Bisa Dipentaskan di Mana Saja, Ini Filosofi Tari Miyang Kisahkan Kehidupan Istri Nelayan Tuban
Meskipun mayoritas penarinya perempuan, Tari Miyang juga boleh dibawakan oleh laki-laki
Meskipun mayoritas penarinya perempuan, Tari Miyang juga boleh dibawakan oleh laki-laki
Bisa Dipentaskan di Mana Saja, Ini Filosofi Tari Miyang Kisahkan Kehidupan Istri Nelayan Tuban
Kabupaten Tuban, Jawa Timur punya kesenian tradisional yang menarik yakni Tari Miyang. Tarian ini diciptakan oleh guru kesenian Pemkab Tuban pada tahun 2009 lalu. Kini, tarian ini sering dipentaskan dalam berbagai acara penting di daerah pesisir utara Jawa itu.
-
Bagaimana masyarakat Tuban menahan hujan? Mengutip jurnal Tradisi Menahan Hujan dalam Acara Hajatan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban yang dirilis oleh Titis Nirmala dan Sukarman, tradisi Menahan Hujan sebenarnya bukan menghentikan turunnya air hujan, tetapi memindahkan hujan atau awan yang dapat menyebabkan hujan ke daerah lain seperti daerah hutan atau daerah perkebunan.
-
Di mana gempa susulan di Tuban terjadi? BMKG Sebut Masih Terjadi 193 Kali Gempa Susulan di Laut Tuban, Ini Imbauan Bupati Zem menjelaskan gempa terakhir yang tercatat berkekuatan magnitudo 3,5 berlokasi 141 kilometer timur laut Tuban.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Apa tanda-tanda tubuh kekurangan garam? Tanda-tanda tubuh mengalami kelebihan garam, atau yang biasa disebut hipernatremia, dapat muncul dalam beberapa gejala yang cukup jelas. Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain: Rasa Haus yang Berlebihan Retensi Air Peningkatan Tekanan Darah Kadar natrium yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang berdampak negatif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
-
Siapa yang melakukan tradisi Menahan Hujan di Tuban? Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
-
Apa tujuan dari tradisi Menahan Hujan di Tuban? Tradisi Menahan Hujan bertujuan meminta pertolongan kepada Tuhan dan leluhur.
Kisahkan Istri Nelayan
Tari Miyang dipentaskan dengan komposisi kelompok. Tak ada batasan khusus berapa banyak penari dalam sebuah pementasan Tari Miyang. Mengutip Instagram @tuban_bercerita, tari ini merupakan representasi perilaku istri nelayan ketika suaminya sedang melaut.
Kata ‘Miyang’ dalam bahasa Tuban berarti “pergi melaut untuk mencari ikan”. Para nelayan melakukan kegiatan ini pada malam hari, dan pulang pada pagi atau siang hari membawa ikan hasil tangkapan.
Identitas Budaya
Mengutip skripsi berjudul Tari Miyang Sebagai Identitas Budaya Kabupaten Tuban Jawa Timur karya Galuh D. Kusuma (ISI Yogyakarta, 2019), Tari Miyang disajikan dalam bentuk koreografi di mana semua unsurnya merupakan identitas budaya masyarakat pesisir Kabupaten Tuban. Tari ini merupakan hasil perenungan terhadap pola persepsi, berpikir, dan perasaan istri nelayan, yang syarat dengan semangat komunal masyarakat pantai.
Instrumen musik yang digunakan untuk mengiringi tari Miyang adalah seperangkat gamelan, seperti kendang, gong, kempul, saron. Ada juga Panjak Hore, orang yang berperan sebagai pelantun tembang serta tukang senggak.
Penari menggunakan tata rias korektif dan memakai kebaya dengan bawahan kain batik setinggi lutut serta aksesoris di bagian kepala. Tata rias dan busana ini sedikit banyak meniru kebiasaan perempuan pesisir.
- Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung
- Tragis! Mahasiswi Tewas Gantung Diri di Hari Ulang Tahunnya, Sempat Kirim Pesan Suara Sambil Menangis
- Filosofi Tersembunyi di Balik Pacu Jawi Khas Minang, Tak Hanya Sekedar Balapan Sapi
- Kesaksian Warga ketika Tarsum Mutilasi Istri di Ciamis
Pementasan
Adapun properti yang digunakan saat pementasan adalah irig (peralatan dapur yang terbuat dari anyaman bambu), properti ini menunjukkan karakter sebagai istri nelayan.