Terinspirasi dari Sosok Najwa Shihab, Anak Petani Singkong Asal Toraja Ini Berhasil Kuliah Gratis di UGM
Moses bersama ayahnya tinggal di sebuah rumah kayu yang berada di pelosok Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Moses bersama ayahnya tinggal di sebuah rumah kayu yang berada di pelosok Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Terinspirasi dari Sosok Najwa Shihab, Anak Petani Singkong Asal Toraja Ini Berhasil Kuliah Gratis di UGM
Bukan main senang hatinya Natan Kapitong (55) saat mendengar anak bungsunya, Moses Patibang (18), berhasil lolos kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam lima tahun terakhir, ia sudah menjadi orang tua tunggal untuk menghidupi ketiga orang anaknya.
Ia pun hanya mengandalkan penghasilan dari profesinya sebagai petani singkong dan tukang ojek panggilan dengan penghasilan rata-rata kurang dari Rp500 ribu per bulan.
-
Siapa saja Anak Kurang Mampu yang berhasil masuk UGM ? 1. Kisah Anak Guru Honorer yang Gigih Mewujudkan Mimpinya Pertama adalah cerita siswa asal Lombok Timur bernama Gigih Indah Sukma Halwai (17). Dia tak henti mengucapkan syukur saat dinyatakan diterima di program studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Ia dibesarkan oleh ayahnya yang merupakan seorang guru honorer. Ibunya meninggal pada tahun 2019 lalu. Penghasilan ayahnya yang menjalani peran sebagai orang tua tunggal pun pas-pasan. Namun kondisi sulit itu membuat Gigih berjuang keras untuk mewujudkan mimpinya. Sejak kecil ia rutin mengikuti berbagai perlombaan. Hasilnya Gigih berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk medali perak dan perunggu di olimpiade fisika dan gelar juara satu di kompetisi inovasi sains tingkat provinsi. Kegigihan itu berbuah hasil. Ia diterima di UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Ia pun mendapat subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen dari UGM, sehingga ia bisa kuliah gratis. 2. Anak Buruh Tani yang Langganan Juara Kelas Meski lahir di keluarga sederhana, Asysyfa Maisarah (18) memiliki tekad yang kuat untuk mengejar mimpinya berkuliah di kampus terkemuka di Indonesia. Ia lahir dari pasangan suami istri Mardion (54) dan Elfa Harningsih (48). Ayahnya merupakan seorang buruh tani dengan penghasilan Rp50 ribu per hari. Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Karena ingin mewujudkan mimpi berkuliah ke jenjang yang lebih tinggi, Asysyfa giat belajar hingga ia konsisten menjadi juara kelas. Selama SMA pun ia mendapat beasiswa sehingga bisa bersekolah secara gratis. Berkat prestasi itulah, gadis yang akrab disapa Syfa itu diterima kuliah di program studi Akuntansi FEB UGM lewat jalur SNBP. Ia juga lolos sebagai penerima UKT 100 persen sehingga ia dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. 3. Anak Petani Singkong Asal Toraja Bikin Bangga Jemaat Gereja Saat pengumuman seleksi SNBP UGM keluar, Moses Patibang (18) pemuda asal Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, sedang beribadat di gereja. Selesai ibadah, ia langsung membuka pengumuman SNBP di ponselnya. Begitu histerisnya ia saat tahu ia berhasil masuk UGM.“Puji Tuhan, saya lulus UGM, saya lulus UGM!” teriaknya. Para jemaat dan pendeta yang mendengarnya ikut berbahagia. Apalagi Moses berasal dari keluarga kurang mampu. Ia dibesarkan oleh ayahnya seorang diri setelah sang ibu meninggal 5 tahun lalu. Di bangku sekolah, ia selalu meraih lima besar. Ia juga menerima UKT 100 persen. Saat diterima di UGM, Moses mengaku terinspirasi dari sosok Najwa Shihab. Setelah lulus nanti, ia bercita-cita ingin menjadi dosen.
