Sempat Bangkrut hingga Tak Mampu Beli Nasi Goreng, Pria Ini Sekarang Kaya Raya dan Punya 52 Properti
Pria ini memutuskan meninggalkan pekerjaan yang gajinya 11 kali UMR untuk mencoba berbisnis
Pipo Hargiyanto, seorang investor properti asal Yogyakarta memilih tinggal di Jakarta sejak muda karena berbagai alasan. Bagi dia, Jakarta ialah sumber kehidupan. Sebelum merantau ke Jakarta, Pipo menempuh pendidikan tinggi jurusan Teknik Sipil dan Psikologi di Yogyakarta.
“Lulus kuliah tahun 1997, saya kerja di Jakarta di perusahaan besar. Di situ saya bisa belajar banyak. Tahun 2001 penghasilan saya 11 kali UMR (Upah Minimum Regional), wah enak banget to umur 27 belum married,” ujar Pipo, dikutip dari YouTube Liputan6.
- Pria Ini Buktikan Hidup di Perkotaan Bisa Bisnis Peternakan hingga Omzet Rp5 Miliar
- Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
- Borong Dagangan Penjual yang Sepi Pembeli, Aksi Pria Ini Tuai Pujian
- Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan
Meski penghasilannya besar, Pipo akhirnya memutuskan keluar dari perusahaan multinasional tersebut karena ingin merintis karier sebagai pebisnis.
Jatuh Bangun
Keputusan mengundurkan diri dari perusahaan yang mampu menggajinya tinggi dilatarbelakangi buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki.
“Waktu itu saya mikir harus jadi orang kaya. Kalau mau jadi orang kaya harus buka toko, bukan jadi karyawan. Pemikiran saya dulu gitu,” kata Pipo.
Pipo kemudian mencoba bisnis macam-macam, mulai mencoba membuat alat pengering padi hingga alat pengering popok. Dia juga pernah jualan sikat gigi elektrik dan gagal total.
“Yang terakhir alat pengering popok jadi tapi enggak laku. Kalau saya ngomong sekarang, bisnis itu jangan mikir punya produk terus mau jualan, itu enggak gampang. Lebih gampang punya market (pasar, pembeli) baru cari produk,” lanjut Pipo.
Pada tahun 2006, satu-satunya bisnis Pipo yang tersisa bangkrut. Ia bahkan harus membayar gaji karyawannya dengan cara mencicil.
“Saya ingat bahkan mau beli nasi goreng pinggir jalan Rp1.500 saja enggak punya uang. Di dompet hanya ada uang Rp1.000,” kenangnya.
Kaya Raya
Saat ini, Pipo sudah bisa menceritakan kegagalan masa lalunya dengan penuh rasa bangga. Kebanggaan itu muncul karena ia mampu melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya.
“Dari 2008 delapan bangkrut, sekarang saya sudah punya 52 properti. Pendapatannya juga oke,” ungkapnya, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Salah satu kunci kesuksesan Pipo dalam berbisnis ialah menjalin kerja sama dengan pihak lain. Selama ini, ia fokus dalam investasi properti, sementara orang lain lah yang menjalankan bisnis dengan memanfaatkan properti milik Pipo.
“Modal uang Rp1 miliar itu murah kalau bukan kita yang keluar duit. Selain bank, ada investor. Misalnya kita cari empat lima orang untuk kerja sama supaya risikonya bisa sesuai profil risiko kita,” imbuh Pipo.