8 Makanan Tradisional Maluku Terfavorit, Mulai Sagu hingga Pala
Bagi para penggemar travelling?, mencicipi makanan tradisional khas daerah yang dikunjungi tentu menjadi agenda wajib yang harus dilakukan. Kali ini, merdeka.com akan membahas mengenai makanan tradisional khas Maluku. Berikut adalah 8 makanan tradisional Maluku favorit yang harus Anda coba ketika berkunjung ke sana.
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan budaya, suku dan bahasa. Masing-masing pulau memiliki keunggulan unik yang mampu ditawarkan pada para pelancong lokal maupun mancanegara. Salah satunya adalah makanan tradisional. Bagi penggemartraveling, mencicipi makanan tradisional khas daerah yang dikunjungi tentu menjadi agenda wajib yang harus dilakukan. Kali ini, merdeka.com akan membahas mengenai makanan tradisional Maluku.
Berbicara tentang Kepulauan Maluku, yang pertama akan terbayang adalah keindahan pantai-pantainya. Air laut yang biru jernih dan nyaris transparan dengan pemandangan bawah laut yang cantik adalah daya tarik utama pariwisata di Maluku.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Apa yang membuat makanan tradisional Indonesia begitu lezat? Tidak hanya budaya dan keindahan alamnya saja, Indonesia juga dikenal memiliki berbagai makanan tradisional yang begitu lezat. Apalagi Indonesia juga mempunyai berbagai macam rempah-rempah yang membuat setiap masakan menawaran cita rasa khas yang memukau lidah.
-
Kenapa makanan tradisional Jawa Timur populer? Dengan begitu, pengalaman Anda berkunjung ke berbagai kota di Jawa Timur akan lebih lengkap dan seru.
-
Apa saja kue tradisional khas Indonesia yang dibuat oleh Chef Martin Praja? Berikut ada resep camilan kue tradisional khas Indonesia yang dibuat oleh chef Martin Praja. Cara membuatnya sangat mudah, dan bahan yang digunakan juga banyak dijual murah di pasaran. Penasaran apa saja? Yuk simak selengkapnya.
-
Apa makanan tradisional favorit Soekarno saat diasingkan di Muntok? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Kenapa banyak turis tertarik dengan makanan tradisional Indonesia? Tidak hanya budaya dan keindahan alamnya saja, Indonesia juga dikenal memiliki berbagai makanan tradisional yang begitu lezat. Apalagi Indonesia juga mempunyai berbagai macam rempah-rempah yang membuat setiap masakan menawaran cita rasa khas yang memukau lidah. Karenanya, tidak sedikit dari turis mancanegara yang tertarik menikmati sajian makanan tradisional Indonesia.
Namun di samping itu, Maluku juga dikenal sebagai kepulauan yang kaya akan rempah-rempah sejak zaman kolonial. Rempah-rempah adalah alasan utama bangsa asing datang ke Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur. Rempah-rempah pula yang menonjolkan cita rasa khas makanan tradisional Maluku.
Berikut makanan tradisional Maluku favorit yang harus Anda coba ketika berkunjung ke sana, Senin (30/3/2020).
Sagu Papeda
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku pertama adalah Papeda. Papeda berbahan dasar sagu dan mempunyai tekstur yang kenyal menyerupai gel ataulem berwarna putih bening. Rasanya yang tawar membuat papeda cocok disajikan bersama dengan olahan ikan laut yang dibumbui dengan kunyit yang dikenal dengan nama ikan kuah kuning. Sebagai pelengkap, papeda juga kerap dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda atau disebut dengan sayur ganemo.
Menurut sejarah, papeda terkenal luas dalam masyarakat adat Sentanu dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, juga Manokwari. Makanan kenyal ini sering dihidangkan saat acara-acara penting di wilayah Papua, Maluku, dan sekitarnya. Sehingga tak heran jika papeda menjadi salah satu warisan kuliner Nusantara yang khas.
