Perokok Punya Risiko Meninggal Lebih Besar karena COVID-19, Ini Kata Pakar UGM
Menurut penelitian, perilaku merokok membuat seseorang punya risiko meninggal dunia lebih tinggi akibat terpapar COVID-19. Oleh karena itu, mau tidak mau kebiasaan itu harus dihentikan. Para pakar UGM ini membagikan cara agar kebiasaan merokok bisa dihentikan di tengah masyarakat.
Wabah COVID-19 masih berlangsung dan tak tahu kapan akan berhenti. Korban demi korban meninggal berjatuhan. Biasanya, mereka yang banyak menjadi korban adalah para lansia atau orang dengan penyakit penyerta.
Namun ternyata, ada perilaku tertentu yang membuat orang punya risiko meninggal dunia lebih tinggi akibat COVID-19. Perilaku itu adalah merokok.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Hal itulah yang diungkapkan oleh peneliti dari Departemen Ilmu Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM Bagas Suryo Bintoro. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat terutama para perokok bisa berhenti merokok untuk mengurangi risiko terpapar COVID-19.
“Tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok, sebab berhenti merokok bermanfaat bagi kesehatan sehingga harus didukung oleh semua pihak,” kata Bagas dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (2/5).
Proses yang Tidak Mudah
ABC News
Menurut Guru Besar FK-KMK UGM, Yayi Suryo Prabandari, berhenti merokok merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Untuk bisa berjalan baik, perlu komitmen kuat agar seseorang itu bisa berhenti merokok.
Bahkan komitmen itu tidak hanya berasal dari perokok namun juga dukungan keluarga, komunitas dan lingkungan, serta layanan kesehatan.
“Dari kajian literatur yang ada, sebagian itu efektif di waktu 6 bulan awal. Setelahnya perlu ada penguatan dan pendampingan kembali,” kata Yayi.
Seperti Uji Nyali
©2016 Merdeka.com
Menurut Yayi, perlu ada proses eliminasi iklan, promosi, dan sponsor terkait tembakau dan rokok. Di samping itu, strategi lain bisa dilakukan seperti memperbanyak kawasan tanpa rokok (KTR), advokasi jejaring untuk menerapkan KTR, dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengawasan KTR.
“Berhenti merokok di Indonesia itu seperti uji nyali. Saat individu sudah bertekad berhenti namun kondisi lingkungan kurang mendukung sehingga penguatan komitmen sangat dibutuhkan,” tegas Yayi.
Program Rumah Bebas Asap Rokok
©2012 Merdeka.com
Sementara itu, Retna Siwi Padmawati, peneliti lain dair Departemen Ilmu Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM menjelaskan soal program rumah bebas asap rokok sebagai bentuk penguatan komitmen pada masyarakat agar berhenti merokok.
Melalui program itu, baik seluruh penghuni rumah tidak diperbolehkan merokok di dalam rumah, tidak menyediakan tempat putung rokok, serta memasang stiker tanda larangan merokok di dalam rumah.
“Jauhkan keluarga dari ekspos rokok karena nantinya bisa ditiru oleh anak-anak. Semuanya harus diikuti dengan berhenti merokok agar anak-anak tidak mengikutinya,” kata Retno.