Tanggapi Rencana Pelibatan TNI dalam Penanganan Terorisme, Ini Kata Para Pakar
Rencana pemerintah untuk melibatkan TNI dalam menghadapi aksi terorisme menuai pro dan kontra. Hal inilah yang dibincangkan oleh para pakar dalam acara diskusi terbuka bertajuk “Penanganan Terorisme oleh TNI, Risiko dan Tantangan?” pada Jumat (30/10) lalu.
Seiring berjalannya waktu, aksi terorisme tak pernah henti terjadi di Tanah Air. Walaupun para petinggi terorisme tertangkap, anggota-anggota terorisme lain yang tak kalah menakutkan masih banyak yang berkeliaran.
Oleh karena itulah, pemerintah Republik Indonesia berencana melibatkan TNI dalam menghadapi aksi terorisme ini. Namun usaha ini mendapat beragam kritikan dari berbagai pihak. Hal inilah yang dibincangkan oleh para pakar dalam acara diskusi terbuka bertajuk “Penanganan Terorisme oleh TNI, Risiko dan Tantangan?” yang diselenggarakan oleh Institute for Education Development, Social, and Religious Cultural Studies (Infest) pada Jumat (30/10) lalu.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Acara itu melibatkan Eko Riyadi (Direktur Pusat Studi HAM UII), Drs. Ansyaad Mbai (Kepala BNPT 2011-2014), dan M. Faried Cahyono (Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM). Lalu bagaimana tanggapan mereka terhadap rencana pemerintah tersebut? Berikut selengkapnya:
Belum Mendesak
©shutterstock.com/Marijus Auruskevicius
Menurut Eko Riyadi, sebenarnya pelibatan TNI dalam penanganan terorisme belum menjadi persoalan yang mendesak karena selama ini Polri masih mampu menanganinya. Dia menambahkan, persoalan terorisme sebenarnya tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan militer melainkan pendekatan dialog yang melibatkan akademisi, masyarakat sipil, dan tokoh keagamaan.
Tak hanya itu, penanganan terorisme yang salah dari pemerintah bisa saja berakibat pada pelanggaran HAM dan bisa menimbulkan benih-benih kebencian di tengah masyarakat.
“Tapi Polri juga harus melakukan perbaikan dan menggunakan standar HAM dalam penegakan hukum sehingga tidak menimbulkan trauma dan kebencian di kemudian hari,” ungkap Eko Riyadi melalui siaran pers dari Infest.
Ada Sisi Positif
©newsinfo.inquirer.net
Sependapat dengan Eko, Drs. Ansyaad Mbai setuju kalau pelibatan TNI bisa saja menimbulkan masalah pelanggaran HAM seperti yang terjadi di Afghanistan dan di Aceh. Hanya saja dia setuju dengan rencana pemerintah itu karena pelibatan TNI bisa menjadi kekuatan pendobrak seperti kasus Poso dan pembebasan sandera Kapal Sinar Kudus dari para bajak laut di Somalia.
Hanya saja, pengerahan militer itu harus diikuti dengan keputusan politik dan akuntabilitas yang kuat, khususnya akuntabilitas hukum dalam peradilan di mana mereka terbuka untuk mengadili termasuk apabila ditemukan kasus pelanggaran hukum dan HAM dari para anggota militer.
Libatkan Akademisi
©ugm.ac.id
Sementara itu, Fairied Cahyono lebih mendorong pemerintah untuk melibatkan kalangan akademisi dan peneliti untuk merumuskan ulang bagaimana posisi Polri dalam supermasi sipil. Bukan malah membuat undang-udang atau peraturan baru yang melibatkan TNI dalam masalah terorisme.
“Perlu perumusan ulang posisi mereka dan tidak usah membuat peraturan baru pelibatan TNI,” katanya.