Dilansir dariindonesia.go.id, sebagai makanan tradisional yang khas, papeda menyimpan riwayat sejarah. Oleh masyarakat Raja Ampat, Papua, sagu memang dianggap sebagai sesuatu yang begitu istimewa. Itulah sebabnya, saat memanen sagu mereka acap menggelar upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan akan hasil panen (sagu) yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga di sana.
Sedangkan di Pulau Seram, Maluku, Suku Nuaulu menyantap papeda atau di sana disebut sebagai sonar monne. Makanan itu telah disakralkan dalam ritual perayaan masa pubertas seorang gadis. Selain itu, Suku Nuaulu dan Suku Huaulu juga melarang wanita yang sedang dalam masa haid memasak papeda, karena menurut mereka proses merebus sagu menjadi papeda dianggap tabu.
Masyarakat Papua, Maluku dan sekitarnya menjadikan papeda sebagai makanan pokok. Proses mengolah sagu menjadi papeda membutuhkan perkakas belanga. Lalu, air mendidih dituangkan ke dalam saripati sagu dalam belangan tersebut sambil diaduk sampai mengental dan terjadi perubahan warna, yaitu dari putih menjadi bening keabu-abuan. Pengadukan dalam proses ini harus searah sampai tekstur benar-benar merata menjadi bubur menyerupai lem.
Sepasang sumpit atau dua garpu khusus digunakan untuk mengambil dan menyantap papeda. Caranya dengan menggulung-gulung hingga bubur papeda melingkari sumpit atau garpu, lalu diletakkan di piring dan siap disantap bersama kuah kuning. Cara menyantap papeda tidak perlu dikunyah, melainkan dapat langsung diseruput dan ditelan.
Warisan kuliner asal Maluku dan Papua yang satu ini memiliki berbagai manfaat yang berguna bagi kesehatan tubuh. Selain kaya serat, papeda juga rendah kolestrol dan bernutrisi. Papeda memiliki nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan lain-lain. Bahkan, rutin mengonsumsi papeda dapat meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, serta mengurangi risiko terjadinya kanker usus, hingga membersihkan paru-paru.
Ikan Kuah Kuning
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang kedua adalah Ikan Kuah Kuning. Olahan ikan ini biasanya disajikan bersama dengan papeda, makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua yang terbuat dari sagu. Namun selain papeda, ikan kuah kuning juga dapat disantap dengan nasi putih hangat.
Ikan kuah kuning merupakan salah satu menu tradisional andalan dari Maluku. Sesuai namanya, yaitu "kuah kuning", kuliner ini memiliki warna kuning yang menggugah selera. Warna ini dihasilkan dari bumbu kunyit.
Ikan kuah kuning biasanya dibuat menggunakan ikan cakalang atau ikan tongkol yang memiliki banyak daging. Dimasak dengan kunyit, serai, jeruk nipis, dan rempah-rempah lainnya, ikan kuah kuning memiliki cita rasa sedikit asam dan segar. Dan jika Anda hobi masakan pedas, bisa menambahkan cabai rawit di dalamnya.
Satu hal lain yang membuat kuliner ini istimewa adalah penggunaan bumbu-bumbunya dapat menghilangkan bau amis ikan. Penggunaan daun kemangi dan jeruk nipis selain menghilangkan bau amis juga menghasilkan kuah yang gurih dan ringan. Sangat cocok di padankan dengan papeda.
Ikan Bakar Dabu-Dabu Mentah
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang ketiga adalah Ikan Bakar Dabu-Dabu Mentah. Kuliner tradisional ini sangat populer di lidah masyarakat Indonesia. Rasanya yang asam dan pedas, membuat orang jatuh cinta, bahkan sejak saat pertama kali menikmatinya.
Yang membuat ikan bakar ini sangat menggugah selera adalah karena siraman sambal dabu-dabunya. Sebenarnya, "dabu-dabu" sendiri berarti sambal. Jadi, dabu-dabu mentah artinya sambal mentah. Dabu-dabu biasanya disiramkan di atas ikan bakar. Rasa ikannya sendiri dibuat sangat original, tanpa mengoleskan banyak bumbu. Biasanya ikan hanya dibumbui dengan garam kasar dan perasan jeruk nipis.
