Mengenal Perbedaan Agnostik dan Ateis, Ketahui Dulu Pengertiannya
Berdampingan dengan ragam agama yang ada di dunia terdapat paham yang disebut dengan agnostik dan ateis. Dalam artikel berikut, perbedaan-perbedaan ini akan dibahas lebih rinci, berfungsi untuk mendidik pembaca dan memperjelas konsep mengenai pengertian dan perbedaan agnostik serta ateis.
Perdebatan mengenai agama dan ketuhanan seolah tak ada habisnya. Berdampingan dengan ragam agama yang ada di dunia terdapat paham yang disebut dengan agnostik dan ateis. Saat sedang membaca atau berbincang dan mendapati kata "agnostik" atau "ateisme", Anda mungkin bertanya-tanya dalam hati tentang apa pengertian dan perbedaan dari kedua kata tersebut.
Istilah-istilah ini sering salah digabungkan atau diperlakukan sebagai sinonim. Faktanya, kedua hal ini sebenarnya menunjukkan pandangan dunia atau sistem pemahaman yang berbeda, dan tidak boleh disalahartikan. Bahkan, bagi orang yang tidak religius atau tidak mengikuti kepercayaan tradisional, mereka masih suka memberi label pada diri mereka sendiri.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kampanye edukasi "Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak"? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang concern terhadap segala jenis kejahatan perbankan, terus mengedukasi nasabahnya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun media sosial. "Melalui campaign ini, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam mengenali modus dan praktik penipuan," ujarnya.
-
Kapan kasus kekerasan antar pelajar meningkat? Data pengaduan yang dilaporkan ke KPAI pada awal 2024 tercatat sudah mencapai 141 kasus
-
Di mana Laskar Pelangi bersekolah? Novel Laskar Pelangimenceritakan tentang kehidupan 10 anak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka berasal dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di suatu sekolah yang penuh dengan keterbatasan.
-
Siapa yang terlibat dalam perombakan kurikulum sekolah kedinasan Kemenhub? Staf Khusus Menteri Perhubungan, Prof Wihana Kirana Jaya mengatakan, kurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Hal itu adalah bagian dari sifat manusia. Manusia senang melabeli dirinya untuk segala sesuatu, seperti contoh, "saya vegan", "saya orang blasteran", dan lain sebagainya. Terdapat dua label yang sering digunakan orang secara bergantian untuk menggambarkan apa yang mereka yakini atau tidak yakini, yaitu "ateisme" dan "agnostisisme".
Namun, menggunakannya secara bergantian adalah salah. Jika Anda tidak mengikuti agama tradisional, atau jika Anda kesulitan mengidentifikasi apa yang sedang Anda yakini, akan lebih baik dan bijaksana untuk mempelajari dulu arti sebenarnya dari masing-masing istilah ini. Setelah itu, barulah pilih salah satunya untuk disematkan pada diri.
Dalam artikel berikut, perbedaan-perbedaan ini akan dibahas lebih rinci, berfungsi untuk mendidik pembaca dan memperjelas konsep mengenai pengertian dan perbedaan agnostik serta ateis.
Mengenal Apa Itu Agnostik
Melansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, istilah "agnostik" dan "agnostisisme" diciptakan pada akhir abad kesembilan belas oleh ahli biologi Inggris, T.H. Huxley. Huxley mengatakan bahwa dia menemukan kata "Agnostik" untuk menunjukkan orang-orang yang, seperti [dirinya], mengaku sangat tidak peduli tentang berbagai hal, yang di dalamnya para ahli metafisika dan teolog, baik ortodoks maupun heterodoks, melakukan dogmatisasi dengan sangat yakin termasuk tentang keberadaan Tuhan.
Namun, Huxley tidak mendefinisikan "agnostisisme" hanya sebagai keadaan agnostik. Sebaliknya, dia sering menggunakan istilah itu untuk merujuk pada prinsip epistemologis normatif, sesuatu yang mirip dengan apa yang sekarang disebut sebagai "pembuktian".
Secara kasar, prinsip Huxley mengatakan bahwa adalah hal yang salah untuk mengatakan bahwa seseorang mengetahui atau percaya bahwa suatu proposisi adalah benar tanpa bukti yang memuaskan secara logis (Huxley 1884 dan 1889).
