Sempat Berganti Tanggal, Ini Sejarah Penetapan 12 Oktober Jadi HUT Jawa Timur
Penetapan tanggal 12 Oktober sebagai HUT Provinsi Jawa Timur ternyata memiliki latar belakang cerita yang unik. Sebelumnya, hari ulang tahun provinsi paling timur di Pulau Jawa ini bukan tanggal 12 Oktober.
Hari ini, 12 Oktober 2020 menjadi hari spesial bagi Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, provinsi yang terdiri dari 38 kabupaten/kota ini merayakan hari jadinya yang ke-75.
Penetapan tanggal 12 Oktober sebagai HUT Provinsi Jawa Timur ternyata memiliki latar belakang cerita yang unik. Sebelumnya, hari ulang tahun provinsi paling timur di Pulau Jawa ini bukan tanggal 12 Oktober. Berikut cerita lengkapnya, seperti dilansir liputan6.com (12/10).
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Sejarah Penetapan 12 Oktober sebagai HUT Jatim
©2020 Merdeka.com/Instagram @khofifah.ip
Penetapan tanggal 12 Oktober sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Timur diresmikan setelah pihak eksekutif membentuk tim pengkaji. Awalnya, tim itu sepakat memilih tanggal 19 Agustus 1945 sebagai hari jadi Pemprov Jatim, seperti dilansir Antara.
Tim yang diketuai Nunuk Supri Rahayu melakukan penelusuran selama tiga tahun, hingga 7 Mei 2007. Hasilnya, tim sepakat hari jadi Pemprov Jatim yakni 19 Agustus 1945.
Tanggal 19 Agustus sendiri merupakan waktu terbentuknya Provinsi Jawa Timur bersama tujuh provinsi lain antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Dua hari setelah kemerdekaan RI diproklamirkan.
Pada tanggal sama juga keluar maklumat pengangkatan orang Indonesia pertama, RMTA Soerjo sebagai Gubernur Jawa Timur.
Studi Banding ke Belanda
©2020 Merdeka.com/Picasa
Pihak eksekutif kemudian mengajukan tanggal tersebut kepada DPRD Jawa Timur untuk dibahas lebih lanjut. Dewan lantas menugaskan Komisi A (pemerintahan) mengkajinya. Selama pengkajian, para wakil rakyat sempat melakukan studi banding ke Belanda.
Dari hasil kajian itu, Komisi A memberi lima alternatif HUT Pemprov Jatim, yakni 1 Juli 1928 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Sementara empat tanggal lain, terbentuk setelah masa kemerdekaan, masing-masing 22 Agustus 1945, 12 Oktober 1945, 25 Oktober 1945, dan 15 Agustus 1950.
Dari lima itu, sidang paripurna DPRD Jatim 7 Agustus 2007 menyepakati 12 Oktober 1945 sebagai hari jadi, bukannya 19 Agustus 1945 yang diusulkan eksekutif. Dewan memiliki tiga alasan atas pemilihan tanggal tersebut, yakni momentum pengangkatan dan/atau pelantikan Soerjo sebagai orang Indonesia pertama menjadi Gubernur Jatim. Gubernur Soerjo sendiri memulai tugasnya dengan berkantor di Surabaya pada 12 Oktober.
Selanjutnya, bulan Oktober dinilai memiliki nilai filosofis dan semangat nasionalisme sangat tinggi. Pasalnya pada 25 Oktober 1945, Soerjo berani menolak permintaan Sekutu (dalam hal ini Jenderal Mallaby), untuk menyerahkan diri dan datang ke kapal perang mereka.
Ditambah lagi, tahun 1945 dinilai sebagai titik tolak bangkitnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia setelah meraih kemerdekaan.
Pertimbangan Lain
©2020 Merdeka.com/id.wikipedia.org
Catatan lainnya, setelah Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai menata kehidupan kenegaraan. Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 tanggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI dibentuklah Provinsi dan Penentuan para gubernurnya.
Untuk pertama kalinya, R.M.T Soerjo yang kala itu menjabat Residen Bojonegoro ditunjuk sebagai Gubernur Jawa Timur. Soerjo dilantik pada 5 September 1945. Namun sampai 11 Oktober 1945, ia harus menyelesaikan tugas-tugasnya di Bojonegoro. Barulah tanggal 12 Oktober 1945 ia boyong ke Surabaya, Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
Atas pertimbangan perjalanan sejarah inilah maka diterbitkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007 tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang menetapkan 12 Oktober sebagai hari jadi Jawa Timur. Tanggal itu diperingati secara resmi setiap tahun, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Timur.