Satwa di Kebun Binatang Semarang Terancam Kelaparan, Terpaksa Makan Menu 'Oplosan'
Merebaknya Pandemi Virus Corona tak hanya berdampak pada manusia saja. Para satwa di Semarang Zoo atau Kebun Binatang Semarang ikut terkena dampaknya. Karena tak ada pengunjung yang mendatangi kebun binatang tersebut, pemasukan yang digunakan untuk menjalani operasional tempat itu sama sekali tak ada.
Merebaknya pandemi Virus Corona tak hanya berdampak pada manusia saja. Para satwa di Semarang Zoo atau Kebun Binatang Semarang ikut terkena dampaknya.
Karena tak ada pengunjung yang mendatangi kebun binatang tersebut, pemasukan yang digunakan untuk menjalani operasional tempat itu sama sekali tak ada.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Hal ini tentunya berdampak tidak baik pada kebun binatang, salah satunya untuk memberikan makanan kepada binatang-binatang di sana. Jika kondisi tersebut masih berlangsung hingga Juni 2020, maka para satwa di Semarang Zoo diperkirakan akan kelaparan.
Tak Ada Lagi Pengunjung
Direktur PT Taman Satwa Semarang, Samsul Bahri Siregar mengatakan per 20 Maret sudah tidak ada lagi pengunjung yang mendatangi Semarang Zoo. Hal itu membuat kebun binatang harus ditutup sementara.
Padahal biaya operasional seperti gaji pegawai dan anggaran pakan satwa diperoleh dari kunjungan wisatawan ke Semarang Zoo. Hal ini membuat pengelola kebun binatang kewalahan.
“Kami kewalahan dalam dua pekan ini,” ujar Samsul dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5).
Para Binatang Diberi Menu Oplosan
Dampak dari anggaran yang menipis itu adalah jatah makan para satwa terpaksa dikurangi. Solusi lain untuk menghemat anggaran adalah makanan digantikan dengan menu lainnya yang harganya lebih terjangkau. Atau bisa juga diberi menu “oplosan” dengan mencampurkan makanan yang biasa dimakan dengan yang lebih murah.
“Misalnya satwa Harimau dan Singa makan daging sapi hingga 6 kilogram per hari, maka kini menjadi dua kilogram saja. Sementara sisanya digantikan dengan daging ayam. Selain itu kami juga masih harus menyediakan pakan lainnya seperti buah-buahan, sayuran, dan rumput,” jelas Samsul Dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5).
Harus Mengeluarkan Anggaran 250 Juta Rupiah Per Bulan
Menu oplosan itu terpaksa diberikan pihak pengelola kebun binatang karena sudah tak mampu lagi mengeluarkan anggaran pakan dan obat-obatan yang mencapai 120 juta rupiah per hari.
Belum lagi, pihak kebun binatang masih harus mengeluarkan gaji bagi 54 karyawannya yang totalnya mencapai Rp 100 juta ditambah biaya operasional Rp30 juta.
Sehingga total, pihak kebun binatang harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp250 juta selama sebulan agar kondisi kebun binatang dapat berjalan normal.
Tak Dapat Bantuan dari Pemerintah
Karena status kebun binatang sudah berada dalam pengelolaan pihak swasta, maka bantuan dari pemerintah sudah tidak ada lagi.
Beberapa waktu lalu, pihak kebun binatang mendapat bantuan sebanyak 200 kilogram daging ayam dari Kebun Binatang Gembira Loka Jogja.
Sementara itu pengadaan pakan dan obat-obatan harus bergantung dari para donatur yang peduli satwa.
Berjuang untuk Bertahan
Walaupun para binatang terancam kelaparan, Samsul menerangkan pihaknya akan terus mencoba bertahan. Dia juga memohon kesediaan bagi para sukarelawan untuk memberi donasi untuk para satwa tersebut.
“Sukarelawan boleh menyumbang dalam bentuk uang atau pakan satwa seperti daging sapi, daging ayam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan rumput. Saat ini, kami coba fokus menjaga 286 satwa di Semarang Zoo agar tidak kelaparan dan mati. Kami masih coba bertahan untuk tetap bisa berusaha dan berjuang mengelola kebun binatang ini,” ujar Samsul dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5).