Untuk membuat dabu-dabu tidaklah sulit. Secara umum, bahan-bahannya sama seperti bahan membuat sambal lainnya. Bedanya, pada dabu-dabu bahannya tidak dihaluskan dengan cara diulek. Semua bahan hanya diiris halus lalu di beri air jeruk nipis dan sedikit minyak jelantah. Jadi, rasa segar dan renyah dari tekstrur bahan-bahannya akan sangat terasa.
Ikan bakar yang biasanya disajikan bersama dabu-dabu adalah ikan kembung, ikan tude, dan ikan cakalang. Namun bisa juga Anda gunakan ikan kakap dan lainnya sesuai selera.
Gohu Ikan
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang keempat adalah Gohu Ikan. Kuliner ini adalahsashimi-nya orang Maluku. Ya, karena gohu ikan adalah masakan olahan daging ikan mentah yang disajikan untuk langsung disantap tanpa harus dimasak di atas api.
Berbahan dasar ikan tuna atau cakalang mentah, Gohu Ikan juga sering disebut sashimi Ternate oleh beberapa orang. Cara membuat masakan ini pun sangat sederhana dan mudah. Pertama, ikan tuna atau cakalang dipotong menyerupai dadu, dicuci, kemudian dilumuri garam dan perasan jeruk nipis. Setelah itu, daun kemangi dicampurkan dan potongan ikan ini didiamkan selama beberapa saat.
Sembari menunggu bumbu untuk meresap, Anda dapat menyiapkan potongan bawang merah dan cabe rawit, lalu tumis dengan sedikit minyak kelapa. Setelah aromanya muncul, tumisan bawang dan cabai dapat langsung disiramkan ke dalam potongan ikan yang sudah didiamkan tersebut, aduk-aduk hingga rata, dan gohu ikan pun siap untuk disajikan.
Walaupun mentah dan tidak dimasak menggunakan api, gohu ikan tidak terasa amis. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendaman air garam, perasan lemon, dan kemangi. Ditambah, tingkat kementahan ikan berkurang karena telah didiamkan beberapa saat. Apalagi bumbu tumisan bawang dan cabai yang menggunakan sedikit minyak kelapa tadi masih panas ketika disiram di atas gohu. Hal ini juga menambah tingkat kematangan sekaligus menghilangkan bau amis.
Gohu ikan memiliki cita rasa yang asam, segar, sedikit manis, dan teksturnya kenyal. Selain memiliki rasa yang lezat, sajian ini juga aman karena terbebas dari bahan penyedap dan pengawet. Gohu ikan biasanya disantap dengan papeda (bubur sagu), kasbi (singkong rebus), atau pisang rebus/goreng.
Nasi Jaha
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang kelima adalah Nasi Jaha. Makanan ini terbuat dari bahan dasar beras ketan dan santan yang diisi ke dalam batang bambu lalu di bakar. Sebelumnya, bagian dalam batang bambu dilapisi dulu dengan daun pisang agar nantinya nasi jaha mudah di keluarkan.
Rasa lezat yang dimiliki nasi jaha berasal dari bumbu-bumbu rempah yang digunakan. Biasanya, makanan ini dengan mudah didapat apabila ada acara perayaan hari besar dan upacara tradisional. Untuk mengolah nasi jaha cukup sulit. Sebab harus melewati beberapa proses masak hingga benar-benar matang.
Selain itu, ketepatan untuk mengukur bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat nasi jaha pun diperlukan. Bila tidak, nasi jaha akan terasa tawar bila rempah-rempahnya kurang atau akan terasa pahit bila rempah-rempahnya tidak sesuai takaran.
