Potret Kawasan Eksklusif Kaum Eropa di Surabaya, Begini Nasib Pribumi dan Etnis Lain
Pada masa itu, permukiman penduduk dibagi berdasarkan identitas etnis.
Pada masa itu, permukiman penduduk dibagi berdasarkan identitas etnis.
Potret Kawasan Eksklusif Kaum Eropa di Surabaya, Begini Nasib Pribumi dan Etnis Lain
Kota Bawah dan Kota Atas
Bangsa Eropa memberi sebutan sebutan ‘beneden stad’ (kota bawah) untuk sentra bisnis dan ‘boven stad’ (kota atas) untuk rumah tinggal kaum Eropa. Kota bawah di Surabaya saat itu yakni daerah sekitar jembatan merah.
Sedangkan yang disebut kota atas merupakan daerah hunian kaum Eropa seperti kawasan Gubeng, Darmo dan
Ketabang.
-
Apa saja tempat wisata populer di Surabaya yang bisa dikunjungi untuk merasakan sejarah kota? Tempat wisata di Surabaya yang menyajikan bangunan yang ikonik dan bersejarah adalah kawasan kota tua. Wisata kota tua ini menjadi saksi sejarah perjuangan muda-mudi dalam merebut kemerdekaan.Meskipun bangunan di Kota Tua sudah kuno dan berumur, bangunan ini masih memancarkan kemegahannya yang karismatik.
-
Apa yang menjadikan Kampung Semanggi terkenal di Surabaya? Sebuah kawasan di Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Jawa Timur, terkenal dengan sebutan Kampung Semanggi.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Apa yang istimewa dari Gedung De Javasche Bank di Kota Tua Surabaya? Gedung ini menyimpan banyak sejarah perbankan di Indonesia.
-
Apa saja jenis wisata yang bisa ditemukan di Surabaya? Di kota ini, kita bisa menjelajahi berbagai macam destinasi menarik yang pastinya akan memberikan pengalaman seru.
-
Apa saja objek wisata baru di Surabaya yang paling menarik untuk dikunjungi? Berikut ini adalah kumpulan wisata di Surabaya terbaru yang menarik untuk Anda ketahui sebelum berkunjung ke sana.
Mengutip Instagram @lovesuroboyo, saat itu, kawasan sekitar Jembatan Merah Surabaya yang merupakan Kota Bawah yang menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan kegiatan ekonomi.
Perkembangan
Setelah adanya Undang-Undang Wijkenstelsel tahun 1843, permukiman penduduk Surabaya dibagi berdasarkan etnis. Kaum Eropa mendiami kawasan barat Kalimas. Sedangkan pribumi, etnis Tionghoa, Arab, dan Melayu bermukim di sisi timur Kalimas. Pada April 1871, pemerintah menghancurkan benteng pemisah bekas wilayah Kota Atas dan Kota Bawah. Ketiadaan benteng pemisah membuat perkembangan pusat kota bergeser ke sisi selatan Surabaya. Kota Bawah yang jadi wilayah permukiman pribumi dan etnis lain tak lagi menjadi pusat kota.
Kawasan Tunjungan, Kayoon, Diponegoro, Arjuno, dan Darmo yang merupakan kawasan elite Eropa berkembang sebagai pusat kota Surabaya. Dulunya, kawasan itu disebut sebagai Kota Atas.
Kota Penting
Pada masa kolonial Hindia Belanda, Surabaya adalah kota penting karena merupakan pelabuhan ekspor-impor di Nusantara. Berbagai fasilitas penunjang dibangun pihak kolonial. Termasuk jaringan jalan kereta api sebagai pendukung
transportasi hasil perkebunan dari daerah pedalaman pada abad ke-19 dan selesai pada awal abad ke-20. Jaringan jalan kereta api tersebut juga mengikuti jalan sepanjang Kalimas menuju ke pelabuhan Tanjung Perak.
Sampai zaman kolonial
(abad 18 sampai pertengahan abad ke 20), bentuk dan struktur utama Kota Surabaya masih
mengikuti aliran Kalimas yang membelah kota. Bentuk dan struktur Kota Surabaya mulai mengalami perkembangan pesat setelah adanya kebijakan
ekonomi pemerintah kolonial yang disebut Tanam Paksa (Cultuurstelsel pada tahun 1830-1870). Disusul dengan Undang-Undang Agraria (Agrarischewet tahun 1870). Kebijakan politik ekonomi kolonial mengeksploitasi daerah pedalaman Jawa ini
memicu munculnya kota–kota sentra produksi,
distribusi serta perdagangan hasil perkebunan di Jawa,
termasuk di Jawa Timur.
- Tidak Terawat, Begini Potret Makam Para Pejuang Indonesia di Sumedang Terbengkalai
- Potret Kalimas Surabaya, Pintu Gerbang Menuju Ibu Kota Kerajaan Majapahit
- Berdiri Kokoh Bak Perumahan, Begini Potret Kompleks Kuburan Elite di Palopo
- Potret Makam Keramat di Samping Mal Besar Surabaya, Sosoknya Ternyata Bukan Orang Sembarangan
terakhir di Jawa Timur.