Apakah DBD Bisa Kambuh? Simak Penjelasan Medis Berikut Ini
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Demam berdarah atau DBD merupakan penyakit yang sering menimbulkan kekhawatiran, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Meskipun seseorang bisa sembuh dari DBD setelah menjalani perawatan medis, pertanyaan yang kerap muncul adalah apakah penyakit ini bisa kambuh di kemudian hari.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan puncak kasus DBD diprediksi terjadi? Puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada April 2024 usai puncak musim hujan berlangsung pada Maret 2024.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan vaksin DBD diberikan? Dengvaxia diberikan dalam tiga dosis yang disuntikkan secara terpisah selama 12 bulan.
Keingintahuan ini wajar, mengingat DBD memiliki gejala yang cukup berat dan dapat berujung pada komplikasi serius. Bagi banyak orang, memahami risiko terulangnya penyakit ini menjadi penting untuk menjaga kesehatan dan menghindari rasa cemas yang berlebihan.
Sebelum menyimpulkan apakah DBDbisa kambuh, penting untuk memahami beberapa faktor yang memengaruhi kekambuhan penyakit ini. Hal ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan terkait pencegahan, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran bagi mereka yang pernah mengalaminya.
Dilansir dari berbagai sumber, ini dia penjelasan lengkap mengenai apakah DBD bisa kambuh yang penting disimak.
Gejala Penyakit DBD
Gejala penyakit demam berdarah dengue (DBD) biasanya muncul 4 hingga 10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Demam Tinggi Mendadak: Demam yang mencapai 40°C atau lebih dan biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari.
Sakit Kepala Parah: Terutama di bagian belakang mata.
Nyeri pada Sendi dan Otot: Disebut juga sebagai "breakbone fever" karena rasa sakit yang dirasakan sangat hebat.
Mual dan Muntah: Merasa mual dan kadang-kadang disertai muntah.
Ruam Kulit: Muncul ruam merah pada kulit setelah beberapa hari mengalami demam.
Pendarahan Ringan: Seperti mimisan, gusi berdarah, atau mudah memar.
Kelelahan dan Kelemahan: Rasa lelah yang ekstrem dan lemas.
Jika gejala-gejala ini tidak segera ditangani, DBD bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih parah, seperti dengue hemorrhagic fever (DHF) atau dengue shock syndrome (DSS), yang bisa berakibat fatal.
Apakah DBD Bisa Kambuh?
Secara medis, demam berdarah (DBD) bisa kambuh, tetapi tidak dalam pengertian umum bahwa penyakit yang sama kembali setelah sembuh.
Setelah seseorang terinfeksi virus dengue, tubuh akan membentuk kekebalan terhadap serotipe virus tersebut. Namun, ada empat serotipe berbeda dari virus dengue: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Kekebalan terhadap satu serotipe tidak memberikan perlindungan terhadap serotipe lainnya. Ini berarti seseorang bisa terinfeksi kembali oleh virus dengue dengan serotipe yang berbeda.
Infeksi ulang dengan serotipe virus dengue yang berbeda bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah. Hal ini karena respons imun tubuh terhadap infeksi kedua cenderung lebih kuat dan terkadang berlebihan, yang dikenal sebagai "antibody-dependent enhancement" (ADE).
Ini meningkatkan risiko terkena dengue hemorrhagic fever (DHF) atau dengue shock syndrome (DSS), yang bisa sangat berbahaya dan mematikan.
Oleh karena itu, meskipun seseorang sudah pernah terkena demam berdarah dan sembuh, risiko untuk terkena kembali tetap ada, terutama dari serotipe yang berbeda.
Faktos Risiko DBD Kambuh
Faktor risiko yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) kambuh, atau lebih tepatnya menyebabkan infeksi ulang oleh virus dengue dengan serotipe yang berbeda, meliputi:
Paparan Lingkungan yang Sama
Tinggal atau berkunjung ke daerah endemik dengue dengan banyak nyamuk Aedes aegypti meningkatkan risiko terkena DBD kembali, terutama jika ada serotipe virus dengue yang berbeda yang beredar di wilayah tersebut.
Infeksi Sebelumnya
Seseorang yang pernah terinfeksi salah satu serotipe virus dengue akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut, tetapi rentan terhadap infeksi dari serotipe lainnya. Infeksi kedua ini berisiko lebih tinggi menyebabkan dengue hemorrhagic fever (DHF) atau dengue shock syndrome (DSS).
Perjalanan ke Daerah Endemik
Berpergian ke daerah yang memiliki tingkat penyebaran virus dengue tinggi dapat meningkatkan peluang terinfeksi serotipe virus yang berbeda, terutama jika individu tersebut sudah pernah terinfeksi sebelumnya.
Kondisi Imunologis
Sistem imun yang lemah atau terganggu bisa memperburuk respons tubuh terhadap infeksi ulang. Orang dengan kondisi kesehatan yang menurun, seperti penderita penyakit kronis, lebih rentan mengalami gejala yang parah.
Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik tertentu dapat mempengaruhi seberapa parah respons tubuh terhadap infeksi ulang virus dengue, termasuk risiko berkembangnya DHF atau DSS.
Cara Mencegah DBD
Mencegah demam berdarah dengue (DBD) sangat penting mengingat penyakit ini bisa berakibat fatal. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah DBD:
Mengeliminasi Sarang Nyamuk
Langkah utama dalam mencegah DBD adalah dengan menghilangkan tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Lakukan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air. Pastikan juga untuk rutin membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, atau pot tanaman.
Menggunakan Obat Nyamuk
Gunakan obat nyamuk, baik semprot, oles, maupun elektrik, terutama di area yang rawan nyamuk. Aplikasikan lotion anti-nyamuk pada kulit, terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau di malam hari ketika nyamuk lebih aktif.
Memasang Kelambu
Pasang kelambu di tempat tidur atau jendela untuk menghalangi nyamuk masuk. Ini sangat efektif terutama untuk melindungi bayi, anak kecil, dan orang tua yang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk.
Memakai Pakaian Tertutup
Kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh seperti baju lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar rumah, terutama pada pagi dan sore hari ketika nyamuk Aedes aegypti paling aktif.
Memanfaatkan Larvasida
Taburkan larvasida di tempat penampungan air yang sulit dikuras secara rutin, seperti kolam atau bak penampungan besar. Larvasida dapat membunuh larva nyamuk dan mencegah nyamuk berkembang biak.
Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk
Tanam tanaman yang dikenal bisa mengusir nyamuk seperti serai, lavender, atau mint di sekitar rumah. Tanaman ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk di lingkungan sekitar.
Mengikuti Program Fogging
Jika ada kasus DBD di sekitar lingkungan, segera laporkan ke pihak terkait agar dilakukan fogging atau pengasapan. Fogging dapat membunuh nyamuk dewasa yang menjadi pembawa virus dengue.
Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Komunitas
Berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan lingkungan secara rutin bersama masyarakat setempat sangat penting. Ini membantu memastikan bahwa tidak ada sarang nyamuk yang terlewatkan dan lingkungan tetap aman dari potensi penyebaran DBD.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, risiko terkena DBD dapat dikurangi secara signifikan.