Ciri-Ciri Stunting pada Anak yang Patut Dikenali, Ketahui Juga Penyebabnya
Stunting merupakan penanda penting malnutrisi pada anak, untuk itu harus benar-benar diperhatikan dan diwaspadai. Berikut ulasan selengkapnya mengenai pengertian, penyebab, hingga ciri-ciri stunting pada anak yang penting untuk diketahui, dilansir dari berbagai sumber.
Mengenali ciri-ciri stunting pada anak adalah hal yang penting. Stunting yang dialami anak dapat disebabkan oleh tidak terpaparnya periode 1000 hari pertama kehidupan mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Seorang anak yang mengalami stunting seringkali terlihat seperti anak dengan tinggi badan yang normal, namun sebenarnya mereka lebih pendek dari ukuran tinggi badan normal untuk anak seusianya.Stunting merupakan penanda penting malnutrisi pada anak, untuk itu harus benar-benar diperhatikan dan diwaspadai.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Kenapa Kemenkominfo gencar mengkampanyekan pencegahan stunting? Menurut Marroli, pola asuh yang baik kepada anak dapat dilakukan seperti dengan memberi kasih sayang. Ia menambahkan, pemerintah saat ini gencar mengkampanyekan pencegahan stunting guna menghadapi bonus demografi, yaitu masa di mana penduduk usia produktif akan lebih besar dibanding usia nonproduktif.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
-
Kenapa calon pengantin perlu memahami stunting? Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto menjelaskan, para calon pengantin diharapkan segera memahami stunting, sebelum mereka menikah. Pasalnya, kurangnya pemahaman akan stunting dapat berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan.
-
Apa dampak stunting bagi masa depan Indonesia? Anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi keterbatasan dalam aspek akademis dan sosial, yang pada gilirannya mengurangi peluang mereka untuk berkontribusi optimal bagi masyarakat dan perekonomian negara.
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai pengertian, penyebab, hingga ciri-ciri stunting pada anak yang penting untuk diketahui, dilansir dari berbagai sumber.
Pengertian Stunting
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Mengutip who.int, anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Stunting pada awal kehidupan anak, terutama pada 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun, berarti gangguan pertumbuhan yang memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak.
Stunting adalah salah satu ukuran utama yang digunakan untuk menilai kekurangan gizi pada anak. Ini menunjukkan bahwa seorang anak gagal mencapai potensi pertumbuhannya sebagai akibat dari penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Seorang anak didefinisikan sebagai 'stunted' atau 'kerdil' jika mereka terlalu pendek untuk rata-rata usianya. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat. Stunting bukan hanya masalah pada masa kanak-kanak. Kondisi ini mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif jangka panjang.
Penyebab Stunting
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami IUGR (intrauterine growth retardation), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Ilustrasi ©shutterstock
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
Keadaan ini membuat upaya mengatasi gangguan pertumbuhan menjadi semakin sulit, yang akhirnya berpeluang terjadinya stunting. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita. Mengutip publikasi dari poltekkes-denpasar.ac.id, selain dari faktor gizi, ada beberapa faktor lain penyebab stunting yaitu:
- Praktek pengasuhan yang tidak baik.
- Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas.
- Kurangnya akses ke makanan bergizi.
- Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Ciri-Ciri Stunting pada Anak
Tingginya angka kejadiaan stunting merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Adapun tanda atau ciri-ciri stunting pada anak menurut Upadhyay & Srivastava dalam BMC Pregnancy and Childbirth Journal (2016) antara lain adalah:
1. Anak memiliki tubuh lebih pendek disbandingkan anak seusianya;
2. Pertumbuhan tulang yang tertunda;
3. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari usianya;
4. Melambatnya pertumbuhan anak menyebabkan sering terjadi diare pada anak, akibat sistem kekebalan tubuh lemah;
5. Keterlambatan keterampilan motorik;
6. Keterlambatan perkembangan kognitif;
7. Kesulitan membangun interaksi sosial selama masa kanak-kanak;
8. Banyak terjadi dibeberapa negara berkembang contohnya di India di mana kejadian stunting berhubungan dengan infeksi cacing dari air atau sanitasi lingkungan yang buruk (kurang bersih);
9. Berat badan yang rendah untuk anak seusianya atau resiko terjadinya BBLR.
Dampak Stunting
Setelah mengetahui apa saaj ciri-ciri stunting pada anak, penting juga untuk mengetahui apa dampak stunting. Dampak stunting antara lain yaitu mudah sakit, kemampuan koginitf berkurang, saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi, postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, menurut Buku Saku Stunting Desa (2017).
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
- Dampak Stunting Jangka Pendek
Dampak stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
- Dampak Stunting Jangka Panjang
Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.