Potret Perjalanan Jemaah Calon Haji Era Kolonial Belanda, Naik Kapal Sebulan Lebih, Diberi Makan Lauk Ikan Asin Cabai Bawang
Anak-anak di bawah usia tertentu tidak perlu membayar biaya perjalanan haji
Anak-anak di bawah usia tertentu tidak perlu membayar biaya perjalanan haji
Potret Perjalanan Jemaah Calon Haji Era Kolonial Belanda, Naik Kapal Sebulan Lebih, Diberi Makan Lauk Ikan Asin Cabai Bawang
Seiring berjalannya waktu, pergi berhaji semakin mudah. Kini, jemaah calon haji hanya membutuhkan waktu terbang puluhan jam dari Indonesia untuk sampai di Tanah Suci. Hal ini berbeda dengan berhaji pada era kolonial Belanda dulu.
- Potret Pom Bensin di Indonesia pada Masa Kolonial, Ada di Purwodadi hingga Lampung
- Potret Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Palembang, Berpakaian Nyentrik ala Orang Arab
- Potret Gedung Pusat Karantina Haji Pertama di Indonesia, Dulu Terkenal Mewah Kini Terbengkalai
- Potret Penampakan Pria-pria Jawa Zaman Dulu yang Berambut Gondrong, Tertulis dalam Catatan Penjelajah Negeri Cina
Naik Kapal
Mengutip Instagram @tuban_bercerita, perjalanan jemaah calon haji dari Indonesia ke Tanah Suci membutuhkan waktu hingga satu bulan lebih. Saat itu, belum ada pesawat terbang. Satu-satunya transportasi jemaah calon haji ialah kapal laut.
Dulu, pemerintah Kolonial Hindia-Belanda bekerja sama dengan tiga perusahaan transportasi kapal untuk membawa jemaah calon haji ke Arabiyah, yaitu: Rotterdamsche Lloyd, Stoomvaartmaatschappij Nederland, dan Stoomvaartmaatschappij Oceaan. Ketiga perusahaan transportasi ini juga dikenal dengan sebutan Kongsi Tiga.
Biaya
Sebuah surat kabar yang terbit tahun 1888 memuat iklan perusahaan Stoomvaartmaatschappij Nederland tentang layanan transportasi calon haji dari Indonesia ke Tanah Suci.
Perusahaan ini menyediakan dua macam tiket kapal. Jemaah tua dikenakan tarif f 95.00, sedangkan untuk anak-anak dikenai tarif f 47.50.
Sementara, balita yang usianya di bawah dua tahun tidak dikenakan tarif, alias gratis.
Fasilitas
Selama perjalanan, jemaah calon haji para mendapat makan, air minum, dan kopi sehari dua kali. Adapun lauknya ialah ikan asin yang diberi cabai dan bawang. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, apakah ikan asin dimasak jadi satu bersama cabai dan bawang, atau cabai dan bawang itu diolah dalam bentuk sambal.
Kapal milik perusahaan Stoomvaartmaatschappij Nederland ini juga memiliki fasilitas WC di dalamnya. Sehingga para jemaah calon haji bisa buang ari besar dengan nyaman di ruang tertutup dan privat.
Kapal ini berangkat pertama kali dari pelabuhan Cilacap pada tanggal 4 April, dan sampai di Jeddah (Arabiyah) pada tanggal 18 Mei. Pada iklan di koran lawas itu, tidak disebutkan secara spesifik tahun pemberangkatan kapal tersebut.