Tetapi, penerapan prinsip ini oleh Huxley pada kepercayaan teistik dan ateistik-lah yang pada akhirnya memiliki pengaruh terbesar pada arti istilah tersebut. Dia berargumen bahwa, karena tidak satu pun dari kepercayaan tersebut yang cukup didukung oleh bukti, manusia harus menangguhkan penilaian tentang masalah apakah Tuhan itu ada atau tidak.
Secara terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan adalah hal yang tidak dapat diketahui. Agnostisisme tidak menyangkal keberadaan Tuhan secara mutlak. Mereka beranggapan bahwa keberadaan Tuhan adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dinalar oleh akal manusia, dan konsekuensinya adalah keberadaan Tuhan tidak dapat diketahui dengan cara apapun.
Mengenal Apa Itu Ateis
Ateisme biasanya didefinisikan dalam istilah "teisme". Teisme paling baik dipahami sebagai proposisi atau sesuatu yang benar atau salah. Istilah ini sering didefinisikan sebagai keyakinan bahwa Tuhan itu ada, di mana "keyakinan" yang dimaksud di sini berarti "sesuatu yang dipercaya".
Hal ini mengacu pada isi proposisional dari keyakinan, bukan pada sikap atau keadaan psikologis dari percaya. Namun, jika "ateisme" didefinisikan dalam istilah teisme dan teisme adalah proposisi bahwa Tuhan itu ada dan bukan kondisi psikologis untuk percaya bahwa ada Tuhan, maka ateisme bukanlah ketiadaan kondisi psikologis untuk percaya bahwa Tuhan itu ada.
"A-" dalam "ateisme" harus dipahami sebagai negasi, bukan ketiadaan, sebagai "tidak", bukan "tanpa". Oleh karena itu, setidaknya dalam filsafat, ateisme harus ditafsirkan sebagai proposisi bahwa Tuhan tidak ada (atau, lebih luas lagi, proposisi bahwa tidak ada tuhan).
Definisi ini memiliki tambahan keutamaan yaitu menjadikan ateisme sebagai jawaban langsung untuk salah satu pertanyaan metafisik terpenting dalam filsafat agama, yaitu, "Adakah Tuhan?".
Hanya ada dua kemungkinan jawaban langsung untuk pertanyaan ini, yaitu "ya", yang merupakan teisme, dan "tidak", yang merupakan ateisme. Jawaban seperti "Saya tidak tahu", "tidak ada yang tahu", "Saya tidak peduli", "jawaban afirmatif tidak pernah dibuat", atau "pertanyaan ini tidak ada artinya" bukanlah jawaban langsung untuk pertanyaan ini.
Atheisme mendefinisikan secara luas bahwasanya kepercayaan adanya tuhan maupun dewa adalah tidak nyata. Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan. Atheisme adalah paham yang menyangkal sama sekali keberadaan Tuhan karena tidak dapt dibuktikan secara empiris ataupun logis akan keberadaan-Nya.
Perbedaan Agnostik dan Ateis
Setelah mengetahui definisi dari masing-masing istilah, kini saatnya membuat kesimpulan mengenai perbedaan agnostik dan ateis. Disebutkan sebelumnya bahwa agnostik adalah pandangan atau kepercayaan mengenai ketidaktahuan akan keberadaan Tuhan. Ada atau tidaknya Tuhan merupakan sesuatu yang tidak bisa diketahui. Kaum agnostik lebih percaya bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar dari Tuhan dan dapat dibuktikan secara ilmiah, yaitu alam semesta.
Sementara itu, ateis lebih mengacu kepada tindakan dari pandangan yang dilontarkan oleh agnostisisme. Kaum ateis sendiri terbagi atas dua, yakni ateis gnostik dan ateis agnostik. Ateis gnostik tidak memercayai Tuhan dan bisa membuktikan pandangan ini. Ateis agnostik, di satu sisi, adalah golongan orang yang tidak percaya akan adanya uhan namun tidak dapat membuktikannya.
Untuk itu, jelaslah sudah apa perbedaan dari kedua istilah ini. Secara singkat, agnostik adalah pandangan yang percaya akan adanya Tuhan jika mereka dapat membuktikannya secara ilmiah, sedangkan ateis adalah pandangan yang tidak percaya akan adanya Tuhan dan menolak keberadaan Tuhan. Karena bagi kaum ateis, keberadaan manusia dan alam semesta adalah suatu proses alamiah yang terjadi dalam waktu yang sangat panjang.