Mengenal Tradisi Ngenger, Bentuk Solidaritas Masyarakat Blora untuk Mengentaskan Kemiskinan
Tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
Tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
Mengenal Tradisi Ngenger, Bentuk Solidaritas Masyarakat Blora untuk Mengentaskan Kemiskinan
Tradisi Ngenger
Masyarakat Jawa memiliki berbagai tradisi yang tiada habisnya untuk diulik lebih lanjut. Selalu ada hal yang menjadikan budaya Jawa menarik untuk ditelaah, seperti halnya dengan tradisi Ngenger.
Mengutip dari situs seputargk.id, Ngenger artinya adalah ikut orang.
Namun, ada yang menyebutnya sebagai nyuwita atau nyantri kepada orang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih terhormat, atau lebih pintar dibandingkan dengan kondisi keluarga sendiri.
Upah yang diberikan dapat berupa bahan makanan, ternak kambing, atau pun diberikan fasilitas berupa sekolah secara formal.
-
Apa itu Tradisi Nengget? Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
-
Apa itu Tradisi Ngunjung? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut.
-
Kenapa masyarakat Blora menjalankan tradisi Ngalungi Sapi? Tujuannya zaman dahulu sapi dibancaki, terutama yang dipakai di kebun. Sapi dibawa ke kebun. Lalu dikalungi kupat lepet,” ujar Sugiartono (57), tokoh masyarakat Suku Samin atau dikenal sebagai Sedulur Sikep di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngalor Ngulon? Tradisi Ngalor Ngulon adalah suatu larangan bagi masyarakat untuk melakukan pernikahan yang rumah calon mempelai laki-laki ke rumah calon mempelai perempuan memiliki arah Ngalor Ngulon. Seorang laki-laki tidak diperbolehkan melakukan pernikahan dengan perempuan yang arah rumahnya utara ke barat. Jika ditarik dengan garis lurus, pernikahan itu berjalan dari arah Selatan menuju utara, kemudian menuju ke barat. Maka pernikahan tersebut tidak diperbolehkan karena melanggar adat yang berlaku di sana.
-
Di mana tradisi Ngitung Batih dilakukan? Mitos Masyarakat Desa Dongko Kabupaten Trenggalek masih mempercayai mitologi Kanjeng Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
Mengutip dari jurnal Tradisi Ngenger : Bentuk Solidaritas Sosial dalam Budaya Jawa yang ditulis oleh Titiek Suliyati, tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
(Foto : istockphoto)
Pelaku Ngenger akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal maupun informal dan keseluruhan biaya hidupnya ditanggung.
Dalam masyarakat Jawa, terdapat konsep mengenai kewajiban sosial yang menyangkut hubungan sosial dan solidaritas sosial.
Hal ini ditujukan untuk menjaga keselarasan masyarakat agar tercipta kehidupan yang lebih baik.
Keluarga Jawa sangat memercayai bahwa kedudukan yang tinggi mustilah diraih dengan perjuangan dan pengorbanan, salah satu caranya adalah dengan menjalani proses Ngenger.
(Foto : istockphoto)
Kehidupan Ngenger sendiri diibaratkan sebagai hubungan timbal balik.
Pelaku Ngenger memiliki kewajiban untuk membantu atau mengerjakan urusan-urusan rumah tangga di tempat ia melakukan Ngenger.
Sementara pihak yang menjadi tempat Ngenger berkewajiban untuk menanggung seluruh keperluan yang dibutuhkan pelaku Ngenger, termasuk sandang, pangan, papan, dan lain sebagainya.
Mengutip dari jurnal Tradisi Ngenger dalam Konteks Bride Service pada Masyarakat Jawa di Desa Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora yang ditulis oleh Yunika Susila Kunianingsih dan Nugroho Trisnu Brata, tradisi Ngenger di Blora dilakukan pada keluarga calon pengantin.
(Foto : istockphoto)
Tradisi ini dilakukan untuk mempersiapkan diri calon pengantin menuju jenjang pernikahan.
Calon pengantin diharapkan dapat memahami kehidupan berumah tangga yang akan dijalani.
Selain itu, Ngenger menjadi media bagi calon pengantin untuk saling mengenal lebih dekat dengan calon pasangan serta calon mertua.
Ngenger menunjukkan pengabdian dan kesetiaan, sehingga dapat menjadi kesempatan bagi calon pengantin untuk berinteraksi dengan masyarakat.
- Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung
- Tradisi Larangan Pernikahan Ngalor Ngulon Masyarakat Jawa, Syarat Seseorang yang Akan Menikah
- Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
- Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat
Tradisi Ngenger perlu dilanjutkan penerapannya karena mengandung nilai-nilai positif dan baik, salah satunya dapat mengentaskan kemiskinan yang ada di masyarakat.
(Foto : istockphoto)