-
Mengapa Anak Kurang Mampu ingin masuk UGM ? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
-
Bagaimana Anak Kurang Mampu bisa masuk UGM ? Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Apa yang dilakukan oleh Anak Kurang Mampu untuk masuk UGM ? Mereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
-
Kapan Putri Ariani memutuskan untuk kuliah di UGM? “Banyak pertimbangan. Setahun ini banyak berpikir untuk kelanjutan pendidikan putri, akhirnya memilih di UGM. Putri pikir, UGM menjadi the right choice for me,” katanya.
-
Dimana Program Desa Brilian membantu anak pelaku UMKM? Program Desa BRIlian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Desa Sambirejo turut berkontribusi dalam mengembangkan sektor UMKM penduduk setempat.
Natan dan Moses tinggal di sebuah rumah kayu di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Natan untuk meminta anak bungsunya menunda keinginan berkuliah.
Namun Moses tetap bersikeras ingin kuliah di UGM. Moses pun mencoba mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Pada 26 Maret 2024, Moses menghadiri suatu acara ibadah di gereja. Setelah ibadah selesai, ia langsung membuka pengumuman SNBP di ponselnya.
“Puji Tuhan, saya lulus UGM, saya lulus UGM,” teriak Moses seperti ingin mengabarkan pada setiap orang yang mengikuti ibadah itu.
Begitu haru dan senangnya, seluruh jemaat dan sang pendeta ikut bahagia mendengar kabar baik itu. Moses menjadi satu-satunya siswa lulusan SMA Negeri 3 Toraja yang tahun ini diterima berkuliah di UGM.
Moses berhasil diterima untuk berkuliah di Prodi Ilmu Komunikasi Fisipol UGM lewat jalur SNBP. Selain itu, ia juga terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP kuliah. Bahkan saat registrasi, ia mendapat subsidi UKT 100 persen.
Di bangku SMA, Moses adalah siswa yang selalu mendapat peringkat 5 besar di sekolah. Untuk bisa lulus seleksi SNBP, ia selalu berusaha untuk mempertahankan nilai dan prestasinya sejak duduk di kelas 10. Selama perjuangannya meraih nilai bagus, Moses mengaku terinspirasi dari sosok Najwa Shihab yang menjadi idolanya.
“Saya ingin memiliki kemampuan berbicara di depan publik yang baik seperti Najwa Shihab. Kalau sudah lulus saya bercita-cita menjadi seorang dosen,” ujar Moses dikutip dari Ugm.ac.id pada Selasa (16/7).
- Rukun & Damai, Sosok Seorang Petani Sederhana Punya Istri Tiga dan 8 Anak Tinggal Satu Atap 'Dari Pada Selingkuh'
- Mengenal Sosok Nashar, Bapak Seni Lukis Modern Indonesia Asal Sumatera Barat
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Sosok Gagah Ayah Berpangkat Letkol Marinir TNI AL, Punya Putri Cantik Calon Pemimpin AU
Persembahan untuk Almarhum Ibu
Lima tahun lalu, Moses ditinggal oleh sang ibu tercinta. Sosok ibu amatlah berarti baginya. Keberhasilannya bisa kuliah di UGM menjadi persembahan untuk sang ibu.
Hingga kini Moses selalu ingat pesan yang disampaikan oleh ibunya. Ia pun selalu memegang prinsip hidup dari sang ibu yang selalu menjadi pegangan hidupnya hingga ia berada di titik ini.
“Kamu harus belajar yang rajin dan giat hingga menggapai cita-cita yang setinggi langit,” kata Moses menirukan pesan ibunya.
Terkait keberhasilan sang anak bisa kuliah gratis di UGM, Natan berharap Moses bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Ia pun berpesan pada anaknya untuk selalu ingat dan mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya.
Bagi Natan, subsidi UKT 100 persen yang diberikan UGM seperti sebuah mimpi yang jadi kenyataan. Ia pun mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak terkait yang telah memberi subsidi pada anaknya untuk berkuliah.
“Karena secara ekonomi kami tidak mampu. Pendapatan kami di bawah Rp500 ribu setiap bulan. Sehingga kalau untuk membiayai kuliah di UGM kami tidak mampu,” kata Natan sambil menahan tangis.