Petani Muda Semarang Ini Sukses Budidaya Melon di Tengah Kota, Pecahkan Rekor Dunia
Dengan berat mencapai 5,8 kilogram, buah melon hasil budidaya mereka tercatat sebagai yang terberat di Indonesia
Dengan berat mencapai 5,8 kilogram, buah melon hasil budidaya mereka tercatat sebagai yang terberat di Indonesia
Petani Muda Semarang Ini Sukses Budidaya Melon di Tengah Kota, Pecahkan Rekor Dunia
Dua petani muda di Semarang sukses mengembangkan budidaya tanaman melon dengan sistem “dutch bucket hidroponik”. Ditanam secara khusus, budidaya ini berhasil mengembangkan melon segar varietas Hamigua hingga berat mencapai 5,8 kilogram.
-
Bagaimana cara petani di Kedungpoh melakukan budidaya melon? Didik mengatakan, dalam sekali panen, melon kualitas premium yang dihasilkan ada 300 buah. Satu melon memiliki berat rata-rata 2 kilogram. Pada panen pertama, buah melon dijual seharga Rp18.000 per kilogram. Masa budidaya melon ketiga selanjutnya dilakukan secara semi modern dengan menggunakan alat timer untuk membantu proses penyiraman, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
-
Kapan Asnawi mulai menanam melon? Setelah itu ia mulai merintis hidup sebagai petani melon.
-
Di mana melon bisa didapatkan? Melon adalah buah yang populer di musim panas karena rasa segar dan manisnya. Selain itu, melon juga kaya akan kandungan nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan.
-
Mengapa budidaya melon di Lumbung Mataraman Kedungpoh dianggap menguntungkan? Hasil penjualannya menghasilkan keuntungan berlipat dari modal yang dikeluarkan. Setelah dua kali panen, saat ini budidaya melon tersebut tengah memasuki masa penanaman ketiga.
-
Kapan kebun melon Tuslam ramai dikunjungi? Setiap sore hari selama Ramadan, kebunnya selalu jadi tempat ngabuburit yang asyik.
-
Apa jenis melon yang dibudidayakan di Lumbung Mataraman Kedungpoh? Dikutip dari Instagram @humasjogja, budidaya melon di Gunungkidul masih terbilang jarang sehingga hasil panen melon berjenis golden kinanti dan sweet lavender saat dijual langsung ludes dalam kurun waktu satu sampai dua hari.
Tanaman melon itu ditanam secara khusus pada lahan seluas 1,7 hektare pada sebuah greenhouse di tengah Kota Semarang. Melon yang ditanam berasal dari varietas Hamigua.
Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
Dengan system “dutch bucket hidroponik”, penggunaan air sebagai konsumsi tanaman dapat dihemat. Air nutrisi akan dialirkan dari tandon ke media tanaman secara terus-menerus dalam periode tertentu sehingga sebagian air nutrisi kembali ke tandon.
“Di sini kita sistemnya pakai full hidroponik yaitu dutch bucket. Dengan sistem ini kebutuhan nutrisi tanaman sepanjang waktu akan terpenuhi karena kita melakukan irigasi selama 24 jam non stop. Selain itu kita juga menjaga kesehatan tanaman dengan meminimalkan semua penyakit pengganggu tanaman sehingga tanaman ini bisa memiliki kesehatan yang optimal,” kata Arvin dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Kamis (30/11).
Buah melon Hamigua berhasil dibudidayakan dengan menghasilkan panen yang ukuran buahnya di atas rata-rata, yaitu mencapai 5,8 kilogram. Berat buah melon ini belum ada yang menandingi dan dicatat oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).
“Buah ini berhasil memecahkan rekor Indonesia dunia, yaitu berhasil membudidayakan melon terberat di Indonesia. Kalau sebelumnya cuma 4,3 kilogram, tapi kalau di sini berat melonnya mencapai 5,8 kilogram,”
Jelas Paulus Pangka, Ketua Umum LEPRID.
Dilansir dari kanal YouTube Liputan6, budidaya tanaman dengan memanfaatkan teknologi terkini dinilai lebih efektif jika dibandingkan budidaya konvensional. Petani pun tidak perlu khawatir akan terjadi gagal panen karena cuaca dan hal lainnya.
Hal inilah yang membuat kedua petani muda tersebut terus belajar melakukan inovasi penanaman sehingga dapat menghasilkan buah melon yang cukup banyak, berkualitas, dan lebih unggul di pasaran.
Hanya perlu menunggu 61 hari sejak penanamannya, tanaman melon Hamigua sudah bisa dipanen. Satu hektare lahan tanaman mampu menghasilkan panen sebanyak 24 ton. Harga jualnya juga bervariasi, mulai Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram.