Sisi Lain Soeharsikin Istri HOS Tjokroaminoto, Pawang Ular Andal hingga Jago Bermain Piano
Ia adalah sosok penting di balik kehidupan sang guru bangsa
Ia adalah sosok penting di balik kehidupan sang guru bangsa
Sisi Lain Soeharsikin Istri HOS Tjokroaminoto, Mahir Memainkan Piano hingga Pawang Ular Andal
Seperti kata pepatah, di balik kesuksesan suami ada istri yang hebat. Hal ini juga tergambar dari kehidupan HOS Tjokroaminoto dan Soeharsikin. Tanpa keberadaan Soeharsikin, HOS Tjokroaminoto mungkin tak bakal kita kenal sebagai guru bangsa.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Bagaimana Gatotkaca dari Sukoharjo melawan hoaks? Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan.
-
Kenapa Khirani Trihatmojo jadi sorotan? Bareng Cowok Ganteng Belakangan, Khirani Trihatmodjo menjadi sorotan karena momen bersama seorang laki-laki.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
-
Kapan Soeharto hampir diracun? Di Blitar Selatan, TNI juga menggelar Operasi Trisula. Saat Itulah, Soeharto Mengaku Sempat Mau Dibunuh Dengan Racun Tikus
Anak Bangsawan
Soeharsikin lahir pada tahun 1885 dari keluarga Patih Ponorogo. Sejak kecil, ia dikenal patuh kepada kedua orang tuanya. Kepatuhan itu jugalah yang membuat dirinya menerima pinangan HOS Tjokroaminoto, pria pilihan orang tuanya.
Setelah menikah, putri bangsawan dan suaminya sepakat untuk hidup sederhana. Keputusan ini sempat ditentang sang ayah. Patih Ponorogo itu keberatan karena putrinya hidup penuh perjuangan dalam rumah tangganya dengan HOS Tjokroaminoto.
"Ayahanda! Dahulu anakanda dikawinkan oleh ayah-bunda, sedangkan anakanda pada waktu itu tidak kenal dengan mas Tjokro. Anakanda taati! Kini anakanda pun tetap taat, kalaupun ayahbunda ceraikan anakanda dari Mas Tjokro, baiklah tetapi seumur hidup anakanda tidak akan kawin lagi. Oleh karena dunia akhirat, suami anakanda hanyalah Mas Tjokro itu semata," tegasnya, dikutip dari situs journal.rumahpeneleh.or.id.
Perjuangan
Keberadaan indekos fenomenal di Jalan Peneleh merupakan ide Soeharsikin. Saat itu, ia bertekad meringankan beban ekonomi keluarga, karena HOS Tjokroaminoto juga sibuk berpolitik.
Sisi Lain
Mengutip buku Menelusuri Jejak Ayahku karya Harsono, Soeharsikin mahir berpiano. Berbeda dengan suaminya yang menyukai kesenian tradisional, Soeharsikin justru tak begitu suka dengan menari dan dan gamelan. Adapun keunikan lain yang dimiliki Soeharsikin yakni pandai beternak ular serta pawang ular yang andal.
Sosoknya di Mata Soekarno
Presiden Soekarno yang pernah indekos di rumah HOS Tjokroaminoto memiliki kesan mendalam terhadap sosok Soeharsikin.
Bagi Soekarno, sosok yang ia palnggil Bu Tjokro memberi ingatan tak terlupakan dan kesan mendalam. Kesan mendalam itu berkenaan dengan budi pekerti halus, baik hati, suka memaafkan, dekat pada Islam.
Hal ini tampak dari rutinitas mengaji, salat lima waktu tanpa jeda, hingga rutin salat tahajud.
Akhir Hayat
Soeharsikin meninggal saat usianya masih muda, yakni 35 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir pada 22 Februari 1921 akibat tertular penyakit tifus dari anak kelimanya, Siti Islamiyah.
- Sisi Lain Taufik Nur Cahyanto Komandan Upacara Penurunan Bendera di IKN, Ternyata Jago Main Gitar dan Menyanyi
- Berseragam Persit, Intip Aksi Lincah Istri TNI Main Organ Piano Bikin Salut
- Kisah Guru dan Murid Kini jadi Suami Istri, Wajah Pak Guru Justru jadi Sorotan
- Kisah Hidup Basiyo, Maestro Lawak Dagelan Mataram dari Yogyakarta
Kepergian Soeharsikin untuk selama-lamanya menjadi duka mendalam bagi HOS Tjokroaminoto dan kelima anaknya. HOS Tjokroaminoto sendiri sangat patah hati dan terpukul.