Nasi jaha secara sekilas mungkin mirip dengan lemang dari Sumatera Barat atau lemper. Namun ternyata, keduanya berbeda. Yang membedakan adalah nasi jaha memiliki citarasa jahe dan nasi jaha tidak diisi dengan daging layaknya lemper. Nasi jaha juga terbuat dari beras ketan dan dibungkus dengan daun pisang. Biasanya, nasi jaha disantap dengan ikan cakalang, dabu dabu, dan gohu ikan.
Lalampa
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang keenam adalah Lalampa. Makanan tradisional Maluku yang satu ini sekilas mirip sekali dengan lemper Jawa. Namun ternyata, lalampa dan lemper memiliki banyak sekali perbedaan. Selain isiannya berbeda, lalampa tidak dikukus seperti lemper, melainkan dibakar.Sebelum dibakar, lalampa akan diolesi terlebih dulu dengan minyak sayur. Inilah yang membuat lalampa jadi lebih istimewa. Aromanya pun terasa lebih kuat dan meresap hingga ke dalam.
Lalampa biasanya dinikmati selagi masih hangat, sebagai teman sarapan pagi atau ngemil di sore hari bersama dengan teh atau kopi.
Lalampa bercita rasa gurih dan legit. Isian lalampa biasanya adalah ikan tongkol atau cakalang yang sudah diolah dengan bumbu rempah dan cabai. Isian ini dibalut dengan nasi ketan yang sudah matang, lalu dibungkus daun pisang dan dibakar diatas bara api. Rasa lalampa yang gurih nan legit ini dikarenakan nasi keta yang dimasak menggunakan santan. Proses pembakaran yang dilakukan kemudian semakin menambah rasa yangistimewa saat bercampur harum aroma daun pisang.
Manisan Pala
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang ketujuh adalah Manisan Pala.Pala atau Myristica fragransadalah tumbuhan yang berasal dari Kepulauan Banda, Maluku. Buah pala sendiri berbentuk bulat lonjong, berdaging buah, dan beraroma khas, karena mengandung minyak atsiri. Biasanya, kalau buahnya telah masak, kulit dan daging buahnya akan terbuka, memperlihatkan bijinya yang berwarna merah darah.
Setelah dipanen, buahnya bisa dimakan dan bijinya dijemur dan dipisahkan dari kulitnya. Pengeringan ini memakan waktu hingga delapan minggu, hingga cangkang biji akan pecah dengan sendirinya. Biji inilah yang kemudian dijual sebagai rempah-rempah.
Saat ini, buah pala telah diolah menjadi aneka produk. Salah satu yang paling populer adalah manisan pala. Manisan Pala terbuat dari buah pala segar, air, garam, dan gula pasir. Cara pembuatannya cukup mudah yaitu dengan meredamkan buah pala dengan air dan garam atau air laut selama 1 hari. Gunanya merendam pala dengan garam untuk menambah tekstur rasa yang empuk dan menghilang rasa sepat pada buah pala.
Aer Guraka
2020 Merdeka.com
Makanan tradisional Maluku yang ketujuh adalah Aer Guraka. Atau lebih tepat disebut minuman tradisional. Aer adalah bahasa Maluku dari air, dan guraka berarti jahe. Minuman ini berasal dari daerah Halmahera, Maluku Utara. Aer guraka adalah jenis minuman hangat berbahan dasar jahe, gula merah, dan potongan kacang kenari.
Terdapat beberapa modifikasi air guraka, yaitu dengan menambahkan susu kental. Penambahan susu ini membuat cita rasa menjadi lebih manis. Air guraka biasa dinikmati dengan cemilan seperti pisang goreng.
Musim hujan adalah waktu yang paling pas untuk menikmati secangkir aer guraka. Tidak sulit untuk menemukan minuman ini, karena banyak tersedia di warung-warung di Maluku.
Cara membuat aer guraka pun tak rumit. Jahe yang sudah ditumbuk dimasukan ke dalam air, ditambah dengan gula aren/gula merah. Rebus air tersebut hingga mendidih, tak lupa masukan daun pandan untuk menambah wanginya. Terakhir taburi kacang kenari untuk menambah rasa gurih.