Pernah Tinggal di Kolong Jembatan Tol, Begini Nasib Pasutri yang Kini Pindah di Rusun
Belasan tahun, sepasang suami istri hidup di bawah jembatan tol kawasan Kampung 1001 Malam, Kota Surabaya, Jawa Timur. Begini nasibnya setelah pindah ke rusunawa.
Pasangan suami istri, Firmansyah dan Iin, pernah menjadi penghuni kolong jembatan tol kawasan Kampung 1001 Malam, Kota Surabaya, Jawa Timur, selama belasan tahun. Kini, keduanya tinggal di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Sumur Welut yang difasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Keduanya mengaku lebih nyaman tinggal di Rusunawa Sumber Welut dan tidak perlu khawatir dengan keselamatan anak mereka.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
"Beda jauh, nyaman di sini. Kalau di sana kan di bawah tol, banyak debu dan di pinggir sungai. Alhamdulillah di sini (rusunawa Sumur Welut) nyaman, tidak khawatir lagi dengan anak saya," ujar pasangan suami istri itu di Surabaya, Kamis (20/10/2022).
Fasilitas Hunian
©2022 Merdeka.com/Instagram @ericahyadi_
Pemkot Surabaya memberikan fasilitas hunian rusunawa kepada 16 Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan tol Dupak, kawasan Kampung 1001 Malam. Para warga penerima fasilitas hunian rusunawa mengaku bersyukur kini bisa menjalani hidup yang lebih layak.
Iin dan Firmansyah misalnya, sudah belasan tahun bertempat tinggal di kawasan yang sangat tidak layak. Kediaman mereka beratap beton jembatan tol, lantainya berupa papan kayu, dan dindingnya dari triplek. Kondisi tersebut jelas tidak nyaman bagi Iin dan Firmansyah. Apalagi, saat ini Iin sedang hamil tua serta memiliki seorang anak balita.
Hidup belasan tahun di kolong jembatan bagai mimpi buruk untuk keluarga kecil itu. Pasalnya, kualitas udara, lingkungan, dan pengaruh sosial di kawasan tersebut jelas tidak layak dijadikan hunian.
Pasutri yang sehari-hari mencari nafkah sebagai pengamen mengaku tidak ingin kembali tinggal di bawah kolong jembatan tol. Keduanya mengaku ingin hidup lebih layak seperti masyarakat pada umumnya.
Pasutri ini kerap diejek orang karena nasibnya kurang beruntung. Meski demikian, keluarga kecil itu tak putus semangat.
"Kemarin sudah didata pemkot, mau diberi pekerjaan. Saya minta jadi tukang sapu. Kalau saya menganggur, kasihan anak dan istri saya," terang Firmansyah, dikutip dari Antara.
Jaminan untuk Warga
©2022 Merdeka.com/Instagram @ericahyadi_
Pemindahan warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam dilakukan pada Senin (17/10/2022). Pada kesempatan tersebut, Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan bahwa Pemkot tidak memindahkan warga dan menertibkan bangunan liar tanpa tindak lanjut. Pemkot Surabaya bertanggung jawab memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut.
Jaminan dari Pemkot Surabaya membuat pasutri Firmansyah dan Iin merasa lega, keduanya pun berharap bisa menyekolahkan anak-anaknya.
"Tidak seperti orang tuanya, sejak kecil hidup di jalanan. Saya tidak ingin anak-anak bernasib sama seperti orang tuanya," harap Firmansyah.
Selain Iin dan Firmansyah, perempuan paruh baya bernama Surati juga merasakan pahitnya hidup di kolong jembatan tol kawasan Kampung 1001 Malam. Perempuan berusia 53 tahun itu hidup di hunian tak layak selama 25 tahun. Kini ia berpindah ke rusunawa Sumur Welut bersama tiga anak perempuannya.
Surati mengaku nyaman tinggal di rusunawa karena fasilitasnya lebih layak. Terlebih, rusunawa yang ditinggali telah dilengkapi berbagai fasilitas, mulai sembako, kipas angin, kasur, gas LPG 3 kilogram, hingga jaminan pekerjaan bagi penghuninya.
"Makanan juga dijamin, pagi, siang dan malam, setiap hari. Kemarin anak-anak saya juga sudah didata untuk dicarikan pekerjaan yang sesuai. Kalau saya, diberi pekerjaan menjadi juru masak," ungkap Surati.