Ulang Tahun ke-264, Ini Peristiwa Sejarah di Balik Hari Jadi Kota Yogyakarta
Pada hari ini, 7 Oktober 2020, Kota Yogyakarta telah berusia 264 tahun. Perayaan ulang tahun kali ini terasa lebih sepi dibandingkan perayaan pada tahun-tahun sebelumnya karena masa pandemi yang tak berkesudahan ini. Sebenarnya peristiwa apa yang menjadi tonggak atau ketetapan sebagai hari jadi Kota Yogyakarta?
Pada hari ini, 7 Oktober 2020, Kota Yogyakarta telah berusia 264 tahun. Perayaan ulang tahun kali ini terasa lebih sepi dibandingkan perayaan pada tahun-tahun sebelumnya, karena masa pandemi.
Dilansir dari akun Twitter resmi pemerintah Kota Yogyakarta, ulang tahun Kota Jogja ke-264 kali ini mengangkat tema “Tan Mingkuh Tumapak Ing Jaman Anyar”.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Melalui tema itu, warga Jogja diharapkan bisa memaknai momentum perayaan ulang tahun ini untuk membangun optimisme, menyatukan tekad, dan saling gandeng-gendong dalam menapaki tatanan kehidupan yang baru.
Setelah berjalan ratusan tahun, sebenarnya di masa lalu peristiwa apa yang menjadi tonggak atau ketetapan sebagai hari jadi Kota Yogyakarta?
Berawal dari Perjanjian Giyanti
Catatan yang melatar belakangi Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta berawal dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Perjanjian itu berisi kekuasaan Mataram yang terbagi menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat.
©Tokoh.id
Perjanjian itu sebenarnya diinisiasi VOC yang kewalahan menghadapi perlawanan Pangeran Mangkubumi lewat jalur perang. Oleh karena itu, mereka memilih mengatasinya lewat jalur damai.
Dengan adanya perjanjian itu, Pangeran Mangkubumi mendapat tahta untuk menjadi raja Yogyakarta pertama bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I (Sri Sultan HB I).
Pembangunan Kraton
Sultan HB I kemudian memproklamirkan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat pada 13 Mei 1755. Namun waktu itu, sang raja belum memiliki istana tetap.
Mulai 9 Oktober 1755, pembangunan kraton dimulai dengan membabat alas hutan Pabringan. Selama pembangunan itu, Sultan HB I menempati sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Pesanggrahan Ambarketawang.
pemuda-fighter.blogspot.com
Pembangunan kraton baru itu, selesai pada 7 Oktober 1756. Kemudian Sultan HB I beserta keluarga dan pengikutnya berbondong-bondong pindah ke Kraton. Momen inilah yang menjadi penetapan hari jadi Kota Yogyakarta hingga sekarang.
Ada 4 Versi
Sebenarnya, dasar penentuan hari jadi Kota Jogja sempat memicu perdebatan karena ada empat versi sejarah yang bisa dijadikan patokan. Versi pertama adalah 13 Februari 1755 pada saat Perjanjian Giyanti, versi kedua adalah 7 Oktober 1756 yang akhirnya dipilih sebagai dasar.
©2017 merdeka.com/purnomo edi
Selain itu ada versi ketiga yang menyatakan hari jadi kota itu adalah pada 4 Januari 1946. Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia Serikat. Sementara versi terakhir adalah 7 Juni 1947, di mana Pemerintah RI secara formal menetapkan pemerintahan Kota Yogyakarta.
Dari keempat versi di atas, Sejarawan UGM, Prof. Soedjito, SH. MA., memimpin riset untuk memilih salah satu dari keempat versi itu untuk dijadikan patokan hari lahir. Akhirnya dipilihlah hari jadi Kota Yogyakarta adalah tanggal 7 Oktober 1755.
Perayaan Ulang Tahun Jogja di Masa Pandemi
Merebaknya pandemi COVID-19, membuat perayaan ulang tahun Kota Jogja tidak bisa digelar dengan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bila pada tahun lalu perayaan dilakukan dengan menggelar berbagai festival yang meriah, pada ulang tahun kali ini Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja tetap menggelar festival yang bertajuk “Jogja Cross Culture: Tumpak Ing Jaman Anyar”.
©Instagram/@pemkotjogja
Hanya saja, festival itu dilakukan secara online dan dapat dinikmati masyarakat melalui kanal YouTube Pemkot Jogja. Festival ini diisi dengan Talk Show, performa musik, dan penampilan spesial dari Didi Nini Thowok, seniman tari kondang dari Jogja.