Tewaskan 27 Orang, Ternyata Ini Penyebab Bus Masuk Jurang di Sumedang
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Hery Antasari mengatakan, pihaknya telah menggelar rekonstruksi untuk mengungkap penyebab pasti dari kecelakaan bus yang menewaskan 27 orang di Sumedang. Ada dugaan kuat sopir tidak mengenal kondisi tanjakan.
Pada Rabu (10/3), pukul 18.30 WIB, terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Wado-Malangbong, Sumedang Jawa Barat. Dalam peristiwa itu, Bus Pariwisata Sri Padma Kencana dengan Nomor Polisi T 7591 TB masuk ke dalam jurang. Tercatat, ada 27 orang yang meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Hery Antasari mengatakan, pihaknya telah menggelar rekonstruksi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut. Dari hasil rekonstruksi itu, ia mengatakan kuat dugaan kalau kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemahaman yang kurang dari sopir mengenal kondisi tanjakan yang dilewati di lokasi kecelakaan itu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Indikasi awal adalah pemahaman pengemudi soal rute ini. Bus ini kan bus pariwisata, tidak melintas langsung di jalur ini,” kata Hery mengutip dari Liputan6.com pada Kamis (11/3). Berikut selengkapnya:
Baru Indikasi Awal
Hery mengatakan, kondisi Tanjakan Cae yang menjadi lokasi kecelakaan banyak ditemukan pada jalan raya yang melintas di Jawa Barat, seperti Tanjakan Emen di Subang dan Tanjakan Panganten di Garut. Menurutnya, kalau pengemudi paham soal rute yang akan dilalui, mereka akan mengantisipasi kecelakaan.
Menurutnya, indikasi bahwa sopir tidak paham mengenai rute yang dilalui masih indikasi awal. Dia mengatakan sejumlah indikasi penyebab lain masih diselidiki, mulai dari kondisi kendaraan hingga kontur jalan yang dikenal rawan kecelakaan.
“Setelah olah TKP nanti ada Focus Group Discussion (FGD) untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan,” kata Hery.
Lakukan Evaluasi
Selain rekonstruksi kecelakaan, Hery mengatakan kalau pihaknya juga melakukan olah TKP untuk menjadi bahan evaluasi. Evaluasi itu nantinya akan dilakukan instansi terkait untuk mengambil langkah agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Selain itu, Hery juga menyebutkan bahwa pihak Dishub Jabar juga akan mengajukan pembangunan jalur penyelamat di Tanjakan Cae.
“Semua opsi teknis sedang kita dalami. Bahkan kalau perlu kita bangun jalur penyelamat. Kita juga akan memperbanyak rambu-rambu lalu lintas di sekitar lokasi kejadian,” kata Hery.