Penyebab Rupiah Melemah Serta Dampaknya bagi Perekonomian Negara, Patut Diketahui
Melemahnya rupiah lebih mendominasi dibanding penguatannya. Hal ini tentu berdampak pada berbagai sektor perekonomian di dalam negeri. Berikut uraian selengkapnya mengenai penyebab rupiah melemah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia yang menarik untuk diketahui.
Berita mengenai melemahnya nilai rupiah seolah tak pernah ada habisnya. Melemahnya rupiah lebih mendominasi dibanding penguatannya. Hal ini tentu berdampak pada berbagai sektor perekonomian di dalam negeri.
Pelemahan yang terus-menerus akan mempersulit perencanaan bisnis, akibatnya perhitungan biaya produksi menjadi kacau. Hal ini membuat perhitungan harga jual produk yang masih menggunakan bahan baku impor menjadi serba sulit dan tidak pasti.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
Mengutip artikel dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, pelemahan rupiah tidak lepas dari tingginya permintaan atau kebutuhan akan dolar AS di dalam negeri.
Di sisi lain, kebutuhan dolar AS belum cukup diimbangi dengan pasokan atau persediaan dolar AS di negeri ini. Oleh karena itu, upaya menekan kebutuhan akan dolar AS di dalam negeri perlu dilakukan. Sementara, upaya mendorong kegiatan ekonomi yang bisa menambah pasokan dolar AS pun juga diperlukan.
Berikut uraian selengkapnya mengenai penyebab rupiah melemah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia yang menarik untuk diketahui.
Penyebab Rupiah Melemah
Secara alami, nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh kondisi penawaran-permintaan (supply-demand) pada mata uang tersebut. Jika permintaan meningkat, sementara penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan mengalami kenaikan.
Sebaliknya jika penawaran pada mata uang itu meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Berikut penjelasan mengenai penyebab rupiah melemah dari segi faktor internal dan eksternal, dilansir dari artikel Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.
Penyebab Rupiah Melemah: Faktor Internal
Faktor internal dalam penyebab rupiah melemah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan transaksi berjalan (total ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa) yang mengalami defisit sejak 2012 (lebih banyak impor daripada ekspor). Defisit berjalan ini dikhawatirkan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tidak berkesinambungan. Untuk mengurangi defisit transaksi berjalan tersebut, tampaknya otoritas moneter memilih langkah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membiarkan rupiah cenderung melemah.
2. Keluarnya sebagian besar investasi portofolio asing dari Indonesia yang menurunkan nilai tukar rupiah karena dalam proses ini investor asing menukar rupiah dengan mata uang utama dunia, seperti dolar AS untuk diputar dan di investasikan di negara lain. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan penawaran atas mata uang rupiah. Peristiwa tersebut akan simetris dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akan cenderung menurun sejalan dengan kecenderungan penurunan nilai rupiah.
3. Politik anggaran negara terkait utang. Melemahnya rupiah tidak hanya berdampak pada kenaikan harga komoditas impor saja, namun juga dari utang luar negeri, karena utang luar negeri ditetapkan dengan mata uang asing dan masih ada yang tidak diasuransikan (lindung nilai). Akibatnya, karena utang harus dibayar dengan mata uang dolar AS, sedangkan nilai tukar rupiah dipastikan melemah, maka besaran utang otomatis meningkat.
Penyebab Rupiah Melemah: Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab rupiah melemah lebih disebabkan oleh menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat menimbulkan spekulasi Bank Sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga (Fed Rate).
Sementara di Eropa, Jepang, dan Tiongkok justru sedang membutuhkan dukungan kebijakan moneter untuk mencegah perekonomiannya jatuh ke masa resesi. Dengan kata lain, suku bunga di AS cenderung mengalami kenaikan, sedangkan suku bunga di negara lain cenderung tetap atau bahkan menurun.
Suku bunga yang tinggi di AS telah memicu aliran dana ke aset-aset dalam dolar AS (selain saham dan obligasi). Selain itu, kekhawatiran ekonomi global akan terus melambat telah membuat investor dunia mencari tempat yang aman untuk investasi mereka.