Pendiri Pondok Pesantren Sidoarjo Ciptakan Aplikasi AI Berbasis Pendidikan, Teknologi yang Berlandaskan Teori Islam
Siapa sangka jika mengembangkan peradaban agama Islam dipadukan dengan teknologi modern? Pendiri pondok pesantren di Sidoarjo ini salah satunya.
Siapa sangka jika mengembangkan peradaban agama Islam dipadukan dengan teknologi modern? Pendiri pondok pesantren di Sidoarjo ini salah satunya.
Pendiri Pondok Pesantren Sidoarjo Ciptakan Aplikasi AI Berbasis Pendidikan, Teknologi yang Berlandaskan Teori Islam
Di zaman yang sudah serba modern, tentu perkembangan teknologi masa kini juga sudah sangat maju dan berkembang.
Tak ayal, kita sebagai manusia dituntut bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang sangat amat cepat.
Itulah yang dihadapi oleh Gus Luis Kholilur Rohman Saani, pendiri Pondok Pesantren Roisus Shobur yang berada di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pesatnya teknologi memicu Gus Rohman tertarik untuk terjun di dunia tersebut.
- Ada Spesies Pohon yang Disebut Ilmuwan Paling Kesepian di Dunia, Tak Bisa Berkembang Biak Sebelum Temukan Jodoh
- Mengunjungi Pondok Pesantren Siwalanpanji Sidoarjo, Santrinya Datang dari Berbagai Negara seperti Arab dan Filipina
- Fokus ke Pendidikan dan Pola Asuh Anak, Pasutri Ini Ciptakan AI Santri
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
Artificial Intelligence atau biasa dikenal dengan AI, kini menjadi tren teknologi yang sedang hangat dan digunakan oleh banyak orang.
Gus Rohman yang tertarik dengan teknologi dan inovasi, melahirkan sebuah aplikasi AI bernama Starla Education.
Seperti apa proses Gus Rohman ketika sudah terjun di dunia teknologi modern sekarang? Simak kisahnya yang dirangkum merdeka.com dari kanal Youtube PecahTelur berikut ini.
Perbedaan Pandangan dengan Orang Tua
Cerita Gus Rohman dimulai dari dirinya ketika menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi. Saat itu ia diminta oleh orang tuanya untuk lebih fokus berdakwah, namun seiring berjalannya waktu ia cenderung lebih tertarik dengan teknologi.
"Ya namanya anak muda ada keinginan di jalan yang berbeda. Sempet keras juga sama abah (menolak dakwah)," katanya.
Gus Rohman pun akhirnya menjelaskan apa keinginannya setelah selesai kuliah nanti. Pada intinya, ia tetap berdakwah hanya saja dikemas dalam bentuk teknologi atau sesuai dengan anak muda sekarang.
"Alhamdulillah, orang tua saya akhirnya sudah mengerti dengan keputusan saya," lanjut Gus Rohman.
Pemberdayaan Santri
Gus Rohman yang juga pendiri dari pondok pesantren bersama sang istri juga menjunjung para santri untuk bisa menguasai ilmu setelah lulus dari pesantren tersebut.
"Kami di sini menerapkan 4 pilar, yaitu mulih atau pulang membawa ilmu, adab atau akhlak, punya usaha, dan punya investasi," terang Gus Rohman.
Beberapa santri yang sudah menginjak usia dewasa, biasanya Gus Rohman bersama istrinya akan mengajak sharing bersama. Tak hanya itu, mereka pun juga dipilih untuk bisa mengembangkan teknologi aplikasi bernama Starla Education.
"Produk jasanya ada marketplace guru, marketplace kelas, produk pendidikan seperti buku, marketplace freelance, dan juga AI Santri yang paling terbaru," imbuhnya.
Kembangkan Teknologi AI Islam
Gus Rohman baru-baru ini baru saja mengembangkan teknologi Artificial Intelligence atau AI yang berbasis keislaman yang dinamakan AI Santri. Keunikan dari AI Santri ini adalah terdapat kemampuan mengambil keputusan yang dibekali Ushul Fiqih.
Kehebatan fitur yang tersemat di AI Santri ini adalah setiap orang yang bertanya melalui aplikasi tersebut pasti akan dijawab sesuai dengan cara landasan dan konsep agama Islam. Artinya, jawaban-jawaban yang tercipta dari AI sudah berlandaskan dengan ilmu-ilmu Islam.
Raup Omzet Besar
Pengguna platform Starla Education ini sebagian besar berasal dari ibu-ibu, Gus Rohman pun berinisiatif dengan memasukkan produk-produk lain seperti sembako, jajanan, hingga logam mulia untuk dijadikan kerajinan.
"Dari semua produk itu, banyak revenue stream yang masuk. Omzetnya dari tahun 2022 dari segala usaha termasuk Starla sebesar 1,9 miliar. Paling banyak dari komoditi sembako dan logam mulia," katanya.
Adaptasi dengan AI tentu tidak selamanya buruk, masih banyak manfaat positif lain yang bisa didapat apabila kita mengembangkan sebuah teknologi modern. Pesan Gus Rohman dan istrinya yaitu selama kita memperjuangkan agama Islam dan agama Allah, pastinya akan mendapat ridho dan hidup sejahtera.
"Jika memperjuangkan agama Allah dan kebaikan orang lain, jangan takut lapar. Semua itu akan dibalas oleh Allah dan jangan khawatir untuk mendapatkan karunia-Nya," tutup Gus Rohman dan istri.