Uang Pecahan Rp20 Ribu dan Rp10 Ribu Viral di Pilkada Sragen, Ini Penyebabnya
Di wilayah itu, uang pecahan Rp20.000 dan Rp10.000 mendadak viral sebelum pemungutan suara pilkada dimulai. Dilansir dari Liputan6.com, peristiwa itu bermula ketika ada warga yang mengetahui soal bagi-bagi uang di Kota Sragen.
Pada masa pemilihan umum seperti pada Pilkada Serentak 2020 kali ini, praktik politik uang rawan sekali terjadi. Sebelum pilkada dimulai, para warga biasanya mendapatkan uang yang entah dari mana untuk memilih pasangan calon tertentu. Hal inilah yang terjadi di Sragen, Jawa Tengah.
Di wilayah itu, uang pecahan Rp20.000 dan Rp10.000 mendadak viral sebelum pemungutan suara pilkada dimulai. Dilansir dari Liputan6.com, peristiwa itu bermula ketika ada warga yang mengetahui soal bagi-bagi uang di Kota Sragen. Para warga di sana mengaku menerima uang sebesar Rp10.000 untuk mencoblos kotak kosong.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Tak hanya itu, di Kecamatan Tanon ada pula warga yang mengaku menerima uang Rp20.000. Bedanya warga di sana disuruh untuk mencoblos bupati petahana yang menjadi calon tunggal di wilayah itu. Lalu bagaimana hal itu bermula dan mengapa pula bisa terjadi? Berikut selengkapnya:
Berawal dari Facebook
©2015 Merdeka.com
Kejadian ini berawal ketika akun Facebook Widiefitriani memposting foto uang Rp20.000 di Grup Kumpulan Warga Sragen dengan caption “Ada apa dengan 20ribu.”
Postingan ini kemudian viral dan mendapat 135 komentar warganet. Sebagian mereka menanggapi postingan itu dengan canda.
“Pemilih cerdas jangan mau disuap. Kalau suapnya banyak baru mau,” tulis akun Anto Sul.
Serangan Fajar
©2014 merdeka.com/parwito
Tak cukup sampai di situ, postingan lain bermunculan. Akun Yudhi Putrane MbahPanem memposting tangkapan layar status WA di medsos tentang serangan fajar Pilkada Sragen 2020. Postingan ini langsung disambut gegap gempita oleh warganet Sragen lainnya.
“Info tadi pagi pas bangun tiba-tiba ada yang gedor pintu. Pintu saya buka dengan keadaan belum siap. Mas Fajar sudah menyerang saya dan saya tangkis. Mas Fajar menyerang dengan menggunakan senjata tajam jenis kertas ada nominal Rp20.000. Sekian terima kasih itu tragedi,” tulis Yudhi.
Pengakuan Warga
©2015 Merdeka.com
Ketika dikonfirmasi, sejumlah warga di Kota Sragen membenarkan ada warganya yang menerima uang Rp10.000 supaya mencoblos kotak kosong. Selain itu di Kecamatan Tanon, ada warga yang menerima Rp20.000 untuk mencoblos bupati petahana.
Salah seorang warga yang tak disebutkan namanya itu menduga ada bandar judi yang ikut bermain sehingga berusaha sekeras mungkin agar jagoannya menang.
“Di sini satu suara dihargai Rp20.000 tapi kami tidak tahu dari mana asal uang itu,” kata seorang warga dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (9/12).
Belum Ada Laporan
©2020 Merdeka.com/Bawaslu
Sementara itu Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen, Dwi Budhi Prasetyo belum mendapat laporan dari masyarakat tentang adanya praktik politik uang.
“Tidak ada laporan. Silahkan lapor ke Bawaslu jika menemukan praktik money politics dalam Pilkada Sragen 2020,” kata Dwi dikutip dari Liputan6.com.