3 Pesona Bangkalan, Tanah Kelahiran Ulama Besar hingga Surga Kuliner
Bangkalan memiliki sejarah panjang terkait penyebaran agama Islam di Indonesia, kini dikenal dengan kekayaan budaya hingga kulinernya.
Bangkalan adalah salah satu kabupaten di ujung barat Pulau Madura, Jawa Timur, yang memiliki sejarah panjang terkait perjuangan kemerdekaan dan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Salah satu tokoh penting yang lahir di Bangkalan adalah Syaikhona Kholil, ulama besar yang lahir pada tahun 1235 H. Ia adalah guru dari banyak ulama terkemuka di Indonesia, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Hasyim Asy'ari dari Tebuireng, Jombang, dan Kiai Abdul Karim dari Lirboyo, Kediri.
- Kekayaan Budaya Kuliner Nusantara Sarat Nilai dan Makna, Masak di Rumah Bisa Jadi Cara Mempertahankannya
- Melihat Jejak Sejarah Lamongan Kuno, Kental Akulturasi Budaya Islam dan Hindu-Buddha
- Mencicipi Burasa, Kuliner Tradisional Sulawesi Selatan yang Kental dengan Nilai Budaya
- Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar
Mengutip situs repository.unair.ac.id, Bangkalan juga dikenal sebagai daerah yang memiliki adat dan budaya Madura yang kuat. Kerapan Sapi, tradisi perlombaan balap sapi, menjadi salah satu warisan budaya yang mendunia dan sering menjadi daya tarik wisata.
Perkembangan
Pembangunan di Bangkalan mengalami kemajuan pesat, terutama setelah diresmikannya Jembatan Suramadu pada tahun 2009 silam yang menghubungkan Madura dengan Surabaya. Aksesibilitas yang lebih baik ini membuka pintu investasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.
Sektor pertanian dan industri kreatif di Bangkalan juga mengalami perkembangan. Salah satu yang menonjol adalah produksi Bunga Melati Rato Ebhu. Melati ini memiliki aroma yang lebih harum dibandingkan varietas lain.
Mengutip Instagram @jatimpemprov, produksi Melati Rato Ebhu menyumbang 44,71% dari total produksi melati di Jawa Timur pada tahun 2023.
Selain itu, kerajinan Batik Gentongan dari Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi, juga menjadi ikon budaya yang bernilai tinggi. Batik ini terkenal karena pengerjaan yang halus dan motifnya cerah.
Selembar kain Batik Gentongan membutuhkan waktu pengerjaan hingga satu tahun. Tak heran jika harganya bisa mencapai Rp3.500.000 per kain.
Potensi Wisata
Bangkalan memiliki berbagai potensi wisata, mulai wisata alam hingga wisata kuliner.
Kabupaten di bagian barat Pulau Madura ini menawarkan wisata alam yang beragam, seperti pantai, gua putih, dan mercusuar dengan panorama yang indah.
Pantai-pantai di Bangkalan masih relatif alami dan menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan untuk mencari ketenangan alam.
Sebagai tanah kelahiran ulama besar Syaikhona Kholil, Bangkalan memiliki wisata religi yang penting, seperti Makam Syaikhona Kholil dan Makam Rato Ebhu. Tempat-tempat ini menjadi tujuan ziarah bagi umat Islam, khususnya dari kalangan santri dan masyarakat yang menghormati warisan spiritual Madura.
Sementara itu, daya tarik wisata budaya Kabupaten Bangkalan juga sangat eksotis. Kerapan Sapi adalah salah satu acara budaya yang paling dikenal dari Bangkalan.
Perlombaan balap sapi ini merupakan bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, dan sering diadakan sebagai acara besar yang menarik pengunjung dari berbagai daerah.
Surga Kuliner
Kabupaten Bangkalan memiliki kekayaan kuliner yang unik dan khas. Beberapa hidangan tradisionalnya tidak hanya menggugah selera tetapi juga memiliki cerita sejarah dan budaya yang melekat.
Berikut ulasan lebih lanjut tentang beberapa kuliner khas Bangkalan:
- Bebek Madura Sambal Pencit
Hidangan ini adalah salah satu ikon kuliner dari Bangkalan. Bebek Madura Sambel Pencit terdiri dari bebek goreng yang renyah dan dimasak dengan bumbu khas Madura yang kaya akan rempah. Bebeknya digoreng hingga kulitnya garing, tetapi dagingnya tetap empuk dan lezat.
- Topak Ladeh
Topak Ladeh adalah makanan khas Bangkalan yang sering muncul saat acara-acara besar, terutama saat Lebaran atau perayaan penting lainnya.
Hidangan ini berupa lontong yang disajikan dengan kuah santan kental berwarna merah, mirip dengan opor, tetapi lebih kaya bumbu dan rempah. Kuahnya terbuat dari santan, dengan bumbu-bumbu seperti kemiri, lengkuas, daun salam, kunyit, dan cabai merah yang dihaluskan.
Biasanya, Topak Ladeh dihidangkan dengan irisan daging sapi atau jeroan, serta taburan bawang goreng dan kerupuk sebagai pelengkap.
- Nasi Serpang
Nasi Serpang adalah nasi campur khas Bangkalan yang menawarkan berbagai macam lauk yang melimpah dan bumbu yang kaya rasa. Seporsi Nasi Serpang terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan beragam lauk pauk seperti ikan asin, empal daging, paru sapi goreng, telur asin, serta sayur-sayuran seperti urap atau lodeh. Nasi ini juga dilengkapi dengan sambal terasi yang pedas dan gurih.
- Soto Mata Sapi
Soto Mata Sapi merupakan soto khas Madura yang unik karena menggunakan mata sapi sebagai salah satu bahan utamanya. Soto ini menggunakan kuah kaldu yang kaya rasa dan berwarna bening, dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, jahe, daun jeruk, dan serai. Selain mata sapi, hidangan ini juga biasanya dilengkapi dengan potongan daging sapi, jeroan, serta telur rebus.