Habiskan 2.000 Kilogram Singkong untuk Percobaan, Pasutri Asal Bojonegoro Berhasil Produksi Rengginang Singkong Kini Laris di Swalayan
Mereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Mereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Habiskan 2.000 Kilogram Singkong untuk Percobaan, Pasutri Asal Bojonegoro Berhasil Produksi Rengginang Singkong Kini Laris di Swalayan
Lismuk Hindun dan Suparno, pasutri asal Desa Begadon, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tak pernah membayangkan kelak akan menjadi pengusaha camilan. Ketidaksengajaan itu justru menjadi mata pencaharian yang menjanjikan hingga kini.
-
Apa tujuan utama Program BRI Fellowship Journalism 2023? "Penyelenggaraan BRI Fellowship Journalism 2023 ini bertujuan mengajak insan media untuk turut serta membangkitkan semangat UMKM Indonesia melalui karya mereka. "Mereka adalah salah satu pionir yang kami yakini dapat membawakan semangat optimistis bagi khalayak publik. Melalui tulisan-tulisannya, para jurnalis turut berkontribusi besar bagi kebangkitan UMKM di Indonesia," ungkap Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.
-
Kapan BRI Fellowship Journalism 2024 akan diselenggarakan? BRI Fellowship Journalism merupakan program yang digagas oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memberdayakan para jurnalis muda agar bisa berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan dan pemberdayaan UMKM di Jawa Tengah.
-
Siapa yang mendapat beasiswa S2 dari program BRI Fellowship Journalism 2023? Dari seluruh rangkaian yang telah dimulai sejak awal tahun ini, telah terpilih 45 Jurnalis penerima beasiswa magister S2.
-
Bagaimana proses seleksi jurnalis untuk mendapatkan beasiswa Program BRI Fellowship Journalism 2023? Seluruh peserta penerima beasiswa tersebut disaring dari proses panjang mulai dari seleksi administratif, psikotes, hingga praktik lapangan selama 2 bulan dalam program Journalist on Site.
-
Bagaimana kegiatan Gebyar UMKM 2024 di Bontang berjalan? Najirah kemudian menjelaskan selama kegiatan setiap malamnya akan diisi hiburan. Mulai dari tari-tarian, hiburan musik, hingga menghadirkan D’masiv. Tentu saja itu semua dilakukan agar masyarakat berbondong-bondong meramaikan sekaligus mengenal produk usaha kecil masyarakat Kota Bontang “Bagus sekali apa yang kita lhat di sini. Kondisi tahun ini dengan banyaknya event saya yakin dan percaya UMKM kita akan Sejahtera. Pemkot bontang senantias memberikan ruang publik bagi pelaku UMKM untuk terus berupaya agar dikenal luas oleh masyarakat,” papar Najirah.
-
Kenapa Gebyar UMKM 2024 diselenggarakan di Kota Bontang? Gebyar UMKM yang mengusung tema “UMKM Naik Kelas” ini memang diharapkan jadi ajang promosi produk karya warga Bontang.
Awalnya, mereka hanya menanam singkong di perkebunan untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Pada tahun 2009, Suparno mendapatkan fasilitasi dari perusahaan migas multinasional yang beroperasi di daerahnya. Ia dan beberapa petani lain dibiayai untuk menanam singkong dalam skala besar.
“Waktu panen itu kan bareng-bareng, singkong banyak banget, bingung mau dibuat apa,” ujar Hindun saat ditemui Merdeka.com di Gedung Bakorwil Bojonegoro, Rabu (17/4/2024).
Panen serentak membuat komoditas singkong di Kecamatan Gayam membeludak. Suparno dan Hindun kebingungan bagaimana menjual singkong hasil panen mereka. Tak lama kemudian, Hindun dan beberapa perempuan di desanya mendapatkan pelatihan membuat emping singkong.
Inisiasi Kelompok Usaha
Menindaklanjuti pelatihan membuat olahan singkong, Hindun dan Suparno menginisiasi pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Teguh Rahayu.
KUB dibentuk untuk meningkatkan daya jual singkong dengan cara mengolahnya menjadi camilan, seperti rengginang singkong dan emping singkong.
Sayangnya, di tengah jalan, para anggota KUB Teguh Rahayu mundur karena tidak sanggup lagi memproduksi camilan berbahan baku singkong di sela-sela kesibukan harian mereka.
“Dulunya kami sama-sama produksi, tapi kemudian (anggota) yang lain udah enggak produksi. Sekarang tinggal sendirian,” jelas Hindun.
Pantang Menyerah
Pantang Menyerah
Kendati rekan-rekannya mundur, Hindun dan Suparno tak menyerah. Mereka justru semakin semangat mengembangkan usaha camilan yang sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu. Awalnya, produk mereka hanya emping singkong.
“Awalnya dijual pakai plastik biasa, harganya cuma seribu rupiah, dititipkan di warung-warung. Kemudian dikemas plastik snack (standing) tapi belum ada mereknya, saya nembusi toko oleh-oleh dan swalayan,” papar ibu dua anak ini sembari terkekeh mengenang perjuangannya.
- Enam Bulan Bolos, Anggota Polisi Ditangkap Bawa 30 Kilogram Sabu dan 11 Ribu Butir Ekstasi
- Peringati Hari Hiu Paus Internasional, Anggota Dewan Pers Lepas Penyelam Gorontalo Bersihkan Sampah Laut
- Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
- Penyelundupan ke Hong Kong dan Denmark Terbongkar, Sisik Tenggiling Disamarkan dengan Keripik Singkong
Seiring waktu, Hindun ingin mengolah singkong menjadi camilan jenis lain. Saat itu, ia kepikiran membuat rengginang singkong. Ia pun belajar autodidak hingga menghabiskan sekitar 2.000 kilogram singkong hingga akhirnya menemukan formulasi yang tepat seperti produknya saat ini.
“Hampir satu hektare singkong di kebun itu habis untuk percobaan bikin rengginang. Itu berlangsung sekitar satu tahun, nyoba-nyoba terus sampai berhasil,” jelas Hindun.
Kegigihan Hindun dan sang suami berbuah manis, produk-produk camilan mereka diterima untuk dipasarkan di toko oleh-oleh dan swalayan beberapa kota. Selain Bojonegoro, produk camilan berbahan utama singkong ini juga dipasarkan di Ngawi, Tuban, dan Lamongan.
Makin Berkembang
Hindun blak-blakan menungungkapkan bahwa bisnis camilannya bisa menjadi seperti sekarang tidak semata-mata karena kerja kerasnya dan sang suami.
Faktor lain yang mendorong keberhasilan bisnisnya ialah keberadaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI yang ia ikuti.
“Saya sudah lama ikut KUR BRI, dari yang masih skala kecil banget, sampai sekarang bisa memasarkan di empat kota,” tutur anggota Forum Industri Kecil Menengah Jawa Timur (IKM Jatim) tersebut.
KUR BRI, imbuh Hindun, sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM seperti dirinya. Berkat pinjaman modal usaha dari BRI, ia bisa membeli alat produksi yang dibutuhkan hingga membuat kemasan premium untuk produknya.
Penyaluran KUR BRI
Terpisah, Manajer Bisnis Mikro BRI Bojonegoro, Bambang Sri Mara (55) mengungkapkan, penyaluran KUR bertujuan untuk mendorong para pelaku usaha agar semakin berkembang.
“KUR itu pinjaman modal agar pelaku UMKM semakin berkembang,” jelas Bambang saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/3/2024).