Sedekah Jadi Kunci, Begini Kisah Perempuan di Jaktim Bisa Umrah dari Jualan Seblak
Menurutnya, rezeki datang setelah adanya beberapa food vlogger di tempatnya, dan setelah ia rajin bersedekah.
Menurutnya, rezeki datang setelah adanya beberapa food vlogger di tempatnya, dan setelah ia rajin bersedekah.
Sedekah Jadi Kunci, Begini Kisah Perempuan di Jaktim Bisa Umrah dari Jualan Seblak
Kisah inspiratif datang dari seorang perempuan bernama Yulia yang tinggal di daerah Cijantung, Jakarta Timur. Tanpa disangka, usahanya berjualan seblak yang ia rintis secara dadakan bisa menghantarkan mimpi melaksanakan ibadah umrah.
-
Mengapa usaha seblak Mu'adhim berhasil? Harga yang dinilai cukup terjangkau ternyata mengundang minat pembeli, salah satunya Suraya Olivia.'Harganya cukup terjangkau, tak ada yang lebih dari Rp25.000. Selain itu rasanya juga pas, tidak terlalu asin atau bagaimana,' ujar Suraya dikutip dari kanal YouTube Liputan6.
-
Mengapa seblak terkenal? Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang unik membuat seblak memiliki banyak penggemar.
-
Kenapa Rahmat sukses menjual seladanya? Rahmat juga menjual sayur seladanya tidak ke tengkulak atau produsen, melainkan langsung ke konsumen. Dari sana, produknya bisa stabil dengan harga jual di pasaran tanpa terpengaruh inflasi Kemudian Rahmat juga melayani pembelian dadakan, walau harga beberapa ikat sayur slada.
-
Kenapa seblak cocok untuk para perempuan? Seblak konon katanya jadi makanan favorit kaum perempuan nih soalnya bisa ningkatin mood apalagi pas PMS.
-
Apa itu Sedekah Serabi? Sedekah Serabi merupakan salah satu tradisi khas Suku Lintang di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan yang mirip dengan kenduru dengan isi lantunan doa-doa.
-
Kenapa Seblak populer? Seblak cobek ala Rafael Tan belakangan viral di sosial media. Seblak ini merupakan seblak cobek asli yang dibuat tanpa kuah.
Sehari-hari, Yulia berjualan seblak secara rumahan dengan omzet yang lumayan. Berbekal semangat, dan kepasrahan terhadap yang di atas, usaha makanan khas Sunda miliknya itu pelan-pelan meraup banyak untung.
Kini kedai jualannya terus berkembang, dengan mempekerjakan beberapa karyawan dan memiliki pelanggan yang silih berganti datang.
Bermula dari nekat berjualan seblak
Mulanya, Yulia yang seorang ibu rumah tangga ingin mengisi kegiatan di rumah dengan cara berjualan.
Segala macam usaha ia jalankan, mulai dari berjualan cilok yang dititipkan ke warung sampai yang ia jual sendiri di pinggir jalan.
Sayangnya, semuanya berakhir dengan kegagalah bahkan sampai pernah terusir dari lokasi jualan karena penertiban.
Dari sana ia kemudian nekat, dan berinisiatif untuk berjualan seblak setelah melihat banyak kerupuk di dapurnya.
“Semuanya udah dicoba, terus ngeliat di dapur saya nekat berjualan, dan Qodarullah banyak yang nanyain,” katanya, di kanal YouTube Jaga Lilin.
Mengenalkan seblak
Saat awal merintis seblak, usahanya tidak langsung mulus. Pada 2012 itu, seblak masih belum sepopuler sekarang.
Yulia kemudian mencoba berjualan, sembari mengenalkan kuliner seblak untuk mencari pelanggan.
Untung yang dihasilkan Yulia juga masih belum bisa mengembalikan modal yang digunakan untuk pertama berjualan. Saat itu, Ia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp70 ribu.
“Dua hari, tiga hari sampai seminggu, dapat uang Rp150 ribu saja sudah seneng dari jualan seblak,” katanya.
Perlahan bangkit
Setelah berbagai kesulitan, usahanya perlahan terangkat salah satunya karena review dari para food vlogger.
Padahal saat itu, dirinya masih baru mulai jualan dan belum mengetahui cara memasarkan produk seblak yang Ia bikin.
“Setelah 3 bulan jualan itu seblak saya meledak, mulai ramai orang yang makan di rumah. Qodarullah ini dibantu sama orang terbaik pilihan Allah yang ngevlog di seblak saya, padahal saya gaptek,” kata Yulia.
Sedekah jadi pembuka rezeki
Namun, sejak awal Yulia sudah menerapkan konsep sedekah untuk jualannya. “Jadi alhamdulillah, jualan di sini tidak sekedar untung atau rugi, jadi pengen rasanya bisa bermanfaat sekecil apapun untuk banyak orang,” kata Yulia.
Setelah semakin berkembang ia mencoba menambah pola sedekah, dengan menggratiskan menu ketika ada yang berulang tahun dan kepada anak yatim.
Inilah yang kemudian mejadi pembuka pintu rezeki bagi Yulia dan warung Seblak Mama Nara yang ia kembangkan.
“Kemarin juga dari hasil jualan seblak saya bisa mewujudkan cita-cita saya yakni umrah, alhamdulillah tanpa meminta sepeserpun dari suami. Jadi the power of sedekah itu beneran luar biasa,” katanya lagi
Membiasakan untuk sedekah
Menurutnya, rezeki ini datang setelah adanya beberapa food vlogger ke kedainya, dan setelah ia membiasakan bersedekah. Pintu rezeki juga semakin terbuka setelah dirinya memutuskan untuk berhijab dan memperdalam ilmu agama.
“Jadi ada sisi baik di sini yang nggak hanya sekedar bekerja, jualan yakni aku kenal sama orang-orang baik, pilihan Allah yang kebetulan jalurnya sama. Saya sayang terinspirasi sekali oleh bapak Jusuf Hamka yang selalu bersedekah tanpa memandang siapapun dan tanpa melihat apapun,” jelasnya.