Peristiwa 21 Maret: Peringatan Hari Hutan Sedunia, Begini Sejarahnya
Dengan latar belakang inilah, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal khusus untuk memperingati Hari Hutan Sedunia, yaitu setiap 21 Maret. Peringatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kelestarian hutan.
Hutan merupakan salah satu komponen dalam lingkungan yang memiliki peranan penting. Menjadi sumber pemasok oksigen terbesar, hutan mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk yang ada di bumi. Selain itu, hutan juga berperan sebagai filter penyerap karbon dioksida terbaik yang memastikan udara di sekitar bersih dan layak dihirup.
Tak heran, jika hutan sering disebut sebagai paru-paru bumi yang menjadi sumber kehidupan. Sayangnya, kian hari masyarakat semakin mengabaikan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus kebakaran hutan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya sebagian daerah menjadi gersang dan risiko longsor semakin tinggi akibat tak adanya media untuk menyerap air dengan baik.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Apa itu kue talam jagung? Kue talam merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut.
Dengan menyadari hal ini, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal khusus untuk memperingati Hari Hutan Sedunia, yaitu setiap 21 Maret. Peringatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kelestarian hutan.
Peringatan ini juga mendorong masyarakat untuk terlibat dalam upaya-upaya pelestarian hutan demi kehidupan bumi yang lebih baik. Lalu seperti apa asal mula peristiwa 21 Maret yang diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia dan bagaimana cara merayakannya setiap tahun.
Melansir dari beberapa sumber, berikut kami merangkum penjelasannya untuk Anda.
Sejarah Hari Hutan Sedunia
©Pixabay/cosmospaceternal_8734
Hal pertama yang perlu Anda ketahui tidak lain bagaimana sejarah peringatan Hari Hutan Sedunia diselenggarakan. Pertama kali, peristiwa 21 Maret yang ditetapkan sebagai Hari Hutan Sedunia ini diadakan pada tahun 2021 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Peringatan ini diadakan untuk merayakan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya semua jenis hutan. Selain itu, peringatan ini juga mendorong partisipasi masyarakat untuk turut melakukan upaya-upaya nyata dalam membangun kelestarian hutan yang lebih baik.
Dalam hal ini, PBB mendorong setiap negara untuk melakukan upaya lokal, nasional, dan internasional untuk mengadakan kegiatan untuk berpusat pada hutan dan pohon, seperti gerakan menanam pohon.
Dengan adanya peringatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tahu dan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga bumi bisa lebih sehat dan masih layak untuk menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup.
Fakta tentang Hutan
nationalgeographic.com
Setelah mengetahui sejarah peristiwa 21 Maret yang diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia, berikutnya terdapat beberapa fakta tentang hutan yang tak kalah penting untuk diketahui. Pertama, hutan adalah rumah bagi sekitar 80% keanekaragaman hayati terestrial dunia, dengan lebih dari 60.000 spesies pohon. Sehingga ketika kondisi hutan semakin rusak, maka ini bisa mengancam kehidupan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Fakta kedua, hutan bukan hanya sebagai tempat tinggal bagi banyak spesies, tetapi hutan juga menjadi tempat manusia bergantung. Di mana hutan memiliki kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan manusia, kebutuhan tempat tinggal, energi, obat-obatan, hingga sumber pendapatan atau penghasilan.
Sayangnya, fakta berikutnya menyebutkan bahwa bumi telah kehilangan sekitar 20 hektare hutan setiap tahun. Ukuran ini sama besarnya seperti negara Islandia. Jika dibiarkan saja, tentu ini akan semakin mempengaruhi keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Maka penting bagi setiap masyarakat untuk mendukung gerakan pelestarian lingkungan, seperti menghindari penebangan atau pembakaran hutan dan melakukan reboisasi pada lahan yang gundul.
Cara Merayakan Hari Hutan Sedunia
©Creative Commons/Robbieross123
Setelah mengetahui sejarah Hari Hutan Sedunia yang diperingati setiap 21 Maret dan beberapa fakta penting tentang hutan, terakhir akan dijelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merayakan peringatan ini. Peringatan ini bisa dirayakan dengan cara sederhana namun memberikan pengaruh cukup besar jika dilakukan oleh banyak orang.
Berikut beberapa cara merayakan Hari Hutan Sedunia yang bisa Anda lakukan:
- Mengikuti gerakan menanam pohon di kawasan hutan atau lingkungan sekitar. Anda juga bisa menanam lebih banyak pohon di sekitar rumah untuk membangun lingkungan tempat tinggal yang sehat.
- Melakukan hiking di hutan atau taman nasional untuk melihat bahwa hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan melihat secara langsung, maka Anda akan terdorong untuk semakin mencintai alam dan lingkungan di sekitar.
- Saling mengedukasi anggota keluarga, teman, atau orang lain tentang pentingnya hutan bagi kehidupan di bumi. Anda juga bisa mengenalkan hal ini pada anak, sehingga anak akan paham dan tumbuh menjadi generasi yang menghargai lingkungan dan tidak berbuat kerusakan.
(mdk/ayi)