Puluhan Rumah di Cilacap Ini Dibiarkan Terbengkalai, Potretnya Bikin Merinding
Ada sebuah kampung mati di Cilacap. Namanya Kampung Bunter. Para warganya memilih untuk meninggalkan kampung itu dan pindah ke tempat lain. Rumah-rumah yang telah dibangun dibiarkan terbengkalai begitu saja. Apa gerangan yang menyebabkan warga memilih pindah dari tempat itu?
Ada sebuah kampung mati di Cilacap. Namanya Kampung Bunter. Para warganya memilih untuk meninggalkan kampung itu dan pindah ke tempat lain. Rumah-rumah yang telah dibangun dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Kampung Bunter berada di Desa Pamulihan, Kecamatan Karangpucung, Cilacap. Rumah-rumah yang masih tampak utuh namun tidak berpenghuni menciptakan suasana angker. Tercatat ada 60 rumah yang dikosongkan di sana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu apa gerangan yang menyebabkan warga memilih pindah dari kampung itu? Berikut selengkapnya:
Kampung yang Ditinggalkan
©YouTube/Jejak Bang Ibra
Pemandangan alam di sekitar Kampung Bunter tampak indah dan damai. Di sana masih terdapat lahan pertanian serta air saluran irigasi yang masih jernih. Namun begitu memasuki kampung yang ditinggalkan itu, suasana angker begitu terasa.
Ada rumah yang tampak masih utuh, namun banyak yang sudah terbengkalai. Parahnya rumah yang terbengkalai itu hanya menyisakan pondasinya saja dan banyak bagiannya yang sudah diselimuti lumut. Belum lagi halaman luasnya yang sudah ditumbuhi semak belukar.
Hal itulah yang terlihat dari kanal YouTube Jejak Bang Ibra pada Mei 2022. Walaupun sudah tak berpenghuni, namun satu dua warga masih terlihat mengunjungi kampung itu.
Penyebab Kampung Bunter Ditinggalkan Penghuninya
©YouTube/Jejak Bang Ibra
Menurut penuturan warga yang rumahnya tak jauh dari sana, Kampung Bunter ditinggalkan warga mulai tahun 2011. Saat itu, warga di sana direlokasi pemerintah ke tempat yang lebih aman untuk ditinggali.
Relokasi itu harus dilakukan karena ada pergeseran tanah atau tanah bergerak yang tepat berada di kampung itu. Kondisi tanah yang labil membuat kampung itu rentan terkena bencana.
“Saya takut juga kalau di sini ada hujan besar yang disertai angin,” kata Pak Awin, salah satu warga yang rumahnya tak jauh dari Kampung Bunter, dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Kondisi Rumah
©YouTube/Jejak Bang Ibra
Adanya pergerakan tanah itu membuat rumah-rumah di Kampung Bunter rentan rusak. Bahkan di beberapa rumah, keretakan yang terjadi sudah terlihat cukup parah.
Padahal semua rumah di sana merupakan bangunan permanen. Karena sudah tak terurus, beberapa rumah di sana sudah menjadi sarang kelelawar.
Walau begitu, masih ada beberapa keluarga yang ternyata memilih bertahan. Namun saat hendak diwawancarai tim YouTube Tedhong Telu, mereka tidak mau mengungkapkan alasannya bahkan tak mau diambil gambar.
Sayang Ditinggalkan
©YouTube/Jejak Bang Ibra
Walaupun sudah direlokasi, ada beberapa warga yang sering datang ke rumah lama mereka di kampung itu. Salah seorang warga mengatakan sayang kalau rumah yang mereka bangun dengan biaya yang tak sedikit itu harus ditinggalkan begitu saja.
“Saya sering tidur di sini. Kasihan rumahnya. Modal sudah besar. Nggak ada yang menempati. Kalau takut sih takut, tapi dibiasakan saja. Yakin saja dengan yang kuasa. Kalau apes itu di mana-mana pasti sama kalau itu sudah dikasih oleh Yang Kuasa,” kata seorang ibu-ibu asal desa itu yang baru kembali dari mencari rumput.