Dulu Pengangguran, Pria Ini Sulap Ampas Kopi jadi Lukisan Bernilai Seni Tinggi hingga Pameran ke Amerika
Di tengah keterpurukannya, seniman asal Tulungagung ini melakukan berbagai upaya untuk bangkit
Di tengah keterpurukannya, seniman asal Tulungagung ini melakukan berbagai upaya untuk bangkit
Dulu Pengangguran, Pria Ini Sulap Ampas Kopi jadi Lukisan Bernilai Seni Tinggi hingga Diundang ke Amerika
Adhitya Kreshna, seniman asal Tulungagung, Jawa Timur menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku. Ia pernah jadi pengangguran dan mencoba berbagai cara untuk bangkit. Usahanya tak sia-sia, Adhitya akhirnya menemukan ide unik dalam dunia kesenian.
-
Siapa pendiri Warung Kopi Tinggi? Mengutip laman Warung Kopi Tinggi, kedai tersebut mulanya didirikan oleh seorang pengusaha dan saudagar rempah asal China, Liaw Tek Soen.
-
Apa saja kreasi kopi yang pernah populer? Selain memiliki rasa segar dan gampang dibikin, ternyata alasan populernya aneka kreasi minuman tersebut adalah terletak pada keunikan yang masing-masing miliki.
-
Siapa yang suka kreasi kopi? Menciptakan kreasi kopi di rumah sebenarnya nggak hanya memberikan kepuasan bagi para penikmat kopi, tetapi juga memungkinkan kamu untuk bereksperimen dengan rasa sesuai dengan preferensi pribadi.
-
Di mana kopi Temanggung dibudidayakan? Kopi merupakan komoditas andalan Kabupaten Temanggung setelah tembakau. Selain bertani tembakau, para petani Temanggung juga menanam kopi.
-
Kenapa kopi jadi sumber inspirasi? Kopi sendiri sering dimaknai bukan sekadar minuman, tapi juga sumber inspirasi bagi banyak orang.
-
Siapa yang bisa terinspirasi dari kopi pahit? Kopi bukan sekadar minuman, tapi juga sumber inspirasi bagi banyak orang. Rasa pahitnya yang khas sering dijadikan perumpamaan untuk berbagai aspek kehidupan.
Berawal dari Keterpurukan
Pada tahun 2013, Adhitya tak punya pekerjaan. Di tengah keterpurukannya, ia nekat membuka warung kopi. Setiap hari, Adhitya melihat ampas kopi tersisa di cangkir para konsumennya. Saat itulah, ide membuat lukisan dengan ampas kopi muncul.
Pada tahun 2015, Adhitya mencoba mengimplementasikan idenya. Awalnya ia melukis di atas kertas, sebelum kemudian menggunakan media kanvas. Pada tahun 2017, ia diajak rekan senimannya untuk berpartisipasi pada pameran di Amerika Serikat.
Saat itu, panitia pameran tidak menyediakan biaya transportasi dan akomodasi. Adhitya yang saat itu tak punya uang sempat kebingungan apakah akan berangkat ke Amerika atau mengurungkan niat.Tak disangka, mendekati hari keberangkatan ada seorang kenalannya yang ingin membantu keberangkatan Adhitya ke Amerika.
Orang tersebut mentransfer sejumlah uang yang saat itu cukup untuk membeli tiket pesawat. Masalah tak berhenti di situ, saat tiket pesawat sudah terbeli, Adhitya masih bingung bagaimana biaya hidupnya selama di Amerika. Beruntung, ia punya beberapa teman di Amerika yang siap menampung selama pameran berlangsung.
Budaya Lokal
Ide awal melukis menggunakan ampas kopi muncul karena keinginan Adhitya mengenalkan budaya cethe Tulungagung, memisahkan kopi dengan ampasnya kepada publik yang lebih luas.
Tak Membatasi Ide
Berbeda dari kebanyakan seniman, Adhitya tidak menekuni satu genre tertentu dalam dunia lukis.
"Saya nggambar semau saya sendiri. Menurut saya genre membatasi apa yang mau saya bicarakan," ungkapnya.
Sumber Cuan
Kini, selain aktif mengikuti pameran seni di berbagai daerah, Adhitya juga menerima pesanan lukisan dari konsumen. Harga lukisannya dibanderol mulai Rp3 juta rupiah
Bangga jadi Orang Jawa
Adhitya mengaku bangga menjadi orang Jawa. Setiap petuah Jawa selalu ada keseimbangan dengan alam.
"Semua kalau saling mendukung untuk circle kehidupan besar maka akan seimbang," ujarnya, dikutip dari YouTube PecahTelur.