Bangun Rumah Coklat, Begini Cara Petani Madiun Kembangkan Potensi Kakao
Salah satu komoditas perkebunan yang sangat potensial dikembangkan di Madiun adalah kakao. Melihat potensi itu, petani salah satu desa di Madiun berinisiatif mendirikan sebuah "rumah coklat". Tak hanya sebagai tempat produksi coklat, tempat itu juga didirikan untuk menjadi tempat wisata.
Salah satu komoditas perkebunan yang sangat potensial dikembangkan di Madiun adalah kakao. Berdasarkan hasil uji laboratorium Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember, kakao produksi petani Madiun yang telah difermentasi menghasilkan produk bertipe A atau tipe tinggi.
Salah satu sentra budidaya kakao di Kabupaten Madiun ada di Desa Bodag, Kecamatan Kare. Di sana, luas pembudidayaan tanaman kakao para petaninya mencapai 40 hektare.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang terjadi saat Jamasan Jimat? Setelah jimat-jimat dikeluarkan, sang juru kunci bersama para kerabat Amangkurat segera membuka kain mori kusam yang membungkus pusaka sebelum dicuci menggunakan air jeruk bali.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Apa yang terjadi pada Raden Ario Soerjo saat menuju Madiun? Saat hendak menuju Madiun, tanda-tanda buruk sudah mulai terlihat. Soerjo pun tidak percaya akan hal itu meskipun ban mobilnya pecah dan kehabisan bahan bakar saat perjalanan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Apa yang ingin disampaikan oleh jargon "Nusantara Baru, Indonesia Maju" di HUT ke-79 RI? Jargon ini menggarisbawahi aspirasi bangsa untuk memasuki era baru dengan semangat pembaruan dan kemajuan. Jargon ini tidak hanya merayakan pencapaian kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berfokus pada transformasi yang lebih besar. "Nusantara Baru" mencerminkan tekad untuk memperkuat kekayaan budaya dan potensi lokal di seluruh penjuru Indonesia, sementara "Indonesia Maju" menekankan pentingnya inovasi dan pembangunan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Produksinya dalam setahun mencapai 15 ton. Namun harga biji kakao yang tidak stabil menjadi permasalahan tersendiri bagi para petani. Hal inilah yang membuat mereka berinisiatif mendirikan “Rumah Coklat Bodag” yang dikelola BUMDes Abadi Bodag.
Lalu seperti apa pengembangan kakao di rumah coklat itu? Berikut selengkapnya:
Jadi Tempat Wisata
©Instagram/@desabodag_rumahcoklat
Sugito, salah seorang penggagas Rumah Coklat Bodag mengatakan, pendirian rumah coklat itu terwujud melalui program bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan nilai mencapai Rp1,5 miliar.
Dana bantuan sebesar itu digunakan untuk membina sumber daya manusia yang merupakan warga setempat, membangun rumah produksi dan kafe, serta membeli alat produksi coklat.
Dengan adanya rumah coklat itu, para petani dapat langsung menjual kakao kering yang telah difermentasi untuk selanjutnya diolah warga setempat untuk menjadi varian produk olahan coklat.
Tak hanya sebagai tempat pengolahan, Rumah Coklat Bodag juga dikonsep untuk menjadi tempat wisata kuliner dan wisata edukasi olahan coklat. Apalagi suasana tempat itu juga mendukung karena berada di lereng Gunung Wilis.
Dongkrak Ekonomi Warga
©Instagram/@desabodag_rumahcoklat
Dilansir dari ANTARA, keberadaan rumah coklat di Desa Bodag telah mendongkrak ekonomi warga setempat.
Saat akhir pekan, bangunan yang terletak di ketinggian 600 mdpl itu ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati coklat. Beromzet puluhan juta rupiah per bulan, badan usaha yang mengelola Rumah Coklat Bodag telah memberikan lahan pekerjaan bagi warga.
Tak hanya menjajakan coklat, wisata kuliner di Rumah Coklat Bodag juga menyediakan menu makanan lain baik berat maupun ringan. Semua makanan itu dimasak oleh ibu-ibu warga desa setempat. Mereka mengaku sangat terbantu karena memperoleh penghasilan tambahan.
Ke depannya, rumah coklat itu akan dilengkapi dengan kebun kakao. Dengan adanya kebun itu nantinya pengunjung bisa mengetahui proses produksi coklat mulai dari pohon kakao, dipanen, diolah, dan dikemas menjadi produk varian coklat.