Sempat Mengalami Perubahan, Ini Sejarah Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah,
Pada 19 Agustus 2024 ini, Provinsi Jawa Tengah genap berulang tahun yang ke-79. Sejatinya, hari jadi Provinsi Jawa Tengah sempat mengalami perubahan
Pada 19 Agustus 2024 ini, Provinsi Jawa Tengah genap berulang tahun yang ke-79. Upacara peringatan ulang tahun berlangsung di Lapangan Pancasila, Kota Salatiga. Dalam sambutannya, Pejabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, mengatakan bahwa peringatan ulang tahun ini dijadikan ajang untuk instropeksi dan evaluasi kerja.
“Jateng Maju Gemilang. Kita maknai momen ini untuk berintropeksi diri. Kemudian evaluasi kinerja yang sudah kita lakukan. Dalam membangun pemerintahan perlu kebersamaan, sinergitas, dan sumber daya manusia dengan berbagai unsur pelaksanaan pembangunan di Jateng,” kata Nana dikutip dari laman Jatengprov.go.id.
-
Kapan Jirayut merayakan ulang tahunnya? Jirayut baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-23 pada tanggal 24 Februari 2024.
-
Kapan Agus Harimurti Yudhoyono merayakan ulang tahunnya? AHY baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-45 pada tanggal 10 Agustus 2023 yang lalu.
-
Kapan Gita Janu merayakan ulang tahunnya? Gita Janu begitu bahagia di pesta ulang tahunnya bersama para sahabat yang sebagian besarnya berasal dari kalangan artis.
-
Kapan Krisdayanti merayakan ulang tahunnya? Selain menjadi diva dan anggota dewan, Kris Dayanti kini telah menjadi nenek bagi dua cucu cantik yang menggemaskan, Ameena & Azura. Fotonya Saat Momong Cucu-Cucunya Viral di Media Sosial Kris Dayanti sering disebut sebagai salah satu nenek tercantik.
-
Kapan Ansara merayakan ulang tahunnya? Foto bersama para tamu yang hadir untuk merayakan ulang tahun Ansara yang keenam.
Sejatinya, hari jadi Provinsi Jawa Tengah sempat mengalami perubahan. Dalam Perda Provinsi Jateng Nomor 7/2004, ditetapkan bahwa hari lahir Provinsi Jateng adalah 15 Agustus 1950. Lalu melalui Perda Nomor 5/2023, diubahlah hari jadi Provinsi Jateng menjadi tanggal 19 Agustus 1945.
Memang seperti apa fakta sejarahnya? Berikut selengkapnya:
Dua Gubernur Tidak Diakui
Pada awalnya, hari jadi Provinsi Jateng adalah 15 Agustus 1950. Keputusan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah. Namun menurut Kepala Biro Pemerintahan Otonomi Daerah dan Kerja Sama Sekretariat Daerah Provinsi Jateng, Muhammad Masrofi, apabila hari jadi Jateng tetap 15 Agustus 1950, artinya ada dua gubernur yang tidak diakui. Kedua gubernur itu sudah memerintah sejak tahun 1945.
Gubernur pertama adalah Raden Pandji Soeroso yang memerintah sejak 5 September 1945 hingga Oktober 1945. Lalu ada Raden Mas Tumenggung Wongsonegoro yang memerintah dari 13 Oktober 1945 hingga tahun 1949.
Fakta Sejarah yang Mendukung
Selain itu, ada fakta sejarah yang mendukung berupa hasil sidang PPKI pada tahun 19 Agustus 1945 yang membagi wilayah Indonesia ke dalam delapan provinsi, salah satunya Jateng. Sidang tersebut kemudian dilanjutkan ke sidang kedua yang menetapkan R. Pandji Soeroso sebagai gubernurnya.
- Serunya Menjelajahi Jalur Pansela Jawa yang Membentang di Antara 5 Provinsi, Punya Panorama Indah
- "Prabowo 'Sowan' ke Parpol di Luar Koalisi, Gerindra Tegaskan Komitmen pada Jawa Barat"
- Jawa Timur Provinsi Paling Aman di Pulau Jawa, Ini Fakta di Baliknya
- Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
“Artinya Provinsi Jawa Tengah secara legal formal telah dibentuk menjadi provinsi sejak hasil sidang PPKI itu diterapkan. Setelah dikaji oleh DPR RI, diubahlah Provinsi Jateng dibentuk pada 19 Agustus 1945, selaras dengan PPKI,” kata Masrofi dikutip dari ANTARA pada Senin (19/8).
Punya Andil Besar dalam Kemerdekaan
Sejarawan Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Yety Rochwulaningsih, mengatakan bahwa warga Jateng punya andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sumbangsih itu terlihat dalam tiga peristiwa besar yang pernah terjadi di Jateng, yaitu Pertempuran Lima Hari di Semarang, Serangan Umum Surakarta, dan Pertempuran Palagan Ambarawa.
Menurutnya, peristiwa tersebut menunjukkan betapa heroiknya warga, kepolisian, dan tentara di Jateng saat itu dalam mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, ia berharap warga Jateng, terutama anak muda, memahami sejarah itu dan mengisi momen kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan kecintaan pada Jateng.
“Kalau punya rasa memiliki, maka akan muncul rasa cinta dan kerelaan untuk berbuat sesuatu,” terangnya.
Momentum Berbenah Majukan Daerah
Sejarawan Undip lainnya, Prof. Dhanang Respati Puguh mengatakan bahwa peringatan hari jadi Provinsi Jateng ini diharapkan tidak hanya berhenti pada masa lalu, namun yang terpenting adalah menjadi panduan bagi generasi sekarang untuk menapaki masa depan.
Menurutnya, peringatan hari jadi yang diperingati setiap tahun ini diharapkan menjadi momentum untuk berbenah diri dan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Untuk apa mengubah hari jadi kalau tidak mampu mengubah semangat atau spirit menjadi lebih baik lagi? Bagaimana kemudian, misalnya, Jateng di usianya yang sudah menginjak 79 tahun ini masih menjadi provinsi termiskin kedua?” ujarnya mengakhiri.