Tiga Pekerja di Kudus Tewas Tertimpa Longsor saat Pembangunan Talud, Ini 3 Faktanya
Nasib nahas menimpa tiga orang pekerja di Kudus. Mereka adalah Rasdi (50), Sukaryadi (38), dan Warsan (45). Mereka tertimpa longsor saat membangun talud pada tebing setinggi 12 meter.
Nasib nahas menimpa tiga orang pekerja di Kudus. Mereka adalah Rasdi (50), Sukaryadi (38), dan Warsan (45).
Kasi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji mengatakan bahwa ketiga korban merupakan pekerja bangunan yang tengah melakukan perbaikan talud pada tebing setinggi 12 meter untuk penyangga jalan di Desa Dukuh Waringin-Ketanggi. Lebih lanjut, ia menceritakan longsor tersebut berawal saat delapan pekerja, termasuk ketiga pekerja yang menjadi korban, melakukan aktivitas perbaikan talud pada tebing setinggi 12 meter untuk penyangga jalan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Karena kontur tanahnya labil dan tidak ada penyangga darurat, sekitar pukul 13.30 WIB tanah sandaran longsor dan menimpa pekerja yang berada di bawah untuk membuat lubang pondasi.
“Ketiga korban tertimbun material longsor pada lubang yang sama,” kata Ahmad Munaji, dikutip dari Merdeka.com pada Minggu (28/5). Berikut selengkapnya:
Polisi: Kecelakaan Kerja
©YouTube/Liputan6
Begitu ditemukan, korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Rejosari sebelum diserahkan ke pihak keluarga. Penyambutan kepulangan jenazah disertai iring isak tangis keluarga. Padahal korban berangkat pagi dalam kondisi sehat untuk mencari nafkah. Pihak kepolisian yang melakukan olah TKP mengatakan kalau kasus tersebut merupakan kecelakaan kerja. Sehingga ketiga jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
“Ini kecelakaan kerja di mana korban tertimbun tanah longsor saat menggali pondasi talud. Korban tiga orang, tertimbun tanah dan berhasil dievakuasi sudah dalam keadaan meninggal. Kemudian dibawa ke puskesmas, dicek oeh dokter puskesmas. Selanjutnya korban diserahkan pada keluarganya,” kata Kapolsek Dawe, Kudus, Iptu Amirin, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (30/5).
Proyek Dihentikan Sementara
©YouTube/Liputan6
Terkait kecelakaan kerja itu, Bupati Kudus, Hartopo, meminta proyek tersebut dihentikan sementara. Penghentian dilakukan sambil menunggu hasil kajian tim teknis dari pemkab.
“Sebaiknya menunggu hasil evaluasi soal spesifikasi dan kualitas bangunan taludnya. Jangan sampai terjadi pengurangan kualitas,” kata Hartopo, dikutip dari ANTARA pada Senin (29/5).
Ia mengaku sudah pernah meninjau sendiri kawasan bencana tanah longsor seperti di Kecamatan Gebog dan Dawe. Bahkan pemkab sudah pernah memperingatkan warga di daerah bencana longsor untuk tidak mendirikan tempat tinggal di sana.
Kewenangan Pemerintah Desa
©YouTube/Liputan6
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus, Arief Budi Siswanto, mengakui bahwa pelaksanaan pembangunan di Desa Dukuh Waringin merupakan kewenangan pemerintah desa setempat. Peristiwa tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah desa lainnya agar dalam pembangunannya didampingi tim ahli bangunan.
Proyek pembangunan talud dieksekusi menggunakan anggaran dana desa. Namun Arief mengaku pihak desa tidak meminta pendampingan teknis. Arief hanya mempercayakan proyek tersebut kepada tim teknis desa yang telah dibentuk.