfilman Indonesia.
Ini pun terwujud dengan dibentuknya organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Organisasi ini sebenarnya sudah lama terbentuk, yaitu sejak tahun 10 Maret 1956. Setiap tanggal ini diperingati sebagai Hari Persatuan Artis Film Indonesia sebagai upaya untuk membangun solidaritas dan industri perfilman yang semakin maju.
Lalu seperti apa sejarah berdirinya Persatuan Artis Film Indonesia. Dilansir dari laman Parfi.or.id, berikut kami merangkum informasinya untuk Anda.
Sejarah Berdirinya PARFI
©2016 Merdeka.com
Sejarah berdirinya Organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), bermula dari kevakuman kegiatan organisasi Serikat Artis Indonesia (SARI) akibat masuknya Jepang ke Indonesia. Kemudian, Usmar Ismail bersama Djamaludin Malik dan Suryo Sumanto, semangat mendirikan organisasi PARFI untuk memajukan artis dan perfilman tanah air.
PARFI resmi didirikan pada 10 Maret 1956 di Gedung SBKA Manggarai, Jakarta dengan sekretariat di Jalan, Kramat V Jakarta Pusat. Pada masa awal, organisasi ini diketuai oleh Suryo Sumanto, dengan anggota:
- Rd. Sukarno (Rendra Karno)
- Kotot Sukardi
- Basuki Effendi
- Wildan Dja’far
- Sofia Waldy
- Deliana Surawidjaja
- Idrus Nawawi (Palembang)
- Eddy Saputra (Medan)
- Basuki Zailani (Bandung)
- Ismail Saleh (Semarang)
- Abdul Gafur (Surabaya)
- Subekto (Yogya)
Tepat pada 10 Maret 1956 tersebut, Ibu Negara Fatmawati hadir dan meresmikan secara langsung organisasi PARFI. Ini menjadi satu-satunya organisasi yang dapat menjadi naungan bagi artis film Indonesia untuk terus berkarya dan memperjuangkan cita-cita demi perfilman Indonesia yang semakin maju.
Pada masa awal, PARFI bergerak melakukan demonstrasi di depan Presiden. Demonstrasi ini menentang serbuan film asing yang mulai masuk ke Indonesia. Banyaknya film asing yang masuk, tentu menjadi ancaman yang merugikan produksi film Indonesia, khususnya pada zaman penjajahan.
Perjuangan ini diharapkan terus ada guna mendukung perkembangan industri film di Indonesia yang lebih baik. Kini, setiap tanggal 10 Maret diperingati sebagai Hari Persatuan Artis Film Indonesia sebagai bentuk dukungan bagi industri perfilman Indonesia yang ada hingga saat ini.
Tujuan PARFI
Setelah mengetahui sejarah Hari Persatuan Aeris Film Indonesia, berikutnya terdapat tujuan khusus dari pendirian organisasi ini. PARFI didirikan agar bisa memberikan ruang dan sarana penghimpun, pemersatu, dan penyaluran daya kreasi serta amal perjuangan artis film Indonesia dalam mengabdi pada bangsa dan negara.
Ini dilakukan tidak lain dengan meningkatkan derajat dan martabat kesenian, melalui film nasional. Niat ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini terbukti dengan langkah pemerintah mengukuhkan PARFI sebagai organisasi profesi dengan kekuatan rekomendasi.
Dengan kekuatan hukum, para artis dapat memperoleh jaminan untuk bisa mencukupi kebutuhan ekonomi, mendapatkan kepuasan batin dari hasil karyanya, hingga pemenuhan hak-hak profesinya yang dilindungi oleh Undang-Undang. Dengan begitu, para artis film Indonesia bisa terus mengembangkan diri guna mendukung industri perfilman Indonesia yang semakin maju.
Masa Kebangkitan Setelah Terpuruk
Sejak berdiri pada 10 Maret 1956, PARFI mengalami berbagai masalah kepengurusan organisasi. Beberapa masalah tersebut tentu saja menjadi hambatan sekaligus tantangan tersendiri bagi PARFI untuk berupaya sebaik mungkin demi kelangsungan hidup organisasi.
Kemudian pada tahun 2020, PARFI mengadakan kongres untuk membangun semangat baru. Dalam kongres ini, terpilih pemimpin organisasi baru yaitu Alicia Djohar, yang akan menjabat selama lima tahun ke depan. Penetapan pimpinan baru ini, dilakukan atas persetujuan dari Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO).
Di kepengurusan Alicia Djohar, banyak orang-orang baru yang mendedikasikan dirinya untuk perkembangan organisasi. Bukan hanya para aktor atau aktris saja, tetapi juga mereka yang paham dalam dunia film, yang mau mendedikasikan diri untuk memajukan perfilman Indonesia.
Pada periode PB PARFI 2020 – 2025 ini juga banyak dilakukan terobosan-terobosan positif seperti mengakomodir perkembangan dunia Millenial, serta menyesuaikan diri dengan hadirnya media baru seperti YouTube, OTT, Bioskop Digital Online, dll.
Hingga akhirnya PARFI kembali diakui oleh negara dengan terbitnya SK. MENKUMHAM NO. AHU-0000933.AH.01.08.TAHUN 2020 yang diserahkan langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoly pada tahun 2020 lalu.
(mdk/ayi)