Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Jauh sebelum Pancasila dirumuskan, Sunan Bonang sudah membawa misi kesatuan dengan menghargai perbedaan dalam misi-misi dakwahnya. Salah satunya dibuktikan dengan kalpataru, kayu bercabang empat yang punya filosofi mendalam.
-
Kapan Sunan Bonang wafat? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Kapan Sunan Gunung Jati diangkat menjadi Walisongo? Dari strateginya ini, Sunan Gunung Jati diangkat menjadi dewan dakwah Walisongo. Perannya untuk menggantikan Sunan Ampel yang wafat.
-
Siapa yang dikaitkan dengan tanaman walisongo? Sembilan helai daun pada tanaman wali songo dikaitkan dengan sembilan tokoh penyebar agama Islam di Indonesia yang dikenal sebagai wali songo.
-
Apa yang diwakili oleh Tari Topeng Kaliwungu? Dengan karakter yang tegas, tarian ini merupakan representasi dari Prabu Baladewa.
-
Di mana Sunan Bonang lahir? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Siapa yang mengukuhkan Kelana di Bontang? Wali Kota Bontang Basri Rase mengukuhkan Pengurus Kelurahan Tangguh Bencana (Kelana) di Stadion Bessai Berinta, Kamis (16/11).
Mengenal Kalpataru
Kalpataru merupakan kayu jati bercabang empat. Pada setiap sudutnya, terdapat motif bangunan suci agama tertentu.
Mengutip Instagram @tuban_bercerita, terdapat bangunan suci pasa setiap sisi kayu. Mulai dari agama Islam yang dilambangkan dengan musala. Hindu dengan pura, Buddha dengan vihara, dan Konghucu dengan kelenteng.
Kalpataru pertama kali ditemukan di kompleks makam Sunan Bonang. Kayu jati bercabang empat ini menjadi penyanggah Pendapa Rante bagian timur. Saat ini, kalpataru disimpan di Museum Kambang Putih, Kabupaten Tuban.
Pada tahun 2014 silam, dilakukan uji karbon 14 terhadap kalpataru di Beta Analytic Radical Foundation Laboratory yang berada di Miami-Florida, USA.Hasil uji karbon yang dilakukan lembaga terpercaya di dunia itu menunjukkan kalpataru dibuat antara tahun 1445 – 1525. Tahun ini menunjukkan masa hidup Sunan Bonang.
Mengutip situs resmi IAIN Tuban, Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525 Masehi.
Teladan Sunan Bonang
Kalpataru juga dikenal dengan sebutan pohon harapan yang menggambarkan kehidupan.
Kayu jati dengan empat cabang yang menggambarkan rumah ibadah agama-agama berbeda ini menunjukkan sikap Sunan Bonang.
Ia adalah ulama besar yang mau menerima keberadaan agama lain di sekitarnya.
Melalui Kalpataru, Sunan Bonang menyampaikan pentingnya menjaga harmoni sosial, bersikap toleran, serta saling menghormati meskipun ada perbedaan latar belakang kepercayaan dan budaya berbeda.
Pahatan rumah ibadah empat agama tersebut memperlihatkan bahwa Sunan Bonang melalukan proses internalisasi nilai-nilai religi dengan mengindahkan kontekstualitas masyarakat.
Salah satu Walisongo penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini menjadi bukti bahwa moderasi beragama di Kabupaten Tuban sudah ada sejak jauh-jauh hari.
Warisan Lain
Selain Kalpataru, Sunan Bonang meninggalkan alat musik bonang di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
- Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
- Potret Dapur dengan Pemandangan Terindah dan Langka, Bikin Banyak Umat Muslim Iri
- Potret Masjid Agung Bangkalan, Masjid Pertama yang Didirikan Sultan Keraton untuk Masyarakat
- Potret Empat Raja Keturunan Mataram Islam dalam Satu Frame yang Jarang Terjadi, 'Ayem Lihat Para Pimpinan Catur Sagotro'
Saat pemugaran gerbang kedua di kompleks makam Sunan Bonang, pernah ditemukan patung kepala arcakala. Bukti tersebut menunjukkan bahwa Sunan Bonang seorang ulama yang pluralis. Sosok yang mau menerima keberadan keyakinan lain yang ada di sekitarnya.
Sebagian ulama menyebut Sunan Bonang sebagai gurunya para guru. Alasannya, Sunan Bonang merupakan salah satu ulama terkenal, seorang sufi, ilmuwan dan satu-satunya Wali Songo yang meninggalkan karya tulis dan ajaran tertulis.